Majalah Sunday

Batu Nisan Berbicara

Penulis: Moses Robinsar – Universitas Kristen Indonesia

Di sebuah desa terpencil yang tersembunyi di tengah hutan belantara, terdapat makam kuno yang selama berabad-abad terlupakan oleh waktu. Seorang mahasiswa arkeologi bernama Maya, yang sedang menjalani penelitiannya di universitas terkemuka, mendengar desas-desus tentang keberadaan makam tersebut dari seorang petani lokal yang berbicara tentang suara aneh yang terdengar di malam hari.

Dengan rasa ingin tahu dan semangat petualangan, Maya memutuskan untuk menyelidiki desa itu. Dia tiba di desa kecil yang terasa terisolasi dari peradaban modern. Warga desa, dengan mata penuh kecurigaan dan rasa takut, memberikan petunjuk samar tentang lokasi makam yang tersembunyi.

Setelah berhari-hari mencari di tengah hutan, Maya akhirnya menemukan makam yang tersembunyi di balik semak-semak dan reruntuhan yang telah melupakan sejarah. Dengan hati yang berdebar, Maya memulai penggalian di sekitar batu nisan tua yang dipenuhi dengan lumut dan tanda-tanda waktu.

Di saat matahari terbenam, cahaya yang memudar mengungkapkan ukiran indah pada batu nisan itu, memperlihatkan sosok sepasang kekasih yang saling berpegangan tangan. Bagian bawah nisan terlihat patah, menggambarkan kisah yang terputus secara mendalam.

Maya merasa terpesona oleh penemuan ini. “Aku akan membawa kisahmu kembali ke dunia ini,” gumamnya sambil memegang batu nisan dengan lembut.

Di malam hari, desa yang sepi menjadi saksi saat batu nisan tersebut memancarkan cahaya lembut dan mengeluarkan suara samar yang membuat dinding waktu terasa tipis di antara sejarah yang terlupakan dan masa kini.

Kisah Batu Nisan

Matahari terbenam yang memancarkan cahaya lembut, pict by canva.com

Maya melanjutkan penggalian di situs makam, membawa kehidupan kembali ke tempat yang telah lama sepi. Dalam pencariannya, dia menemukan artefak-arteafak kuno, seperti perhiasan dan patung kecil yang menceritakan kisah kehidupan masyarakat pada masa lalu.

Suatu malam, Maya duduk di depan batu nisan yang terangkat dari tanah dan ditempatkan di tengah-tengah situs. Cahaya remang-remang bulan menerangi makam yang selama ini terlupakan. Tiba-tiba, suara samar terdengar dari batu nisan.

“Maya…” bisik suara itu, membuat bulu kuduknya merinding.

Maya menatap batu nisan dengan takjub, “Siapa kalian? Apakah kalian bisa mendengar aku?”

Suara itu menjawab dengan lembut, “Kami adalah Ananta dan Sinta, sepasang kekasih yang hidup pada masa yang jauh di masa lalu. Kisah kami terhenti begitu saja.”

Maya merasa keterpikat oleh suara keduanya, “Apa yang terjadi padamu?”

Ananta menjawab, “Kami terpisah oleh kecelakaan yang tak terduga. Hatiku terasa hancur saat itu, dan kami terpisah dalam kehidupan dan kematian.”

Sinta melanjutkan, “Tapi sejak kamu datang, kita merasakan kehadiranmu. Kami tahu kamu bisa membantu kami menyelesaikan kisah cinta kami.”

Maya, yang tak percaya apa yang dia dengar, bertanya, “Bagaimana aku bisa membantu?”

Ananta berkata, “Kami perlu agar kisah cinta kami diceritakan, agar dunia bisa tahu bahwa kita pernah ada dan mencintai dengan sepenuh hati.”

Sinta menambahkan, “Bantu kami menggambarkan kisah cinta kami yang terhenti pada batu nisan ini.”

Maya mengangguk, “Aku akan mencatat setiap detailnya. Kami akan memberikan kehidupan kembali pada kisah cinta kalian.”

Sejak malam itu, Maya menjadikan tugasnya menggali lebih dalam ke dalam kisah cinta Ananta dan Sinta, dan setiap kali bulan purnama bersinar, batu nisan itu berbicara, mengisahkan kisah cinta yang telah lama terlupakan.

Kisah Batu Nisan

Sinta dan Maya berdiri di depan batu nisan, pict by canva.com

Maya menjadi semakin tergila-gila dengan penemuan arkeologisnya dan dialog yang terjadi dengan batu nisan. Setiap malam, dia mendengarkan dengan penuh perhatian ketika Ananta dan Sinta menceritakan kisah mereka. Dengan hati yang hangat, Maya mencatat setiap kata dan detail dengan penuh cinta.

