Penulis: Muhammad Amin Azzaki – Universitas Sumatera Utara
Saat aku kecil, kakek suka sekali bercerita padaku. Tentang harimau putih, buaya putih, ular Putih, dan hewan putih yang lain. Aku suka mendengarnya walau tak masuk akal. Setidaknya cerita itu memenuhi imajinasiku yang suka sekali menggambar dan mengarang. Terutama harimau, hewan favoritku.
Harimau adalah hewan teritorial dan umumnya merupakan pemangsa soliter yang penyendiri, tetapi tetap memiliki sisi sosial. Tubuhnya besar dan kuat dengan berat hingga 300kg, cakarnya tajam, gigitannya mematikan dengan nilai 1050psi. Semua yang ada pada dirinya mendukung harimau menjadi predator puncak.
Dulu, sewaktu bumi belum dihuni banyak manusia, kakek adalah seorang pemuda yang gemar berpetualang dan mencoba hal baru. Keluar masuk hutan, menyeberangi sungai, mendaki gunung, adalah hal biasa yang sering ia lakukan tanpa banyak persiapan dan perlengkapan seperti anak zaman sekarang. Sayangnya, masih cukup jarang orang yang memiliki kamera waktu itu, sehingga sulit untuk menemukan bukti konkret akan kebenaran dari cerita-cerita kakek. Kecuali jaket dan pakaian dari bulu binatang yang sampai saat ini masih ia simpan di lemari kesayangannya, tidak ada hal lain yang tersisa.
Kakek sewaktu muda…(Pinterest)
Kakek sewaktu muda memiliki stamina yang banyak, maka dari itu, ia sering membuka lahan untuk diolah tanahnya. Ia melakukan itu siang dan malam, mencangkul dan mencangkul hingga tangannya kapalan semua. Tidak ada orang yang tidak mengenalnya. Pemuda penuh tenaga, penuh stamina, setara puluhan orang dewasa. Tidak ada orang yang tidak pernah meminta pertolongannya. Menjaga ternak, merawat sawah, menjaga perkebunan dari hama dan binatang-binatang merugikan lainnya.
Porsi makannya pun juga luar biasa. Kakek sanggup menghabiskan 10 buah singkong dalam sekali makan. Aku sempat terheran-heran, namun begitulah kata ayah selaku anaknya. Semua orang kagum pada kakek yang ulet dan mau menggunakan tenaganya untuk menolong siapapun. Maka dari itu, kakek tidak pernah kekurangan makanan. Masyarakat desa selalu membawakannya setiap hari.
Pada suatu malam, beberapa ternak warga habis dimangsa binatang buas. Tubuh ternak itu tercabik-cabik secara mengenaskan dan selalu hilang jantungnya. Kakek yang ditugaskan untuk menjaganya pun naik pitam dan memutuskan untuk berkeliling desa setiap malam sejak hari itu.
Tidak butuh waktu lama bagi kakek untuk menemukan pelakunya. Malam itu, bersama dengan raungan yang keras, seekor harimau dewasa dengan berat ratusan kilogram keluar dari dalam hutan dan masuk ke pemukiman warga. Kakek yang seorang diri mencoba menghalaunya dengan memukulkan obor dan berhasil membuat harimau itu menjauh, namun kakek tahu dia tak sepenuhnya berhasil.
Malam itu juga, ia dibantu beberapa warga memasang jebakan tepat di area peternakan yang diperkirakan akan didatangi oleh harimau itu nantinya. Benar saja, selang beberapa jam kemudian harimau itu kembali dengan kawanannya. Harimau yang dikenal soliter kini kembali dengan beberapa ekor kawanan, hal ini menarik bagi kakek.
Harimau dengan tubuh tak tersentuh..(Pinterest)
Terjadilah pertarungan antara kawanan harimau melawan para warga. Anehnya, meski jerat yang dipasang warga tidak meleset dan berhasil mengenai harimau itu, namun dalam kegelapan malam seluruh perangkap itu seolah menembus tubuh-tubuh harimau. Harimau-harimau itu seperti air atau udara yang dapat ditembus dengan benda padat. Hal ini benar-benar diluar nalar manusia.
