Penulis: Katarina Wahyu Tiaradita – UKSW
Pernah denger istilah distress vs eustress, sunners? ternyata mereka adalah bagian dari stress lho, baru tau kan? sini merapat!
Ketika mendengar kata stres. Apa nih yang pertama kali muncul dibenak Sunners? Tugas yang menumpuk? Beban kerja? Masalah? Nah, banyak orang masih menganggap bahwa stres merupakan suatu hal yang harus dihindari, tapi kalian tau gak sih? Ternyata stres dibedakan menjadi dua, loh. Ada stres positif dan ada pula stres yang negatif. Penasaran? Yuk langsung aja kita bahas!
Sebelum membahas lebih lanjut tentang apa itu stres positif dan stres negatif. Kita perlu tahu dulu nih apa itu stres. Stres merupakan suatu hal yang terjadi karena adanya kesenjangan antara tuntutan yang diterima dengan kemampuan untuk mengatasinya.
Stres merupakan reaksi non spesifik terhadap situasi tertentu karena respon seseorang terhadap stres dapat berbeda – beda yang mana hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan dan pengalamannya masing-masing. Oleh karena itu, stres tidak selalu membawa dampak negatif, tetapi juga dapat membawa dampak positif. Stres yang berdampak positif dikenal juga dengan istilah eustress. Kebalikan dari eustress, yaitu distress merupakan stres yang bersifat negatif dan bersifat tidak menyenangkan. Nah, jadi jenis stres yang selama ini lebih banyak kita ketahui atau lebih familiar di masyarakat adalah stres yang merugikan, yaitu distress.
Penyebab stres dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu life events (peristiwa kehidupan), chronic stressor (stresor kronis), dan daily hassles (masalah sehari-hari). Life events merupakan suatu jenis pemicu stres akibat peristiwa yang memerlukan adanya proses penyesuaian diri kembali setelah peristiwa tersebut terjadi, misalnya setelah melahirkan atau perceraian.
Chronic stress merupakan jenis pemicu stres yang diakibatkan oleh peristiwa, masalah, atau konflik yang berlangsung dalam jangka waktu lama, sehingga memerlukan adaptasi jangka panjang, misalnya kecacatan atau kemiskinan.
Daily hassles merupakan pemicu stres yang memerlukan adaptasi dalam rutinitas sehari-hari, misalnya kemacetan lalu lintas.
Kemudian, dalam kehidupan remaja terdapat empat sumber stres, yaitu interpersonal, intrapersonal, akademik, dan lingkungan. Pertama, interpersonal merupakan pemicu stres yang menyangkut relasi dengan orang lain, misalnya konflik dengan teman, orang tua, atau pacar. Kedua, intrapersonal merupakan penyebab stres yang berasal dari dalam diri individu, misalnya masalah keuangan, perubahan pola makan dan tidur, dan kesehatan yang buruk. Ketiga, akademik merupakan penyebab stres yang berkaitan dengan tugas-tugas dan masalah-masalah dalam dunia pendidikan, seperti nilai jelek, tugas yang banyak, dan mata pelajaran yang sulit. Dan terakhir, lingkungan merupakan penyebab stres yang muncul dari lingkungan sekitar, misalnya kemacetan dan lingkungan yang kurang nyaman.
Distress vs Eustress istilah apa itu?
Stres dapat berdampak ke beberapa hal, seperti dampak terhadap kesehatan fisik yang meliputi gangguan tidur, detak jantung meningkat, ketegangan otot, pusing, demam, kelelahan, dan kurang bertenaga. Kemudian, stres juga berdampak terhadap kondisi mental yang ditandai dengan adanya kebingungan, sering lupa, rasa khawatir, dan panik. Dalam hal emosi, stres dapat menyebabkan seseorang lebih sensitif, mudah marah, frustrasi, dan merasa tidak berdaya. Selain itu, stres juga dapat berdampak kepada perilaku seseorang dimana stres dapat menyebabkan seseorang kehilangan minat untuk bersosialisasi, menghindari interaksi dengan orang lain, dan munculnya rasa malas.
Seperti yang sudah kita bahas diatas bahwa ada jenis stres, yaitu eustress yang memiliki dampak positif. Kira – kira apa ya dampak dari eustress? Dampak positif dari eustress, yaitu membantu kita lebih fokus, mendorong untuk menghadapi tantangan baru, memotivasi untuk mencapai tujuan, membantu kita merasa lebih tangguh dalam menghadapi tantangan, dan membuat kita merasa lebih sehat dan bahagia.
Berbeda dengan distress, eustress biasanya dikaitkan dengan rasa gembira bukan kecemasan atau ketakutan. Selain itu, pada eustress, tekanan yang kita rasakan dapat membuat kita merasa lebih bahagia, termotivasi, dan memiliki harapan. Namun, perlu diketahui bahwa ketika mengalami eustress kita juga bisa merasa overthinking, gugup, dan jantung berdegup kencang.
Contoh: Saat menghadapi pengalaman baru, misalnya saat merantau. Merantau untuk pertama kali dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, takut, dan khawatir, tetapi disisi lain juga memberikan banyak pengalaman baru (membawa dampak positif).
Tidur yang cukup penting bagi tubuh dan pikiran. Tidur dapat memulihkan, menenangkan, dan menyegarkan tubuh, serta dapat membantu mengatasi efek stres.
Menjalin kedekatan dengan orang lain, seperti keluarga dan teman dapat membantu mengurangi stres dengan cara mengkomunikasikan kekhawatiran atau perasaan yang sedang dirasakan kepada orang yang dipercaya, sehingga melalui hal tersebut dapat membuat kita merasa lebih baik.
Berolahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stres. Hal ini mencakup berjalan kaki dan olahraga secara rutin.
Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menerima informasi dari media sosial dapat meningkatkan stres. Oleh karena itu, jika informasi yang kita dapat menyebabkan stres meningkat, maka buatlah batasan dalam mengakses informasi dari media sosial.
Cobalah untuk berbicara kepada diri sendiri dengan kata – kata yang baik atau positif dan yakinkan diri sendiri bahwa kita bisa menghadapi dan menyelesaikan tantangan ini.
Fokus pada apa yang dapat kita kendalikan daripada apa yang mungkin salah dapat membantu kita merasa lebih positif.
Nah, sekarang udah lebih pahamkan kalo ternyata stres gak melulu memiliki dampak negatif? Buat Sunners yang merasa stres dan hal tersebut sudah sangat mengganggu kehidupan sehari – hari. Jangan ragu untuk meminta pertolongan ke tenaga profesional, ya!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.