Kisah cinta Ananta dan Sinta terbentang dari pertemuan mereka yang penuh kebetulan di pasar hingga momen indah ketika mereka bersatu sebagai kekasih. Mereka mengekspresikan cinta mereka melalui surat-surat cinta yang indah dan pertemuan yang romantis di bawah pohon rindang. Namun, kisah mereka berakhir tragis ketika Ananta dipanggil pergi untuk ikut berperang dan tak pernah kembali.

Maya terus menulis dan merasakan emosi yang dalam selama mendengarkan kisah ini. Setiap cerita, setiap detail, dan setiap sentuhan cinta diungkapkan melalui batu nisan yang bersinar. Semakin Maya mencatat, semakin kuatlah ikatan antara dunia nyata dan dunia kuno yang terpenuhi dengan rahasia cinta yang terlupakan.

Suatu malam, ketika Maya mulai memahami kisah cinta sepasang kekasih ini, batu nisan bersinar lebih terang dari biasanya. Suara Ananta dan Sinta bersama-sama menyuarakan terima kasih, “Terima kasih, Maya. Kau memberikan hidup kembali pada kisah cinta kami.”

Maya tersenyum dengan penuh kebahagiaan. “Kisah kalian akan dikenang selamanya.”

Namun, ketika bulan purnama terang benderang, Maya mendengar suara terakhir Ananta, “Tetapi, Maya, kita membutuhkan satu hal lagi.”

Maya bertanya dengan penuh perhatian, “Apa yang kalian butuhkan?”

Ananta menjawab, “Kita butuh agar dunia tahu bahwa cinta kita abadi. Bantu kami memahami makna sejati dari keabadian ini.”

Maya merasa tanggung jawab besar di pundaknya. Bagaimana dia bisa membuat dunia modern mengerti keabadian cinta yang telah terhenti pada batu nisan tersebut?

Kisah Batu Nisan

Bulan purnama yang terang benderang, menyoroti wajah Maya yang penuh perhatian, pict by canva.com

Maya, dengan tekad yang kuat, kembali ke kampusnya dan memutuskan untuk menggunakan penemuan dan cerita cinta Ananta dan Sinta untuk membuat proyek akhirnya di dunia modern. Dia menyusun presentasi multimedia yang memadukan temuan arkeologis dengan kisah cinta yang telah terungkap.

Pada hari presentasi, Maya memperkenalkan cerita Ananta dan Sinta sebagai perwujudan keabadian cinta yang melebihi batas-batas waktu. Dia menjelaskan cara kisah cinta ini telah memberikan makna baru pada situs makam kuno dan bagaimana suara mereka bisa diungkapkan melalui batu nisan yang telah terlupakan.

Ketika foto-foto batu nisan dan artefak-arkeologis diputar di layar, Mahasiswa dan profesor yang hadir terpesona oleh keindahan dan keabadian cinta ini. Tak hanya sejarah, tetapi kisah cinta ini merentang melintasi waktu dan menyentuh hati setiap orang yang mendengarnya.

Setelah presentasi, seorang profesor berkomentar, “Ini bukan hanya temuan arkeologi biasa. Ini adalah jendela yang membawa kita kembali ke masa lalu, menghidupkan kembali kisah cinta yang telah terlupakan.”

Maya menjawab dengan senyum, “Cinta itu abadi. Terkadang kita hanya perlu mencari di tempat-tempat yang tak terduga untuk menemukannya.”

Proyek Maya mendapat penghargaan dan perhatian dari berbagai kalangan, termasuk dunia akademis dan media. Ananta dan Sinta, melalui suara mereka yang bersinar melalui batu nisan, akhirnya mendapatkan tempat khusus di hati banyak orang.

Sejak saat itu, batu nisan yang lama terlupakan menjadi objek wisata dan tempat suci bagi mereka yang mencari inspirasi dari kisah cinta abadi. Dalam cahaya bulan purnama, suara Ananta dan Sinta masih terdengar, membawa pesan keabadian cinta kepada generasi setelahnya.

***

Dengan mengikuti jejak Maya dalam menyelami misteri makam kuno, saya ingin mengajak Sunners untuk mengeksplorasi keabadian cinta. Melalui kisah Ananta dan Sinta, kita dapat belajar bahwa cinta bisa melebihi batas waktu dan tetap hidup dalam ingatan kita. Mungkin, seperti Maya, kita juga bisa menemukan keindahan dalam kehidupan yang telah terlupakan dan merangkul makna sejati dari keabadian. Saya mengundang Sunners untuk membuka diri terhadap cerita-cerita yang tersembunyi di balik masa lalu, karena kadang-kadang, di situlah kita menemukan kebijaksanaan yang tak ternilai.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 377
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?