Majalah Sunday

Hari Berbohong Milik Ibu

Penulis: Isnaini Nuansa – UNJ

Jika ia bisa meminta banyak hal, ia akan meminta semua hal untuk ibunya. Raga selalu merasa beruntung karena ia memiliki ibu yang baik hati dan pengertian. Di matanya, ibunya adalah orang yang paling hebat di seluruh dunia. Setidaknya begitu sampai Raga mengetahui hari berbohong ibu melalui buku catatan miliknya yang selalu disimpan rapat-rapat di lemari baju sebelumnya atau ibu bawa kemana-mana.

Saat berada di sekolah menengah pertama, Raga pernah bertanya apa yang ditulis ibu di buku catatannya dan ibunya menjawab bahwa itu bukan apa-apa, hanya buku catatan keseharian ibu supaya ibu tidak lupa kegiatan apa yang harus dijalani hari ini. Namun, buku itu sepertinya amat penting karena selalu ibu bawa kemana-mana, bahkan saat mereka bertiga pergi pulang ke kampung halaman. Benar, ayah Raga sudah tiada. Raga menjalani hidup dengan ibu dan kakaknya saja.

Kakaknya hidup dengan baik, segala fasilitasnya terpenuhi sehingga tahun ini ia sudah akan wisuda bulan depan. Raga ingat jelas saat wajah kakaknya sumringah memberi kabar pada ibu bahwa ia akan wisuda bulan depan dan ibu bertanya macam-macam soal keperluan. Seperti ibunya yang biasa, baik dan perhatian. Raga selalu mendapat banyak hal baik dari ibunya, semua pelajaran tentang akademik dan kehidupan. Semua kata-kata semangat dan lembut yang dilontarkan ibunya selalu ia ingat dalam-dalam.

Di matanya, ibunya adalah orang yang paling hebat di seluruh dunia. Setidaknya sampai Raga mengetahui hari berbohong ibu, berikut kisahnya.

pict by canva.com

“Kamu lagi apa berdiri di sini ngeliatin foto keluarga?” Ibunya bersiap membawa tas untuk berangkat kerja, Raga tidak melihat buku catatan ibu yang biasanya akan dimasukkan ke dalam tasnya. Apakah ibu lupa atau ada di lemari bajunya? Apa Raga harus memberitahunya?

“Hush jangan ngelamun terus, di kulkas ada donat kemarin malem ibu beli, kamu makan yang banyak ya ibu hari ini pulang malem lagi.” Ibunya mendekat pada Raga dan mencium kepala putranya itu. Benar-benar nampak menyayanginya dan Raga sangat bersyukur mempunyai ibu seperti ibunya.

Pemuda itu berjalan menuju kulkas, tapi rasa penasaran akan buku catatan menghampirinya saat menyadari ibunya lupa menutup pintu kamar. Raga melihat buku tersebut dari luar, ada di atas kasur dengan selimut putih yang lembut. Ia ragu, tapi sangat penasaran. Langkah kakinya perlahan masuk ke kamar ibunya dan memegang buku catatan. Hanya sebentar, lagipula ibu berkata bahwa ini hanya catatan keseharian, Raga hanya penasaran sedikit. Dibukanya buku catatan berwarna hijau tua itu, perlahan, kalimat-kalimat yang ibunya tulis memenuhi pikirannya. 

pict by canva.com

12 Agustus

Aku lelah sekali mas, mengapa kamu harus pergi dengan dua anak ini? Mereka bahkan bukan anak kita, mengapa kamu menyuruhku membesarkannya dengan banyak cinta padahal kamu tidak ada?

5 Oktober

Raga berisik sekali, dia menangis mas aku lelah, apa aku boleh menaruhnya kembali di panti saja?

21 Januari

Alisa menumpahkan jus ke meja gurunya karena bertengkar, apa anak itu tidak bisa tenang?

