Penulis: Naufal Fathurahman – Universitas Persada Indonesia Y.A.I
Sunners, kamu harus tahu kalau pelecehan seksual menjadi masalah serius yang terjadi di banyak bagian dunia, termasuk di Indonesia. Ironisnya, dalam banyak kasus, korban perempuan sering disalahkan karena “tidak berpakaian sopan” atau “mengundang” dengan pilihan busana mereka. Pernyataan semacam ini sangat problematik ya Sunners karena mengaitkan pelecehan seksual dengan pakaian wanita adalah narasi yang merugikan, menyesatkan, dan tidak dapat diterima.
Pelecehan seksual tidak terjadi karena pakaian yang dikenakan oleh seseorang, tetapi karena pelaku memilih untuk tidak menghormati batasan dan hak orang lain. Berpakaian dengan cara tertentu bukanlah undangan untuk dilecehkan. Faktanya, pelecehan terjadi dalam berbagai situasi wanita yang berpakaian sopan, bahkan yang mengenakan seragam sekolah atau pakaian tradisional pun bisa menjadi korban pelecehan. Ini membuktikan bahwa masalahnya bukan terletak pada pakaian, melainkan pada mentalitas pelaku yang tidak bisa mengontrol diri atau menghormati orang lain.
Jika wanita diminta menjaga pakaian mereka, pria juga harus menjaga beberapa hal yang lebih penting:
1. Kontrol Diri dan Emosi: Pria harus mampu mengendalikan dorongan dan perasaannya, bukan merespons secara negatif terhadap apa yang dilihatnya. Kemampuan untuk menjaga diri dan tidak melihat wanita sebagai objek seksual adalah kunci penting dalam mencegah pelecehan.
2. Pikiran dan Niat: Pikiran yang penuh penghargaan terhadap sesama adalah langkah awal dalam menjaga perilaku. Pria perlu melatih diri untuk melihat wanita sebagai individu yang memiliki hak dan martabat, bukan sekadar berdasarkan penampilan fisik atau pakaian yang dikenakan.
3. Sikap Hormat: Menghormati batasan dan privasi orang lain, termasuk menghormati wanita, adalah tanda kedewasaan dan integritas. Tidak ada yang berhak memperlakukan wanita dengan tidak pantas hanya karena pilihan pakaian mereka.
4. Pendidikan Seksual yang Benar: Pria perlu mendapatkan pendidikan seksual yang sehat sejak dini, yang mengajarkan mereka bahwa persetujuan adalah hal yang wajib dalam setiap hubungan, dan bahwa perempuan memiliki kendali penuh atas tubuh mereka sendiri.
5. Menghentikan Budaya Menyalahkan Korban: Pria harus berkontribusi pada perubahan budaya yang menghentikan sikap menyalahkan korban. Menyalahkan perempuan atas pelecehan yang mereka alami hanya memperkuat gagasan bahwa pelaku tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakannya.
Menyalahkan pakaian wanita dengan alasan “mengundang” pelecehan adalah bentuk lain dari merendahkan korban. Hal ini hanya akan membuat korban merasa bersalah atas sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahan mereka. Dalam kenyataannya, pelecehan terjadi di berbagai tempat dan situasi, tanpa memandang apa yang dikenakan oleh korban. Bahkan di negara-negara dengan aturan berpakaian yang ketat, pelecehan tetap terjadi, menunjukkan bahwa akar masalahnya jauh lebih dalam.
Pakaian bukanlah penyebab pelecehan seksual, dan seharusnya tidak menjadi fokus ketika membahas cara mengatasi masalah ini. Sebaliknya, masyarakat perlu memusatkan perhatian pada perubahan budaya dan pendidikan, di mana setiap orang diajarkan untuk menghormati hak dan batasan orang lain, terutama dalam konteks hubungan interpersonal.
Menyalahkan korban tidak hanya memperparah trauma yang dialami oleh korban pelecehan, tetapi juga memudahkan pelaku untuk lepas dari tanggung jawab. Saat fokus ditempatkan pada apa yang dikenakan korban, ini menciptakan ruang bagi pelaku untuk tidak dihukum secara adil atas perbuatannya. Menyalahkan pakaian juga membatasi kebebasan perempuan untuk mengekspresikan diri melalui pilihan busana, seolah-olah mereka harus terus menerus mengawasi diri sendiri untuk mencegah tindakan yang dilakukan oleh orang lain.
Daripada fokus pada pakaian wanita, penting untuk mengarahkan perhatian pada solusi nyata untuk mencegah pelecehan seksual, seperti:
.
Pelecehan Seksual. pic by pinterset
Perdebatan tentang pakaian wanita dan pelecehan seksual adalah narasi yang salah arah. Menghindari pelecehan seksual bukan tanggung jawab pakaian yang dikenakan oleh wanita, melainkan tanggung jawab setiap individu, terutama pria, untuk menjaga perilaku, sikap, dan rasa hormat terhadap sesama. Budaya yang menyalahkan korban harus dihentikan, dan fokus harus beralih pada menciptakan lingkungan yang aman dan menghargai hak-hak semua individu tanpa memandang apa yang mereka kenakan.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.