Majalah Sunday

Fakta Seram Animasi yang Aslinya Bukan Untuk Anak

Penulis: Salshabilla Febrian

Seiring berjalannya waktu, dunia hiburan dan media mulai berkembang, dan masyarakat mulai menemukan hal-hal baru yang bisa dilakukan untuk membuat kehidupan sehari-hari mereka lebih menyenangkan. Perkembangan dunia ini diawali dengan munculnya radio, yang kemudian disusul oleh gambar bergerak yang dikenal dengan televisi. Gambar bergerak ini diawali dengan gambar hitam-putih tanpa suara, hanya memunculkan visual apik yang memanjakan mata dan menghibur masyarakat pada zamannya dengan tulisan-tulisan check point yang muncul setelah gambar. 

Seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan kreativitas masyarakat, gambar-gambar bergerak ini juga mulai berkembang, di mana suara mulai muncul di setiap rekaman dan warna juga semakin terlihat mencolok. Dan di tahun 1900-an dunia kembali dikejutkan dengan munculnya “animasi”, di mana media bergerak baru ini dikenalkan oleh Walt Disney. Estetika yang manis, menggemaskan, dan ramah untuk disajikan kepada seluruh masyarakat membuat animasi menjadi tujuan utama orang tua pada zamannya untuk mendapatkan hiburan dengan anak-anak mereka.

Dunia animasi, layaknya dunia layar lebar pada umumnya, juga ikut berkembang bersama dengan teknologi komunikasi di setiap zamannya. Walt Disney yang mempelopori dunia animasi dua dimensi dengan estetika yang apik mulai digeserkan oleh kemunculan animasi semi-realistis tiga dimensi yang dihadirkan dengan target pasar yang lebih luas dan tidak hanya terbatas untuk anak-anak. Animasi seperti Shrek, How To Train Your Dragon, Toy Story, dan animasi lainnya oleh Dreamworks menjadi pelopor utama untuk kemunculan animasi tiga dimensi ini kepada dunia. 

Meskipun memiliki target pasar yang luas dan tidak terbatas pada umur, animasi gaya baru ini masih menjaga jalan cerita mereka dan dialog interaktif mereka untuk tidak melebihi ekspetasi maupun menjadi terlalu dewasa. Hal tersebut membuat kebanyakan orang dewasa— orang tua— memiliki stigma bahwa media animasi hanya ditujukan untuk anak-anak. Akan tetapi, semakin berkembangnya kreativitas dan inovasi masyarakat, maka semakin besar juga perkembangan konten-konten baru di seluruh dunia dan di berbagai media. Hal ini membuat sisi buruk dari dunia animasi muncul dari balik layar dan menghantui para orang tua di dunia, contohnya kartun-kartun di bawah ini:

Fakta Seram Beberapa Film Animasi

Courage The Cowardly Dog

Banyak orang suka menonton cartoon tetapi coba cek fakta seram di balik animasi yang menyimpan konspirasi berbahaya bagi anak-anak

Menjadi teman setia anak-anak di tahun 2000-an di saat para orang tua bekerja atau menyiapkan makan malam, Courage The Cowardly Dog terkenal dengan tokoh utama anjingnya yang menggemaskan dan juga dua penjaganya yang memiliki desain lansia yang biasa kita lihat di dunia nyata yang membuatnya terlihat layak untuk dikonsumsi untuk anak-anak pada saat itu— dan memang, kartun ini menyajikan cerita petualangan unik dan misterius seorang anjing kecil yang bisa digolongkan sebagai penyama dari Scooby-Doo. Namun, berbeda dengan Scooby-Doo yang membuat semua orang yang melihatnya terkagum dan tertawa, kartun ini membuat banyak anak-anak pada zamannya trauma.

Di saat Scooby-Doo menyajikan hantu dan misteri dengan unsur komedi yang ramah anak, Courage menyajikannya dengan dark humor yang hanya bisa dipahami oleh orang dewasa— banyak topik kontroversial seperti rasisme, lgbt+, kondisi mental, rumah tangga berantakan, dan penyiksaan disajikan oleh kartun ini dengan humor yang membuat topik-topik tersebut tidak terlihat dengan jelas hingga seseorang bertumbuh dewasa.

Ren and Stimpy

Banyak orang suka menonton cartoon tetapi coba cek fakta seram di balik animasi yang menyimpan konspirasi berbahaya bagi anak-anak

Layaknya Courage The Cowardly Dog, Ren and Stimpy juga memiliki tokoh utama dua hewan— kucing dan anjing chihuahua— yang berteman baik dan hanya memiliki satu sama lain. Humor yang disajikan oleh animasi ini juga memiliki tema yang sama dengan Courage The Cowardly Dog, akan tetapi lebih dewasa dan memiliki topik yang lebih sensitif, bahkan kondisi kejiwaan yang tidak baik yang dimiliki oleh dua tokoh utama juga ditunjukan dengan sangat jelas di kartun ini. 

Selain kondisi kejiwaan, kartun ini juga mengeksplor sisi gelap manusia, seperti bagaimana perasaan hewan saat manusia menyiksa mereka, atau bahkan bagaimana kondisi tidak stabil kejiwaan seseorang bisa memunculkan reaksi mengerikan seperti memukul, membunuh, atau bahkan menyiksa. Setiap penyiksaan yang dialami orang lain atau dua tokoh utama ini disajikan secara grafik dan mengerikan meskipun masih terdapat bumbu komedi di dalam naskahnya.

