Penulis: Endah Romadhon – UNJ
Sunners! Ingat tidak pada tahun 2021 ada atlet voli wanita yang viral karena memiliki pukulan yang keras? Atlet tersebut bernama Aprilia Manganang dengan kemampuan yang dimiliki membuat dirinya diragukan oleh berbagai pihak akan identitas jenis kelaminnya saat itu. Aprilia akhirnya mengikuti rangkaian pemeriksaan yang berakhir dinyatakan bahwa dirinya memiliki organ kelamin pria dengan mengidap hipospadia. Berkat dukungan orang-orang yang ada disekitarnya membuat Aprilia mengambil langkah pengobatan dan mengubah status jenis kelaminnya.
Aprilia Manganang mengalami hipospadia yang pada dasarnya adalah kelainan kelamin pria bawaan dari sejak lahir dengan kelainan ada pada lubang kencing (uretra) tidak berada di tempat seharusnya, yaitu berada tepat di ujung penis, tetapi malah berada di dekat ujung, tengah, atau dekat dengan skrotum sehingga terdapat kemungkinan terburuk ketika bayi tidak dapat diidentifikasi dengan baik dapat dinyatakan bayi tersebut adalah perempuan. Kasus kesalahan penyimpulan itu terjadi pada Aprilia.
Hipospadia, kelainan kelamin pria bawaan sejak lahir (Sumber: canva.com)
Hipospadia disebabkan oleh gangguan proses dalam pembentukan penis dan uretra pada minggu ke-8 sampai minggu ke-14 kehamilan sang ibu dan pada saat pembentukan penis terdapat gangguan hormon-hormon tertentu sehingga perkembangan uretra tidak normal. Namun, selain dari kedua hal tersebut masih belum dipastikan lagi yang menjadi penyebab terjadinya kelainan, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu kelainan, yaitu:
Gejala utama hipospadia adalah uretra tidak berada tepat di ujung penis, melainkan berada di dekat ujung, tengah, atau dekat dengan skrotum. Selain itu, terdapat beberapa gejala lainnya, seperti:
Hipospadia dapat diketahui pada saat bayi baru lahir dengan melakukan beberapa pemeriksaan fisik kepada bayi dan jika kelainan yang dialami masih ringan biasanya tidak sampai perlu melakukan tindakan operasi untuk pengoreksian, tetapi jika kelainan sudah pada tahap yang berat maka tindakan operasi perlu dilakukan.
Operasi pada bayi dapat dilakukan ketika bayi sudah memasuki usia 6 bulan sampai 12 bulan dan jika rentang usia tersebut masih belum memungkinkan operasi maka operasi bisa dilakukan pada saat sudah lebih besar bahkan saat sudah dewasa. Tindakan operasi biasanya meliputi 4 hal, yaitu:
Setelah melakukan operasi masih terdapat rangkaian kontrol untuk memastikan bahwa fungsi penis telah kembali normal.
*****
Hipospadia, kelainan yang ada pada kelamin pria yang bisa diketahui dari sejak bayi lahir, tetapi untuk pengobatan jika membutuhkan operasi maka dapat dilakukan dari bayi berumur 6 bulan sampai 12 bulan atau bahkan saat sudah dewasa. Sunners, jika merasa ada perkembangan yang tidak normal di dalam tubuh jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter agar hidup sehat dapat dijalani dengan baik.
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.