Mahasiswa Jurusan Sastra Jepang Sudah Pasti Wibu?
Penulis: Fauzi Ibrahim – Universitas Al-Azhar Indonesia
Halo Sunners! Adakah dari kamu yang tertarik dengan jurusan Sastra Jepang? Apa sih yang dipelajari dan bagaimana peluang karir ke depannya? Dan, apakah mahasiswa yang masuk jurusan ini sudah pasti wibu? Pingin tau jawabannya? Let’s check it out!
Majalah Sunday berkesempatan untuk mewawancarai mahasiswa Sastra Jepang dari Universitas Al-Azhar Indonesia Muhammad Rizky. Dia adalah mahasiswa angkatan 2019 yang saat ini baru saja lulus dari masa studinya dan akan diwisuda di bulan Februari 2025 nanti. Berikut wawancara Majalah Sunday bersama Rizky.
MS: Kenapa lo masuk jurusan ini-Sastra Jepang?
Rizky: Gue dari dulu suka yang berbau Jepang gitu, semisal dari anime, musik dan lain-lain lah. Kecintaan gue dengan yang berbau Jepang itu dimulai dari serial Kamen Rider. dari situ gue suka lah, sampe gue suka ngomong Bahasa Jepang gitu, impersonate karakternya. Hahaha.
Terus, karena nyokap tau gue suka yang berbau Jepang, ya, dimasukin lah gue ke jurusan Sastra Jepang. Pilihan gue masuk Sastra Jepang Al-Azhar karena gue dapet rekomendasi dari nyokap dan ditawarin juga untuk kuliah di sana. Jadi, ya gue ambil aja.
MS: Sastra Jepang belajar apa sih?
Rizky: Sastra Jepang itu belajar pastinya tulisannya. Semisal tata bahasanya. Di Jepang sendiri juga kan ada beberapa tingkatan aksara ya, mulai dari Hiragana, Katakana dan Kanji. Selain itu kita juga belajar writing, listening dan speaking selayaknya orang yang belajar bahasa baru. Dan gak cuma belajar perihal bahasa, di sini kita juga belajar perihal sastra, linguistik serta budayanya.
MS: Susah gak sih belajar Sastra Jepang?
Rizky: Awal-awal sih mudah ya, cuma lama-kelamaan tuh kaya makin sulit gitu. Hahaha. Tapi, ya gue coba survive.
MS: Di angkatan lo sendiri, temen-temen lo ketika masuk apa mulai dari nol belajar Bahasa Jepang atau gimana?
RIzky: Campur sih. Ada yang dari nol ada juga yang udah jago. Bahkan udah punya sertifikat. Setau gue bisa akselerasi juga sih kalo memang dia sudah punya kemampuan yang lebih.
MS: Dari kampus sendiri ada program belajar ke Jepang gak? Semisal satu semester atau summer program?
Rizky: Ada, programnya itu full dibiayain tapi ada jaminan uang yang harus dibayar. Jaminan itu nantinya buat hanya sebuat warning agar mereka tidak macem-macem selama di Jepang. Nah, nantinya duit itu bakal dikembalikan ketika mereka memang tidak membuat onar ketika di sana.
(Rizky mahasiswa Sastra Jepang Universitas Al-Azhar Indonesia ketika ditemui Majalah Sunday, Jum’at, 20 Desember 2023)
MS: Dapet dosen native gak selama di kampus?
Rizky: Ada, itu gue dapet di semester lima.
MS: Lo magang di mana?
Rizky: Gue ikut MBKM mengajar sih waktu itu. Gue ngajar Bahasa Jepang di sekolah SD Al-Fityan Serpong sama di SDIT Ar-Rahman.
MS: Peluang kerja lulusan Sastra Jepang nantinya bisa kerja sebagai apa?
Rizky: Banyak sih, bisa jadi translator, guru, bekerja di perusahaan jepang atau bahkan diplomat. Semua itu tergantung skill masing-masing sih. Kalo sekarang kan gak harus melulu sesuai dengan gelar atau titel yang kita miliki. Kadang mereka kerja sesuai dengan hobi mereka yang sudah lama mereka tekuni atau bisa switch career dengan learning by doing ketika mendapat kesempatan kerja atau ikut kursus terlebih dahulu.
MS: Mereka yang ambil jurusan ini, apa sudah pasti wibu?
Rizky: Pasti. Dari mata kepala gue sendiri, apa yang udah gue liat itu 95 persen itu pasti wibu. Sisanya, 5 persen, itu enggak. Fun fact juga sih ada temen gue yang bener-bener wibu banget sampe gatau dunia luar. Semua yang dia tau ya hanya yang berbau Jepang. Sama ada temen gue juga yang saking wibunya sampe mendalamin style bahkan kepribadian dari Sasuke. Hahaha.
Dan fun fact lain, ada beberapa orang yang suka akan Korea, entah K-pop atau K-drama, itu malah ambil jurusan ini. Sebenernya ini salah jurusan, mereka nyangkanya Bahasa Korea itu mirip-mirip sama Bahasa Jepang, padahal kan enggak. Jadi, ujung-ujungnya mereka gak lanjut.
MS: Kasih tau dong outfit kayak wibu tuh kayak gimana?
Rizky: Hahaha. Yang jelas sih ya, pasti maskeran. Abis itu pake hoodie, celananya gombrong sama sendal. Hahaha. Gue juga gatau ini terinspirasi dari mana, tapi ya yang jelas sih begitu.
MS: Tips apa buat mereka yang ingin masuk Sastra Jepang?
Rizky: Ya, pikir-pikir lagi. Soalnya banyak yang cuma ikut-ikutan aja atau sekedar suka anime doang. Kasian juga nanti orang tua yang biayain kan? Soalnya itu terjadi. Cek lagi peluang-peluang karir ke depannya, sesuai gak sama yang diinginkan. Dan untuk yang mau masuk Sastra Jepang, gue saranin ambil kursus bahasa aja dulu yang basic. Kursus itu nantinya berguna buat pondasi lu selama belajar di awal nanti, biar gak kaget aja sih tujuannya.
MS: Okey… Terima kasih sudah bersedia berbagi cerita bersama Majalah Sunday
Rizky: Sama-sama, semoga ada insight yang didapat buat mereka yang mau masuk jurusan ini.
Gimana Sunners? Sudah dapat insight baru dari wawancara di atas, kan? Sama seperti jurusan sastra lainnya, mahasiswa jurusan Sastra Jepang tidak hanya belajar perihal bahasanya saja, namun juga budaya, sastra serta linguistiknya.
Untuk kamu yang mau masuk jurusan ini, RIzky menekankan untuk coba dipikirkan matang-matang agar tidak berhenti di tengah jalan nantinya. Ia juga menyarankan untuk belajar Bahasa Jepang terlebih dahulu. Walau hanya sekedar pelajaran dasar, menurutnya, itu akan berguna nantinya sebagai pondasi awal untuk mengarungi awal-awal perkuliahan.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.