Penulis: Aurellia Khansa Sujatmoko Putri – Universitas Udayana
Sunners! Menurut kalian edukasi seksual di Indonesia itu bagaimana? Kalian tau gak sih sex education merupakan hak dasar yang harus diakses oleh setiap individu, terutama bagi remaja. Berdasarkan laporan terkait Comprehensive Sexuality Education (CSE) yang dikeluarkan oleh UNESCO, banyak negara telah mengintegrasikan pendidikan seksual ke dalam kurikulum mereka. Negara-negara seperti Belanda dan Swedia menempati posisi unggul, dalam kurikulum negara-negara tersebut remaja diajarkan tentang hubungan yang sehat, seksualitas, dan kesehatan reproduksi sejak dini. Di Belanda, misalnya, edukasi seksual dimulai sejak anak berusia empat tahun, dengan pendekatan yang disesuaikan dengan perkembangan usianya. Sebaliknya, di beberapa negara lain, termasuk Indonesia, edukasi seksual sering kali masih menjadi topik yang tabu dan minim perhatian, sehingga remaja tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk terkait edukasi seksual dan reproduksi.
Bagaimana Sistem Edukasi Seksual Di Indonesia?
Di Indonesia, sex education belum menjadi prioritas utama dalam sistem pendidikan. Banyak orang tua dan institusi pendidikan masih menganggapnya sebagai topik yang sensitif atau bahkan tidak pantas untuk dibahas di sekolah. Kurangnya pemahaman dan dukungan dari masyarakat menyebabkan pendidikan seksual di Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. Sering kali, materi yang diberikan hanya sebatas aspek biologis dari reproduksi manusia, tanpa menyentuh isu-isu penting seperti hubungan sehat, consent, dan pencegahan kekerasan seksual.
Negara-negara seperti Belanda dan Swedia telah berhasil maju karena mereka menerapkan pendekatan yang terbuka dan holistik dalam pendidikan seksual,yang mencakup aspek emosional, fisik, dan sosial dari seksualitas. Di sisi lain, ketimpangan yang terjadi di Indonesia berdampak signifikan pada tingkat kehamilan remaja, penyebaran penyakit menular seksual, dan rendahnya kesadaran akan kekerasan seksual. Remaja di Indonesia sering kali mendapatkan informasi yang salah dari internet atau teman sebaya, yang justru dapat memperburuk situasi.
Apa Dampak Dari Ketimpangan Edukasi Seksual?
Ketimpangan sex education mampu memberikan dampak yang signifikan bagi remaja berbagai dampak yang diberikan salah satunya adalah tingginya angka kehamilan remaja yang disebabkan oleh kurangnya akses terhadap sex education membuat remaja tidak mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang kontrasepsi dan pencegahan kehamilan. Selain itum kehamilan di usia juga mampu memberikan dampak lainnya seperti masalah kesehatan fisik dan mental, serta berdampak pada pendidikan dan masa depan remaja.
Selain kehamilan remaja, dampak yang ditimbulkan dari ketimpangan edukasi seksual adalah meningkatnya penyebaran penyakit menular seksual sebab tanpa edukasi seksual yang memadai, remaja tidak memiliki akses terhadap pengetahuan tentang cara mencegah penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, gonore, dan kalimidia. Selain itu rendahnya tingkat pengetahuan akan kesehatan reproduksi mengakibatkan banyak remaja yang kurang memahami pentingnya merawat kesehatan repduksi dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti infeksi saluran reproduksi yang tidak terdiagnosis dan berbagai masalah penyakit reproduksi.
Ketimpangan Edukasi Seksual (sumber: canva)
Untuk mengatasi ketimpangan ini, diperlukan langkah konkret dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pendidikan seksual harus dapat diakses oleh semua kalangan, tanpa terkecuali. Edukasi seksual yang komprehensif dapat membantu remaja memahami tubuh mereka, membuat keputusan yang tepat, serta melindungi diri dari risiko-risiko yang ada. Dengan pendidikan yang tepat, generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang lebih sehat, cerdas, dan bertanggung jawab dalam aspek seksual dan hubungan mereka.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.