Monster House

Banyak orang suka menonton cartoon tetapi coba cek fakta seram di balik animasi yang menyimpan konspirasi berbahaya bagi anak-anak

Berbeda dengan dua animasi sebelumnya, animasi ini disajikan dengan gaya tiga dimensi dengan tokoh utama tiga manusia yang saling berteman dengan satu sama lain. Dan berbeda dengan dua animasi sebelumnya yang berfokus pada topik dan grafik kontroversial dalam penyajiannya, kartun ini menyajikan alur cerita yang memiliki satu tujuan: membuat anak yang melihatnya ketakutan dan merasa tidak nyaman.

Kartun ini menceritakan tentang tiga anak-anak yang memiliki sifat seorang anak pada umumnya yang ingin menemukan rahasia di balik rumah tua mengerikan dan pria tua yang tinggal di rumah tersebut. Awal cerita terasa ringan dan membuat banyak orang merasa bahwa ini akan menjadi kisah petualangan melawan antagonis (tokoh jahat) yang biasa di lihat di setiap animasi Dreamworks. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin banyak rahasia rumah tangga, sisi gelap manusia, dan cinta terkuak, semakin tidak nyaman seseorang yang melihatnya akan dibuat. Kita akan dibuat bertanya-tanya tentang perspektif kita terhadap setiap tokoh yang ada di dalam cerita juga orang-orang di dunia nyata melalui tiga tokoh utama dalam kartun ini.

Meskipun, memiliki cerita yang membuat seseorang merinding dan tidak nyaman, kartun ini tergolong ringan dibanding dua animasi sebelumnya dan animasi yang akan datang.

Happy Tree Friends

Banyak orang suka menonton cartoon tetapi coba cek fakta seram di balik animasi yang menyimpan konspirasi berbahaya bagi anak-anak

Memiliki resep sempurna animasi yang hanya bisa disajikan oleh anak-anak— warna yang memanjakan mata, toko utama hewan yang lucu, dan voice acting yang cukup menggemaskan— kartun ini membuat banyak orang tua terlena dan membiarkan anak mereka menontonnya tanpa pengawasan.

Meskipun terlihat lebih menggemaskan dan disajikan layaknya tokoh-tokoh Sanrio, kartun ini membuat tiga animasi sebelumnya terlihat seperti konten yang kayak disajikan untuk anak. Kartun ini sangat gelap— memiliki humor yang sama sekali tidak terlihat seperti humor; banyak adegan pembunuhan, penculikan, penyiksaan, dan pelecehan; dan memiliki penyajian yang ‘unik’ untuk memperlihatkan kondisi kejiwaan tokohnya, seperti psikosis, bipolar, dan sebagainya.

Kartun ini tidak menyembunyikan fakta-fakta yang mengelilinginya— bahwa ini bukan untuk anak. Setiap darah, tulang, penyiksaan, dan reaksi dari adegan brutal kepada tokoh-tokoh di dalamnya diperlihatkan secara langsung kepada penonton tanpa adanya sensor yang menutupinya. Jika ada kartun yang paling harus dihindari oleh anak-anak, kartun ini akan berada di posisi pertama yang paling harus dihindari.

Tapi, jika kartun ini harus di posisi pertama, mengapa ia hanya menempati posisi keempat? Karena genre animasi selanjutnya akan membuatnya terlihat ringan.

Anime

Banyak orang suka menonton cartoon tetapi coba cek fakta seram di balik animasi yang menyimpan konspirasi berbahaya bagi anak-anak

Terkenal di Jepang dan mulai mengembangkan sayapnya ke seluruh dunia, genre animasi ini banyak diminati oleh masyarakat berbagai usia. Tentu saja, Anak-anak termasuk di dalamnya. Lalu, bagaimana bisa animasi yang dikenal memiliki kemampuan untuk memanjakan mata dengan grafik estetikanya dan ceritanya yang bagus berbahaya bagi anak-anak?

Anime tidak pernah dikhususkan untuk anak-anak, dan hanya beberapa saja yang bisa diperlihatkan kepada anak-anak tanpa pengawasan. Dengan tokoh utamanya yang manusia dan memiliki penyajian yang semi-realistis membuat anime memiliki banyak kemiripan dengan manusia di dunia nyata yang bisa membuat anak-anak bingung antara dunia nyata dan fiksi, terutama jika mereka mengagumi tokoh utama anime yang menyiksa, membunuh, atau melecehkan tokoh lain dengan bangga dan tanpa hukuman apapun.

Banyak sekali adegan grafik seperti pelecehan seksual kepada pria ataupun wanita, pembunuhan atau penyiksaan yang menunjukkan darah, kondisi kejiwaan tidak stabil dari tiap tokoh, dan ditambah penyajian suara yang realistis dari voice actor anime yang bisa membuag anak-anak tidak nyaman ataupun meniru tiap adegan yang terpampang di mana yang mereka lihat yang membuag anime harus dihindari atau dilihat dengan pengawasan.

*****

Sudah jelas bahwa kita tidak boleh hanya melibatkan stigma yang ada di masyarakat dalam penilaian kita terhadap konten yang akan kita berikan kepada anak-anak, tetapi kita juga harus selalu memperhatikan review juga rating dari setiap konten tersebut karena selain lima animasi dan genre animasi yang ada di atas, masih banyak lagi genre dan animasi tidak layak yang belum pernah ditelusuri yang bisa merusak persepsi anak-anak. Hati-hati.

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Hati-hati, kisah yang kamu baca mungkin benar, berwaspadalah! Dapatkan cerita misteri lainnya dari Majalah Sunday.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 14
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?