Satu per satu warga desa berjatuhan oleh terkaman harimau-harimau itu. Tapi anehnya, harimau itu hanya mengincar satu orang warga yang terlihat paling ketakutan. Mereka seolah mengabaikan kakek dan warga yang lain. Meski kakek berusaha untuk menghentikannya, harimau itu jauh lebih kuat dari pemuda luar biasa kebanggaan desanya itu. Pada akhirnya, seorang warga itu tertangkap dan dimangsa oleh harimau yang tubuhnya tidak dapat disentuh. Semua orang yang berada disana, termasuk kakek hanya dapat melihat tanpa mampu melakukan apa-apa.
Ketika tubuh salah seorang warga itu habis dimakan, kawanan harimau itu pergi begitu saja ke dalam hutan. Kakek yang tidak bisa menerima hal ini begitu saja memutuskan untuk mengejarnya dengan penuh emosi. Sedangkan warga yang lain tengah berusaha mencerna situasi sebelum menyadari bahwa kakek telah masuk jauh ke dalam hutan.
Entah seberapa jauh kakek berlari, yang jelas sampai tenaganya yang berlipat-lipat itu mulai terkuras. Kakek terus menerus memasuki hutan yang lama kelamaan semakin gelap. Tapi ia tidak peduli dan terus menerobos masuk. Tepat di saat energinya benar-benar habis, ia melihat seberkas cahaya menyilaukan yang bergerak dengan sangat cepat, seolah menuntunnya ke suatu tempat. Ia mengikuti cahaya itu hingga sampai ke sarang harimau-harimau itu.
Kawanan harimau yang melihat kakek memasang sikap waspada dan berniat menyerangnya. Kakek yang sudah kehabisan tenaga hanya dapat terdiam dan menyaksikan bagaimana harimau-harimau itu dengan cepat bergerak menerkam, mencakar, dan mengincar lehernya. Kakek hanya bisa bertahan dengan obor yang sudah padam, berusaha menghalau gigitan harimau sembari pasrah menerima nasib jika memang harus mati di tangan kawanan harimau itu.
Harimau Putih Sang Alpha..(Pinterest)
Namun sebelum kawanan harimau itu membunuh kakek, terdengar auman keras dari bagian hutan yang lebih dalam. Auman itu membuat kawanan harimau yang menyerang kakek terdiam, memberikan kesempatan bagi kakek untuk menjauhkan diri. Tepat ketika kakek berusaha bangkit untuk kabur, ia melihat seekor harimau putih yang ukuran tubuhnya lebih tidak masuk akal. Bisa dibilang raksasa.
Harimau itu mengaum keras, membuat kawanan harimau lain mundur perlahan sembari menundukkan kepala. Harimau putih itu adalah sang alpha dalam kelompok ini.
Tidak sampai di sana, melalui tatapan matanya, kakek dapat melihat kilas balik tentang bagaimana salah seorang warga desa yang menjadi incaran kawanan harimau tadi telah sengaja memburu anak harimau. Hal itulah yang membuat kawanan harimau turun ke desa dan menyerang warga. Merasa sudah cukup memberitahukan kebenarannya, harimau putih itu sedikit menunduk seolah menyuruh kakek untuk menungganginya.
Kakek yang seolah mengerti pun menaiki tubuh raksasa harimau itu dengan perlahan. Setelah kakek berhasil naek, harimau putih itu berlari dengan sangat cepat mengantarkan kakek kembali ke desa, lalu menghilang begitu saja.
Ketika sampai ke desa, hari sudah pagi dan kakek terbangun dari tidurnya. Kakek mengira ini semua hanyalah mimpi, namun penduduk desa yang tengah berkumpul di rumahnya dan bahkan menangis ketika tahu bahwa kakek telah bangun mengubah pandangan kakek. Mereka bilang, kakek telah tak sadarkan diri selama 3 hari lamanya.
*Terinspirasi dari kisah nyata
*****
Hati-hati, kisah yang kamu baca mungkin benar, berwaspadalah! Dapatkan cerita misteri lainnya dari Majalah Sunday.