9 Maret

Aku benci Raga dan Alisa, tapi aku sudah janji merawatnya dengan baik, hari ini aku kehilangan pekerjaan karena perusahaan rugi besar-besaran, kalau tidak ada mereka berdua aku pasti sudah kembali pada ibuku di kampung

4 April

Aku lelah, aku menyuruh mereka ke kampung bertemu ibu karena aku akan marah besar jika mereka berdua ada di sini

20 Januari

Raga hari ini tertidur di kelas, aku lelah sekali meskipun aku tahu anak itu tidak sengaja melakukan kesalahan karena semalam ia membereskan kamar akibat perintahku yang tidak suka melihat posisi barang-barang di kamarnya berubah, itu adalah kamar yang kamu bereskan bersamaku mas seenaknya saja anak itu mengatur posisi barang

7 April

Raga membuatkan aku kue, sepertinya anak itu sedikit ahli memasak

13 Desember

Alisa ulang tahun, apa aku sudah boleh melepas mereka? Ah, tapi Alisa belum kuliah dan Raga masih kecil juga mungkin aku akan merawat mereka berdua sebentar lagi

3 Februari

Alisa mengenalkan pacarnya ke rumah, anak itu sudah besar ternyata

16 Juli

Raga membuat pasta, rasanya seperti buatanmu padahal dia masih kelas 9 smp tapi sudah bisa membuat pasta lezat sekali

26 September

Alisa dan Raga berkata bahwa mereka ingin mengunjungimu, aku sampai lupa sudah lama sekali aku tidak bersama-sama ke tempatmu dengan mereka biasanya kami sendiri-sendiri

14 Oktober

Besok Alisa akan pergi jalan-jalan dengan temannya

11 Januari

Panas sekali, apa Alisa dan Raga kepanasan ya?

2 April

Raga sedikit lagi SMA

12 Juni

Alisa sepertinya kesulitan sekali di kampus sama seperti kamu dahulu ya mas

2 Januari

Aku tidak menyangka tahun ini adalah tahun akhir Alisa kuliah

5 Maret

Raga memakai topi lucu dari teman perempuannya yang katanya suka dengannya, anak itu masih sekolah sudah banyak suka

Hari ini

Aku benci dengan mereka berdua karena aku harus mengalami kelelahan terus menerus, tapi sepertinya hari ini, aku menyadari bahwa aku tidak bisa hidup tanpa keduanya, aku mengerti apa yang kamu inginkan selama ini mas, kebahagiaanku di masa depan. Benar, sekarang sepertinya kebahagiaan dan kebencianku adalah mereka berdua.

Aku rasanya ingin berkata pada mereka bahwa meskipun selama ini ibu berbohong tapi catatan terakhir ini adalah kejujuran bahwa ibu mencintai kalian berdua mulai hari ini. Ah tapi mana bisa aku bilang begitu, aku sudahi saja agenda menulis buku catatan ini, aku akan jujur pada mereka besok pagi saat hari libur tentang semuanya karena bagaimanapun mereka harus tahu kalau aku bukan orangtua kandung mereka. Akan aku kembalikan keputusan pada mereka apa mereka akan mencari orangtua kandung mereka atau tetap akan bersamaku. 

“Raga!” suara pintu dibanting, kencang sekali. Itu suara teman kakaknya, atau bisa dibilang pacar kakaknya. “Kemana aja kamu ditelponin?! Cepet ke rumah sakit sama abang ayo.”

Raga kebingungan. “Hah kenapa bang? Siapa yang sakit? Kak Alisa? Kakak kenapa?”

 

“Ibumu! Ibumu kecelakaan!” 

pict by canva.com

Hari itu,

Raga tidak bisa menghentikan tangisnya saat melihat ibunya di rumah sakit. Hari itu, Raga tidak melepaskan buku catatan itu sama sekali saat melihat ibunya mengembuskan napas terakhir. Hari itu, Raga menyesali setiap hal dan setiap harinya saat ia tidak pernah menyadari apa yang ibunya rasakan selama ini.

 

Meskipun merawatnya karena janji, ibunya tetap ibunya.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 71
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?