Majalah Sunday

Mengapa People Pleaser Bisa Menjadi Penghalang Kebahagiaan?

Penulis: Salma Aulia Najmah – Universitas Pendidikan Indonesia

Kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah “People Pleaser”. Apa sih people pleaser itu? Dikutip dari webmd.com, people pleaser adalah seseorang yang dianggap ramah dan suka membantu oleh semua orang. Biasanya, people pleaser sulit untuk menolak permintaan orang lain, meskipun memberatkan dirinya sendiri. Nah, perilaku yang menyenangkan orang lain tanpa mementingkan dirinya sendiri atau mengorbankan diri sendiri bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental, lho! Apakah kamu termasuk people pleaser? Yuk, kita simak ciri-ciri people pleaser.

Kenali ciri-ciri people pleaser

Kenali ciri-ciri people pleaser

Ciri-ciri People Pleaser

Dilansir dari halodoc, ciri-ciri peole pleaser bisa muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:

  1. Sulit untuk mengatakan tidak saat diminta bantuan oleh orang lain.
  2. Mengambil pekerjaan tambahan meski tidak punya cukup waktu untuk menyelesaikan tugas pribadi.
  3. Terlalu sering berkomitmen pada rencana, tanggung jawab, atau proyek.
  4. Enggan membela kepentingan pribadi, misalnya dengan berpura-pura baik-baik saja meskipun sebenarnya tidak.
  5. Menghindari konflik atau perbedaan pendapat, dan cenderung menyembunyikan opini jujurnya.
  6. Cenderung setuju dengan pendapat semua orang.
  7. Meminta maaf bahkan jika itu bukan kesalahannya.
  8. Mengikuti kegiatan tidak disukai agar terhindar dari konflik.
  9. Mengubah diri atau kepribadian agar disukai oleh orang lain.

People pleaser juga merasakan berbagai perasaan, antara lain:

  1. Kecemasan saat harus membela diri.
  2. Tekanan untuk selalu bersikap ramah, baik, atau ceria.
  3. Stres akibat komitmen yang sudah diambil.
  4. Frustrasi karena tidak pernah memiliki waktu untuk diri sendiri.
  5. Merasa bahwa kebutuhan atau keinginan mereka kurang penting dibandingkan orang lain.
  6. Merasa dimanfaatkan oleh orang lain karena kebaikannya.

Penyebab Menjadi People Pleaser

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi people pleaser, antara lain:

  1. Memiliki harga diri yang rendah. Seseorang dengan harga yang rendah mungkin merasa bahwa menyenangkan orang lain adalah satu-satunya cara agar dihargai.
  2. Masalah Kecemasan. Seseorang yang termasuk people pleaser menganggap hal ini sebagai cara untuk menghadapi kecemasan sosial atau ketakutan akan penolakan.
  3. Pengaruh lingkungsn: Harapan dari masyarakat atau keluarga dapat membuat seseorang merasa tertekan untuk selalu mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kepentingan pribadi.
  4. Takut menghadapi konflik. Rasa takut yang kuat dalam menghadapi konflik atau permasalahan dapat membuat seseorang setuju dengan pendapat orang lain, meskipun harus mengorbankan pendapat dan keinginannya sendiri.

Dampak Menjadi People Pleaser

Dilansir dari Siloam Hospital, ada beberapa dampak buruk menjadi people pleaser, antara lain: 

  1. Stres dan Gangguan Kecemasan. Orang yang people pleaser sering kali merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain. Hal ini membuat mereka cemas dan khawatir jika tidak dapat memenuhi keinginan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya, mereka dapat mengalami stres yang berlebihan dan bahkan gangguan kecemasan.
  2. Kehilangan Jati Diri. Banyak orang dengan sifat people pleaser cenderung menyembunyikan pendapat, kebutuhan, dan preferensi mereka demi menyenangkan orang lain. Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan mental dan membuat mereka merasa kehilangan jati diri. Selain itu, waktu yang mereka habiskan untuk memenuhi keinginan dan ekspektasi orang lain sering kali mengurangi kesempatan untuk mengenali diri sendiri dan mengurus kehidupan pribadi. 
  3. Gangguan Emosi. Orang yang terus-menerus berusaha menyenangkan orang lain, mereka cenderung menahan emosi dan kemarahan, terutama jika merasa dimanfaatkan. Jika dibiarkan, perilaku pasif-agresif ini dapat mengarah pada berbagai masalah emosional, termasuk depresi dan gangguan bipolar.

Cara Berhenti Menjadi People Pleaser

Psikolog UGM, Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi., Psikolog., memberi tips untuk berhenti menjadi people pleaser, antara lain: 

  1. Berpikir untuk bisa menjaga diri sendiri. Mengutamakan diri sendiri bukan berarti egois. Namun, kepentingan atau kebahagian orang lain bukan menjadi tanggung jawab utama. 
  2. Memahami bahwa seseorang tidak bisa membuat semua orang senang atau menyukainya. Hal ini penting supaya tidak memaksakan diri sendiri secara terus menerus agar disukai oleh orang lain. 
  3. Membuat batasan diri menolong orang lain, sehingga bisa mengenali kemampuan diri sendiri untuk membantu orang lain. 
  4. Memahami bahwa berkonflik tidak selalu berdampak negatif. Menyampaikan pendapat yang berbeda dengan cara komunikasi yang sehat dapat memperkuat hubungan.
  5. Cobalah untuk tidak langsung mengabulkan permintaan orang lain secara spontan. Misalnya, ketika seseorang meminta bantuan untuk menyelesaikan pekerjaannya atau permintaan tolong lainnya, luangkan waktu untuk mempertimbangkan seberapa penting permintaan tersebut dan apakah kita mampu untuk membantu.
  6. Belajarlah untuk mengatakan tidak. Menolak sesuatu yang tidak sejalan dengan perasaan atau keinginan kita tidak berarti kita menjadi orang yang buruk atau merugikan orang lain.

Menjadi people pleaser mungkin tampak seperti sifat yang baik, tapi jika dibiarkan, perilaku ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan mental dan kesejahteraan pribadi. Mulai dengan menetapkan batasan, belajar untuk berkata tidak, dan memahami bahwa tidak semua orang bisa disenangkan. Ingatlah, menjaga diri sendiri bukanlah tindakan egois; itu adalah langkah penting untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat dan saling menghormati. Ayo, ambil langkah pertama menuju kehidupan yang lebih baik! 

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 50
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?