Penulis: Andi Audia Faiza Nazli Irfan – Universitas Hasanuddin
Anak muda kerap terjerumus HTS. Remaja menganggap hubungan tanpa status atau komitmen itu menyenangkan karena mirip dengan pacaran.
Akan tetapi, tidak adanya kepastian “kita itu apa” membuat salah satu pihak merasa ikatan dan relasi itu “ada”. Sementara itu, pihak lain merasa “tidak ada apa-apa yang terjadi” di antara keduanya.
Dikutip dari Nuraini dkk (2023), hubungan tanpa komitmen adalah hubungan yang memuat ikatan romantis, tetapi tanpa komitmen. Status hubungan tidak jelas dan tidak terikat tujuan jangka panjang.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa laki-laki cenderung memiliki perasaan yang tidak serius, mudah melupakan semua yang telah dilalui, dan mudah meninggalkan perempuan yang ia dekati jika sudah merasa bosan.
Sementara itu, Menapace dalam artikel yang sama mengungkap posisi pihak yang menjalankan HTS. Menurutnya, perempuan cenderung mudah tertarik pada lawan jenis dan berpeluang jatuh cinta kepada laki-laki yang belum tepat baginya karena faktor hormon estrogen dan oksitosin.
HTS biasanya terjadi antara orang yang menyukai dan orang yang disukai. Misalnya, Charlie yang memiliki crush kepada Jesse. Kemudian, Jesse pun terlihat seperti merespons Charlie dengan men-treat dia layaknya pasangan.
Kebiasaan memperhatikan-diperhatikan itu pun bergulir seiring waktu. Namun, di tengah-tengah rutinitas bak pacaran tersebut, Jesse sibuk dengan urusan pribadinya sehingga komunikasi antara keduanya tidak seaktif pada awal keduanya dekat. Hubungan yang tadinya dekat itu pun kemudian renggang. Keduanya berujung asing satu sama lain dan hanya sebatas “Saya dan dia pernah dekat, dulu”.
Tangkapan layar komentar warganet X (Twitter) tentang HTS
HTS merupakan topik hubungan yang ramai mendapat komentar saat dibahas di media sosial. Warganet X @briclarisa berkomentar HTS terjadi seperti aliran sungai yang mengalir begitu saja. Tanda-tandanya adalah mendapat perhatian, mendapat perlakuan layaknya seorang pacar, dan keposesifan yang terkadang diberikan (di-posting pada November 2023).
Sementara itu, @nlnaravit berkomentar bahwa sebelum hubungan keduanya semakin jauh, salah satunya memberikan kepastian saling memiliki satu sama lain. Lalu, keduanya menjalani hubungan layaknya pacaran. Namun, pada akhirnya, salah satunya yang tiba-tiba mengakhiri rutinitas bak pacaran tersebut. Tidak lama kemudian, ia memulai HTS kembali dengan orang baru.
Dua kejadian di atas memiliki kesamaan, yaitu hubungan yang disamakan dengan pacaran. Kebiasaan, aktivitas, dan rutinitasnya pun menyerupai orang pacaran. Namun, hal yang dianggap hubungan itu hanya tindakan belaka karena HTS tidak memiliki ikatan atau status pasti.
Beberapa remaja menganggap HTS hanyalah kesenangan sementara, tetapi beberapa remaja lain juga menganggap HTS layaknya hubungan dini yang memiliki kepastian seperti pacaran.
HTS menjadi kesenangan muda-mudi bermula, tetapi hal ini merugikan salah satu pihak. Hubungan tanpa komitmen berakhir pada sakit hati, jatuh cinta pada seseorang yang tidak tepat, cinta yang tidak terbalaskan, dan keputusasaan karena peluang hubungan pasti yang tidak jadi.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.