Penulis: Andi Audia Faiza Nazli Irfan – Universitas Hasanuddin
Apakah kamu pernah melihat di film tentang adegan seorang laki-laki yang terpesona melihat perempuan cantik yang ada di depannya? Tampak seperti mata laki-laki itu tidak lepas dari pandangannya ke perempuan itu. Mungkin saja kurang lebih satu menit ia mengamati keindahan yang ada di depannya. Terpesonanya laki-laki terhadap perempuan itu bisa jadi gambaran cinta pandangan pertama (love at first sight atau LAFS).
Setiap manusia pasti minimal sekali pernah merasakan cinta pandangan pertama. Seseorang mungkin akan menindaklanjuti cinta pandangan pertama itu dengan cara mendekati lawan jenisnya. Dua kemungkinan dari pendekatan itu, yakni menjadi suatu hubungan atau hanya cinta bertepuk sebelah tangan.
Contoh seseorang yang menindaklanjuti cinta pandangan pertama diteliti oleh *Custer, Holmberg, Blair, dan Orbuch (2008) dan Fehr (2015). Ia menjalani hubungan yang berawal dari cinta pandangan pertama. Menurut informan itu, hubungannya terasa hidup dan stabil.
*Zsok (2017) menyimpulkan cinta pandangan pertama adalah ketertarikan awal yang disadari pada saat itu juga atau disadari secara terlambat (retrospektif).
Seseorang mungkin menyadari lawan jenis itu merupakan tambatan hatinya pada saat itu juga. Seseorang mungkin juga baru menyadari cinta pandangan pertama itu merupakan seseorang yang betul-betul ia sukai setelah beberapa waktu bersama.
Menurut warganet X (Twitter) dengan nama pengguna @ eraofness pada 2023 lalu mengungkapkan bahwa mantan pacarnya merupakan cinta pandangan pertama. Dirinya menjawab pertanyaan “Cinta pandangan pertama itu betulan ada atau tidak ya?”.
Pengalaman warganet ini cukup menjawab fenomena cinta pandangan pertama itu apakah nyata atau tidak. Dari jawaban itu, dapat disiratkan bahwa cinta pandangan pertama merupakan langkah awal sebuah hubungan dimulai.
*Sumber: Zsok, F., Haucke, M., de Wit, C., & Barelds, D. (2017). What kind of love is love at first sight? An empirical
investigation. Personal Relationships, 24(4), 869-885. https://doi.org/10.1111/pere.12218
Prince Harry dan Meghan Markle merupakan salah satu pasangan yang bermula dari cinta pandangan pertama. Dikutip dari The Jakarta Post, Prince Harry menaksir Meghan pada pandangan pertama saat kencan buta pada tahun 2016. Pandangan pertama itu membuat Harry hendak mendekati Meghan.
“I was beautifully surprised when I walked into that room and saw her,” he recalled, and thought to himself: “I’m going to really have to up my game here!”
Perkataan Harry ini menggambarkan momen ia dahulu saat merasakan ketertarikan yang kuat saat pandangan pertama. Pada saat itu, ada perasaan bahwa ia telah bertemu seseorang yang istimewa dan ingin berusaha untuk memenangkan hatinya.
Secara eksistensial, cinta pandangan pertama itu nyata karena seseorang menyadari dirinya tertarik kepada orang lain meskipun itu sepintas atau bukan.
Berdasarkan penelitian atau investigasi di atas, cinta pandangan pertama dapat diwujudkan pada seseorang yang menindaklanjuti kekagumannya atau ketertarikannya menjadi suatu ikatan-hubungan yang jelas.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.