Fauzi Ibrahim – Universitas Al-Azhar Indonesia
Sunners, pernah denger soal jurusan Teknik Lingkungan? Kira-kira, ada yang bisa nebak mereka belajar apa, dan apa saja prospek kerjanya? Kebetulan tim Majalah Sunday berkesempatan mewawancarai salah satu alumnus jurusan tersebut.
Achmad Faisal Al-Anam, fresh graduate jurusan Teknik Lingkungan di Universitas Sahid angkatan 2019. Dirinya berhasil diwisuda pada bulan Mei 2024, dan saat ini sibuk aktif pada komunitas fingerboard-nya. Faisal atau yang biasa disapa Isal menjabarkan apa saja yang dipelajari di jurusani ini dan apa saja prospek kerjanya. Berikut wawancara tim Majalah Sunday bersama Isal.
MS: Halo Sal, terima kasih sudah menyediakan waktu untuk mau diwawancara. Hahaha. Gimana kabar sehat?
Faisal: Iya santai aja. Hahaha. Sehat, lo sendiri gimana?
MS: Sehat juga. Hahaha. Btw kenapa lo bisa ambil jurusan ini Sal?
Faisal: Sebenarnya ada beberapa faktor sih. Faktor pertama itu bokap sama nyokap kasih saran waktu pas gue lulus SMA buat ambil jurusan Teknik Lingkungan. Soalnya sodara gue juga ada yang ambil ini. Nah nih saran gak gue telen mentah-mentah aja, gue coba kulik nanya-nanya ke sodara gue jurusan ini.
Faktor kedua itu karena setelah gue kulik mandiri, jurusan ini tuh banyak prakteknya. Jadi, gak cuman materi aja yang dikasih tapi juga praktek. Terlebih, di jurusan ini kan juga ada labnya, terus sering juga terjun ke lapangan dan diskusi-diskusi pembahasan terkait yang lagi happening. Jadi, ya gue tertarik karena itu.
Fun factnya, gue yang jurusan IPS berarti kan harus lintas minat/jalur jadi ke pembelajaran IPA. Hahahaha. Jurusan ini juga muncul karena gue masih bingung kala itu mau masuk kuliah di mana. Hahaha. Btw jurusan Teknik Lingkungan tuh juga ada yang spesifik ada yane umum. Kayak sodara gue di atas itu Teknik Lingkungan Tata Kelola Ruang Hijau. Nah kalo gue di Universitas Sahid ini pembahasannya umum. Mulai dari sampah, limbah, air dll.
MS: Menarik juga ya karena lo IPS tadinya. Terus gimana lo bisa survive di situ? Bukannya pasti ada matematikanya ya? Soalnya kan setau gue walau di IPS ada matematika ekonomi, tapi itu kan beda sama rumus-rumus matematika yang ada di IPA.
Faisal: Ada, sebenernya itu malah jadi kelemahan gue. Tapi karena lingkungan teknik kebersamaannya kuat, jadi gue bisa survive di situ. Kekeluargaan dan solidaritas banget.
MS: Di semester berapa lu dapet pelajaran matematika?
Faisal: Dari awal. Dari semester satu. Kayak matematika dasar sama kalkulus. Nah semester berikutnya ya jenjangnya yang naik, kayak kalkulus dua. Ada juga fisika sama kimia.
MS: Kalo selain itu, yang bener-bener membuktikan bahwa lo belajar Teknik Lingkungan, kira-kira matkul apa?
Faisal: Oh itu ada mata kuliah pengelolaan limbah dan sampah. Itu teknik lingkungan banget tuh. Kita ke Lab, nguji kadar sampah, nguji kadar air limbah kira-kira zat apa aja yang ada di sana. Di sini juga belajar jenis-jenis limbah. Kayak limbah air sabun tuh namanya grey water. Untuk limbah padat, kita juga belajar bagaimana cara pengelolaannya, mulai dari proses pembungaannya yang khusus, dilakukan ovenisasi dan seterusnya.
Kita juga observasi lapangan, terus juga ngeliat permasalahannya apa terus solusinya apa. Di situ kita belajar mulai dari limbah padat sama cair. Gua juga belajar sistem perpipaan di gedung-gedung. Namanya tuh plumbing. Sama beberapa rumus juga ada yang gue pelajari. Jadi, kurang lebih ya gue belajar soal mitigasi sampah dan pemeliharaannya agar limbah-limbah yang dibuang enggak merusak ekosistem sekitar.
MS: Mata kuliah tersulit menurut lo apa Sal?
Faisal: Kalo bagi gue sih kayak di itung-itungan itu yang sulit, kayak yang gue jelasin di atas, kalkulus. Sistem perpipaan juga sulit bagi gue, karena itu kita harus tau struktur gedungnya gimana, jalur struktur air yang baik gimana. Plumbing jadi salah satu yang tersulit.
Sama yang terakhir mungkin ya sistem pengelolaan limbah dan sampah ya. Karena kan berurusan sama lab nantinya. Sementara benda-benda di lab kan kita juga harus tau kadar dan kegunaanya.
MS: Lo sendiri magang di mana waktu itu?
Faisal: Kalo waktu kuliah itu gue magang di Perumda PAL (Pengelolaan Air Limbah) Jaya. waktu itu gue magang selama empat bulan.
MS: Kalo peluang kerja Teknik Lingkungan tuh gimana? Jadi apa?
Faisal: Banyak lulusan dari Teknik Lingkungan itu bekerja jadi konsultan lingkungan, dan mereka yang biasanya udah ada basic dan ahli lab, itu kerjanya di laboratorium. Basicnya Teknik Lingkungan ya gak jauh-jauh dari itu.
Ada alumni yang kerja di perhotelan, tapi dia jadi building maintenance. Kalo yang bener-bener di luar jurusan, gue belom dapet bayangannya sih. Rata-rata yang gue tau, semisal mereka memang bekerja di luar jurusan, mereka dapet desk yang engineering-engineering juga. Gak jauh-jauh dari teknisi.
Beberapa instansi kaya tempat gue magan dulu juga bisa jadi tempat bekerja buat lulusan Teknik Lingkungan. Ada juga PAM Jaya. Sementara kalo di pemerintahan mungkin bisa di Dinas Lingkungan Hidup
MS: Tips dong Sal buat yang mau masuk jurusan ini?
Faisal: Saran gue itung-itungannya dimatengin lagi. Soalnya itu pasti keluar. Jangan lupa selalu up to date sama isu-isu lingkungan yang sedang terjadi, karena itu penting buat bahan diskusi ntah sama dosen atau temen di kampus. Sama yang terakhir paling ya banyak baca aja sih soal isu lingkungan, soal sustainability dan lain sebagainya.
MS: Thx Sal atas saran yang telah lo berikan. Btw tu menjadi pertanyaan terakhir dari gue. Sekali lagi terima kasih sudah meluangkan waktu untuk Majalah Sunday. Good luck for your future Sal!
Faisal: Sama-sama. Semoga bisa membantu buat mereka yang mencari informasi soal jurusan Teknik Lingkungan. Hahaha.
Gimana Sunners, tertarik untuk ambil jurusan ini? Buat kamu yang suka dengan isu-isu terkini soal lingkungan dan ingin menjadi pemerhati lingkungan jurusan ini cocok untuk kamu. Semoga wawancara di atas dapat menambah insight kamu perihal jurusan ini ya!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.