Mentawai adalah salah satu Kabupaten yang memiliki destinasi wisata dan Budaya yang sangat khas dan unik. Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari empat pulau utama yaitu pulau Sipora, Siberut, Pagai utara dan Pagai Selatan. Mentawai sangatlah kaya dengan alamnya, maka dari itu masyarakat Mentawai memiliki ciri khas makanan yang berbeda dengan lainnya. Masyarakat Mentawai tidak lepas dengan hutan yang merupakan bahan dasar utama makanan mereka ambil dari hutan. Nah, kita akan mengenal dan membahas kuliner khas Mentawai yang unik dan memiliki rasa yang lezat.
Subbet
Subbet adalah makanan tradisional masyarakat mentawai yang berbahan dasar keladi yang dibaluri dengan kelapa, agar tambah nikmat dan enak. Keladi bahasa mentawainya adalah gettek. Makanan khas Mentawai satu ini, bisa diolah dari berbagai jenis makanan lainnya seperti bisa dicampur dengan pisang dan dibaluri dengan parutan kelapa sehingga membentuk rasa manis yang alami dan lezat. Keunikan dari subbet adalah pada cara pengolahannya yang sangat sederhana dan tidak memerlukan bumbu tambahan. Keladi yang menjadi bahan utama makanan ini banyak ditemui di kawasan mentawai. Bagi teman-teman sunner … yang ingin mengunjungi Kepulauan Mentawai patut mencoba kuliner ini.
Toek
Toek adalah salah satu makanan khas orang mentawai yang berasal dari kayu atau batang pohon. Makanan Toek sejenis ulat kayu mirip cacing putih merupakan kuliner tradisional hanya dapat dinikmati di wilayah kepulauan Mentawai khususnya di Sipora. Toek hasil dari rendaman kayu di sungai yang dialiri pasang surut. Toek sendiri akan berisi selama paling cepat tiga bulan sejak direndam di sungai. Cara memakan toek ialah dengan membelah kayunya, Lalu toek diambil dan dicelupkan ke dalam perasan air jeruk yang sudah diberi bumbu beserta campuran bawang dan cabai.
Siobuk/Sagaik Siobuk
Siobuk terbuat dari gumpalan sagu yang sudah di saring menggunakan subba (penyaring) hingga menjadi lembut. Sagu tersebut lalu dimasukkan ke dalam batang bambu yang berukuran kecil dan dibakar di atas api selama 10 menit. Siobuk yang sudah matang harus segera dimakan panas-panas bersama dengan lauk berkuah seperti gulai ikan atau sup ikan. Karena siobuk yang dingin akan menjadi keras dan mengurangi kelezatannya.
Batra
Batra yang dijumpai di Mentawai tepatnya di pulau Siberut dan Sipora ini mirip degan yang ada di papua. Ulat yang mengandung protein tinggi ini dapat dimakan langsung menggunakan bumbu dan juga pengolahannya beragam seperti ditumis dan dibakar dengan campuran bumbu-bumbu seperti bawang, cabai dan bahan penyedap rasa lainnya. Dikalangan masyarakat Mentawai, batra merupakan salah satu makanan utama yang dikonsumsi hampir setiap hari. Cara mengembangkan Batra adalah dengan membelah sisi ujung yang paling muda batang pohon sagu dan membiarkan membusuk supaya bisa mendapatkan batra. Meski terlihat menggelikan, sebenarnya batra merupakan kuliner khas Mentawai yang sangat lezat.
Kapurut/Sagaik Kapurut
Makanan yang satu ini, sangat terkenal di Mentawai. Sagaik kapurut merupakan salah satu makanan tradisional khas Mentawai dengan olahan berbahan dasar sagu. Kapurut artinya bungkus. Sagu yang digunakan juga sagu yang sudah menjadi tepung yang mengeras dan berwarna coklat. Proses pembuatannya sangat sederhana, tepung sagu yang sudah terlebih dahulu disaring agar tidak menggumpal. Setelah itu tepung sagu dibungkus dengan daun sagu, lalu dibakar di atas bara api kemudian tunggu selama seperempat jam dibolak balik agar tidak gosong. Sagaik kapurut juga merupakan pengganti olahan makanan pokok masyarakat Mentawai karena bahannya tidak susah dicari. Sagaik kapurut juga sering ditemukan dalam perayaan-perayaan adat dan keagamaan.
Dari beberapa kulinner di atas sudah dijelaskan jenis-jenis makanannya. Makanan khas masyarakat mentawai sudah populer karena rasa yang enak dan gurih. Bahan makanannya juga dari bahan yang alami dan sederhana. Makanan ini juga hanya bisa ditemukan di Mentawai, apabila teman-teman sunner berencana berkunjung ke mentawai jangan lewatkan untuk mencicipi makanan-makanan khas mentawai.
Oleh:Maria Meilani TS – Universitas Kristen Indonesia