Help
(Kumpulan Cerpen Horor)

Penulis: Daniel Nugraha – UBM

Aku merupakan ketua OSIS SMAN 114 dan sudah menjadi tugasku sebagai ketua OSIS untuk selalu mengawasi segalanya yang berhubungan dengan sekolahku. Besok Pentas Seni akan diadakan di sekolahku mangkanya aku harus tetap disekolah melakukan gladi resik dengan teman-temanku yang lain.

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam dan hanya aku seorang yang berada di auditorium sedangkan yang lain ada di ruangan berbeda. Aku harus mengecek apakah sound system, speaker, dan panggung bekerja dengan baik supaya esok hari tak terjadi kendala yang diinginkan.

Tiba-tiba saja aku merinding, hawa dingin menusuk kulitku padahal semua pintu tertutup rapat dan AC sudah pada mati. Perasaanku mengatakan seperti ada yang memperhatikanku di sudut ruangan.

Setelah kuperhatikan sudut ruangan itu, dari balik bayang-bayang muncul sosok dengan tinggi lebih dari dua meter dan mata merah menyala. Aku sangat ketakutan sampai-sampai tubuhku tidak bisa bergerak dan keringat dingin mulai menetes membasahi tubuhku.

“Halooo masih ada orang di sana?” Suara Pak Jono yang terdengar menghampiri auditorium.

Pak Jono merupakan seorang guru matematika disekolahku, ia sangat disukai para siswa kelasku karena kepribadiannya yang baik.

“Tolo… hmp…” anehnya suaraku seperti tertahan oleh mahluk itu.

Sosok itu sepertinya marah akan tindakanku dan mulai mengendalikan paksa tubuhku untuk berlutut kepadanya. Aku melawan sekuat tenaga untuk dapat kabur dari situasi ini, namun semua sia-sia.

Dengan samar aku melihat kearah pintu Pak Jono melihat sekitar auditorium memeriksa apakah masih ada orang atau tidak disana. Pak Jono seperti tidak dapat melihat aku ada disana dan pergi begitu saja meninggalkan auditorium.

Tak selang berapa lama semenjak Pak Jono meninggalkan Auditorium, anehnya sosok besar itupun menghilang juga ikut menghilang. Aku yang sudah dapat mengendalikan tubuhku langsung buru-buru meninggalkan tempat itu dan langsung pulang kerumah.

Seminggu kemudian sekolah gempar karena terjadinya pelecehan oleh guru ke seorang siswi sekolah kami. Semua tak menyangka bahwa tersangka pelecehan itu adalah Pak Jono guru yang sangat disukai oleh kelasku.

Kelakuan bejatnya itu dilakukan seminggu sebelumnya, saat gladi resik pentas seni minggu lalu. Lebih tak masuk akalnya lagi siswi tersebut ternyata dilecehkan di ruangan tak jauh dari Auditorium tempatku bertemu sosok itu.

Jadi haruskah aku berterima kasih pada sosok itu? Kar’na jika ia tak menampakan dirinya mungkin akulah korban dari kelakuan bejatnya Pak Jono.