Penulis: Daniel Nugroho – Universitas Bunda Mulia
“Hari ini aku sial banget karena dompetku baru saja dicopet sama pencopet pas turun di halte tadi, apalagi sol sepatuku rusak yang membuat aku harus bertelanjang kaki.” pikirku dalam hati
Tiba-tiba saja ada ibu penjual gorengan pingsan di depan mataku, aku dengan sigap menggendong ibu itu untuk mencari pertolongan pertama.
Untung saja di dekat situ ada sebuah gereja lama yang sedang melakukan perayaan natal, aku meminta pertolongan seorang pendeta di sana untuk merawat ibu penjual gorengan yang sedang pingsan ini, dan dengan terpaksa harus pamit sama mereka karena hari sudah mulai malam.
Setelah berjalan beberapa ratus meter dari gereja, aku mulai masuk ke gang yang biasa aku lewati. Setelah beberapa lama berjalan aku menyadari bahwa ada seseorang yang mengikutiku dari belakang.
Orang itu memakai baju badut berwarna merah yang terlihat menyeramkan dan membawa plastik hitam di tangan kirinya, aku mulai panik dan mulai berlari dengan kencang tapi badut itu juga berlari mengejarku.
Aku mulai melewati beberapa gang namun sepertinya aku salah mengambil jalan, malah aku mengambil jalan buntu. Aku tak bisa kemana-mana kalau ingin keluar dari sini aku harus berbalik mengambil jalan satunya.
Namun ketika aku menengok ke belakang badut berpakaian merah itu sudah ada di ujung gang yang menutupi jalan keluarku satu-satunya itu. Dia berlari mendekatiku aku yang panik cuman bisa pasrah dengan menutup kedua mataku.
Tiba-tiba saja ada tangan yang menepuk pundakku dan terdengar suara pria tua yang sangat lembut “Hai nak sepertinya kamu meninggalkan barang ini?” katanya.
Aku membuka mataku dan melihat dengan jelas, ternyata itu bukan seorang badut menyeramkan melainkan seorang bapak paruh baya berpakaian seperti santa clause dan ia mengembalikan kacamataku yang tertinggal saat menolong ibu penjual gorengan tadi.
Aku ingin berterima kasih dengan bapak berpakaian Santa Clause tersebut, namun tiba-tiba bapak itu pun pergi menghilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Aku mencari ke sana ke mari namun tak ada tanda-tanda dia pergi ke mana.
Aku melihat plastik hitam yang tertinggal di sana dan melihat isinya, ternyata di dalam plastik hitam tersebut ada sebuah kotak sepatu serta dompetku yang dicuri pencopet saat turun di halte.
Di dalamnya juga ada surat yang berisikan “Terima kasih telah menolong ibu penjual gorengan tadi dan ini merupakan hadiah dan permintaan maaf membuatmu takut Ho Ho Ho Ho, biarlah damai Natal
menyertai kamu sekeluarga.”
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.