Majalah Sunday

Benarkah Masa Remaja
Mudah Mengalami Gangguan Mental?
Ini Penjelasannya!

Penulis: Mohammad Fahmi Khalid Darmawan – Universitas Negeri Jakarta

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa yang akan dihadapkan pada tantangan dan pengalaman baru. Remaja mengalami perubahan dan perkembangan pada aspek fisik, psikologis, dan kognitif. Pada masa ini, akan mulai meninggalkan ciri-ciri perkembangan masa kanak-kanak dan mulai mengalami perubahan-perubahan baru untuk mempersiapkan diri menghadapi perkembangan pada masa dewasa. Berbagai perubahan seperti mulai mengalami pubertas, perubahan otak, perilaku, dan emosional.

Anak remaja kerap kali mengalami kelelahan dan gangguan psikologis karena harus menerima dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada hidupnya. Melansir dari ugm.ac.id, survei yang dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) pada tahun 2022 terhadap remaja usia 10-17 tahun, menunjukkan sebanyak 1 dari 3 remaja Indonesia memiliki masalah mental, sedangkan 1 dari 20 remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Terdapat berbagai alasan yang membuat remaja mudah mengalami gangguan mental. Untuk lebih jelasnya, ayo simak artikel ini sampai habis!

Masa Remaja Mudah Mengalami gangguan Mental

Benarkah masa remaja mudah mengalami gangguan mental?
Masa remaja rentan terhadap gangguan mental. Sumber: pexels.com

Melansir dari The Conversation, Tim Divisi Psikiatri Anak dan Remaja, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, melakukan riset terhadap 393 remaja usia 16-24 tahun. Hasil riset tersebut menunjukkan sebanyak 95,4% pernah mengalami gejala kecemasan dan 88% pernah mengalami gejala depresi. Hal ini diakibatkan karena adanya perubahan lingkungan baru, pertemanan yang semakin banyak, tantangan dalam pendidikan atau karir yang semakin besar, dan perbedaan budaya yang mungkin sangat mencolok.

Pada data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, menunjukkan remaja usia 15 tahun ke atas mengalami gejala depresi dan kecemasan sebanyak 6,1%. Usia remaja dengan rentang 15-24 tahun memiliki persentase depresi sebanyak 6,2%. Gangguan mental berupa deprsei dan kecemasan dapat memicu penderitanya untuk melakuan tindakan bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa, sebanyak 6,9% pernah memiliki niat untuk bunuh diri dan sebanyak 3% pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi dan kecemasan dapat diakibatkan oleh berbagai hal, seperti kekerasan, perundungan, pengalaman masa kecil yang kurang baik, pekerjaan, masalah akademik, dan lain-lain.

Anak – Anak dan Dewasa Juga Rentan Terhadap Gangguan Mental

Mengutip dari antaranews.com, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan anak-anak dan remaja termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan mental. Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi Organisasi Riset Kesehatan BRIN, Wahyu Pudji Nugraheni, menyatakan bahwa kecemasan, depresi, dan gangguan mental menjadi gangguan yang rentan dialami oleh anak-anak dan remaja. Beliau menambahkan, bahwa gangguan mental tersebut dapat dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, sosial, ekonomi, dan kondisi biologis.

Tidak hanya anak – anak dan remaja, orang dewasa pun juga rentan terhadap gangguan mental. Penelitian yang dilakukan oleh Frans Judea Samosir, S.Psi., MPH dengan judul Kesehatan Mental pada Usia Dewasa dan Lansia, menunjukkan kelompok usia dewasa awal (<40 tahun) mengalami gangguan mental sebesar 33 orang (23,74%). Gangguan mental tersebut berupa kecemasan, depresi, dan stres. Penelitian tersebut dilakukan kepada 139 orang yang berdomisili di Jalan Pasar VII Padang Bulan Medan dengan usia lebih dari 20 tahun. Pengaruh faktor sosial, psikologis, biologis, kekerasan dapat mempengaruhi kondisi mental seseorang.

Alasan Masa Remaja Mudah Mengalami Gangguan Mental

Merasa cemas atas pendapat orang terhadap dirinya

Ketika seseorang beranjak remaja, ia akan mulai memikirkan tentang dirinya di mata orang lain. Biasanya anak remaja akan berusaha untuk bisa diterima oleh orang lain dan lingkungannya. Mereka akan terus memikirkan hal – hal yang dipikirkan orang lain terhadap dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kondisi psikologis anak remaja.

Perkembangan Sosial Media

Sosial media menjadi salah satu penyebab remaja mudah mengalami gangguan mental. Dengan sosial media, setiap orang bisa melihat berbagai tren dan populer yang sedang ramai dibicarakan. Selain itu, kita juga bisa dengan mudah melihat pencapaian orang lain. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain yang dapat menimbulkan stres.

Di sosial media, kita juga bisa dengan mudah melihat berita – berita, apalagi berita yang negatif. Hal ini akan menimbulkan perasaan cemas dan takut.

Pergaulan yang Kurang Baik

Pergaulan pada masa remaja terkadang kurang baik karena adanya tindakan perundungan, kekerasan, penolakan yang membuat kondisi mental menjadi terganggu.

Adanya Tekanan dan Tuntutan

Ketika beranjak remaja, seseorang akan mendapatkan tantangan dan pengalaman baru yang perlu adaptasi kembali. Tuntutan tersebut dapat berupa pergaulan, keluarga, akademik, dan karir. Situasi ini akan memengaruhi emosional remaja.

Strategi Koping Untuk Mengatasi Gangguan Mental pada Masa Remaja

Perlu adanya strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi gangguan mental pada remaja. Beberapa strategi yang dapat dilakukan, diantaranya:

Keterampilan Regulasi Emosi

Remaja yang mampu mengatur regulasi emosi dapat mengubah fokus mereka terhadap situasi tertentu dan melawan pemikiran terhadap pandangan mengenai kemungkinan persepsi sosial yang negatif dan dimensi aspek sosial. Ini akan membuat remaja dapat mengatasi ketakutan sosial.

Pengalihan Bersama Teman Sebaya dan Orang Tua

Strategi ini dapat dilakukan dengan lebih banyak meluangkan waktu bersama orang tua dan teman, seperti berlibur dan curhat. Langkah ini akan membantu mengalihkan pikiran dan perasaan remaja ke hal – hal yang lebih menyenangkan.

Peran Orang Tua

Orang tua dapat membantu menjaga kesehatan mental anak remaja, seperti mengajak anak olahraga, melakukan aktivitas sosial, agar anak bisa mengekspresikan emosinya. Selain iu, orang tua juga harus memahami apa yang dibutuhkan oleh anak remaja agar mereka bisa memiliki emosional yang lebih seimbang.

Masa remaja merupakan masa – masa peralihan dari anak – anak ke dewasa yang dihadapkan pada tantangan dan pengalaman baru. Remaja mudah mengalami gangguan mental karena adanya perubahan fisik, psikologis, dan kognitif. Pengaruh lingkungan sosial serta tekanan akademik dan karir yang lebih besar juga dapat mempengaruhi kondisi mental anak remaja. Mereka harus menerima dan beradaptasi dengan lingkugan yang baru. Perlu adanya strategi koping yang baik agar remaja bisa mengatasi masalah mental yang dialami. Jadi, ayo jaga kesehatan mental kamu dengan mengelola emosi dan mencari lingkungan pergaulan yang sehat agar terhindar dari gangguan mental. Karena yang bisa menjaga kesehatan mental kamu berawal dari dirimu sendiri.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 55
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?