Majalah Sunday

Anti Sosial Berbeda dengan Introvert? Simak Perbedaannya!

Penulis: Salma Aulia Najmah – Universitas Pendidikan Indonesia

Sering kali, orang-orang beranggapan bahwa anti sosial sama dengan introvert. Tak jarang juga, label “ansos” diberikan kepada mereka yang berkepribadian lebih pendiam dan cenderung menghabiskan waktu sendiri. Padahal, dua hal tersebut berbeda, lho! Hal ini sangat penting untuk kita tahu supaya tidak terjadi kesalahpahaman, terutama untuk mereka yang merasa disalahartikan di lingkungan sekitarnya. Apakah kamu pernah merasa begitu? Yuk, kita simak perbedaannya!

perbedaan anti sosial dan introvert

Kenali perbedaan keduanya

Anti Sosial Vs Introvert

Anti sosial (Anti social personality disorder) merupakan salah satu gangguan mental yang ditandai oleh perilaku yang terus-menerus melanggar norma sosial serta mengabaikan hak-hak orang lain. Kondisi ini sering disebut juga sebagai psikopati atau sosiopati, dengan gejala utama berupa ketidakpedulian terhadap perasaan orang lain, kurangnya rasa bersalah atas pelanggaran hukum, serta kecenderungan untuk berbohong dan memanipulasi. Orang dengan ASPD umumnya tidak memiliki empati dan sering kali melakukan tindakan yang tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga diri mereka sendiri. Gangguan ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama di lingkungan penjara, di mana sekitar 47% pria dan 21% wanita menunjukkan ciri-ciri ASPD (Mauliana, dkk, 2024: 4532).

Dilansir dari halodoc, introvert merupakan kepribadian yang cenderung mengutamakan fokus pada pikiran dan dunia batin mereka sendiri. Orang yang berkepribadian introvert biasanya lebih nyaman menikmati waktu bersama satu atau dua orang daripada berada di keramaian.

Jadi, anti sosial dan introvert berbeda, ya! Anti sosial termasuk gangguan mental, sedangkan introvert termasuk tipe kepribadian. Supaya lebih jelas mengenali perbedaannya, simak penjelasan berikut. 

Ciri-ciri Anti Sosial

  1. Mengabaikan hak orang lain. Orang dengan gangguan anti sosial sering kali melanggar hak dan perasaan orang lain, serta  menunjukkan perilaku yang merugikan.
  2.  Kurangnya empati. Orang dengan gangguan anti sosial tidak memiliki rasa empati atau penyesalan atas tindakan yang merugikan orang lain.
  3. Perilaku yang manipulatif. Orang dengan gangguan anti sosial sering menggunakan kebohongan atau penipuan untuk keuntungan pribadi, serta bersikap manipulatif.
  4. Agresif dan Impulsif. Orang dengan gangguan anti sosial cenderung menunjukkan perilaku agresif dan impulsif, serta memiliki masalah hukum yang berulang.
  5. Kesulitan dalam mempertahankan hubungan. Orang dengan gangguan anti sosial memiliki hubungan sosial yang buruk dan cenderung tidak bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban. 

Ciri-ciri Introvert

  1. Mendapatkan energi dari kesendirian. Seseorang yang introvert merasa lebih nyaman dan mendapatkan energi dari waktu yang dihabiskan sendirian atau dalam kelompok kecil. 
  2. Cenderung merenung dan berpikir mendalam. Seseorang yang introvert lebih suka merefleksikan diri daripada terlibat dalam interaksi sosial yang ramai.
  3. Lebih suka hubungan dekat. Seseorang yang introvert memiliki sedikit teman dekat dengan hubungan yang lebih mendalam, daripada banyak kenalan.
  4. Mudah lelah setelah bersosialisasi. Seseorang yang introvert sering merasa lelah atau kehabisan energi setelah berinteraksi sosial, terutama di keramaian atau dalam acara yang berlangsung lama.
  5. Berpikir kreatif dan memiliki kemampuan observasi yang tajam dalam menyelesaikan masalah.

Penyebab Anti Sosial

  1. Trauma dan pengabaian pada masa anak-anak. Misalnya, kekerasan dalam keluarga dan lingkungan rumah yang tidak memberikan kontribusi atau peran yang signifikan. 
  2. Pola asuh yang tidak konsisten dengan kurangnya keterlibatan orang tua dapat  mempengaruhi  perkembangan  kepribadian  anak.
  3. Model peran negatif. Misalnya, anggota keluarga atau anggota  keluarga  atau  teman  yang  menunjukkan  perilaku  antisosial,  dapat mempengaruhi cara seseorang memahami dan merespons dunia di sekitarnya.
  4. Lingkungan yang kriminal. Lingkungan ini sangat berbahaya bagi tumbuh kembang seseorang karena lingkungan  di  mana  perilaku  kriminal  dianggap  norma  atau  diterima dapat membentuk representasi individu tentang tata nilai dan norma sosial.
  5. Kurangnya dukungan sosial yang positif dapat meningkatkan  risiko  gangguan kepribadian anti sosial.
  6. Kondisi ekonomi dan sosial yang sulit, misalnya kemiskinan, kurangnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, dapat menciptakan lingkungan seseorang bisa merasa terasingkan. 
  7. Reinforcement terhadap perilaku anti sosial. Lingkungan yang memberikan penghargaan positif atau tidak memberikan hukuman yang sesuai terhadap perilaku antisosial dapat memperkuat dan memperkuat berkembangnya perilaku tersebut.

Cara Mengatasi Anti Sosial

  1. Melakukan psikoterapi. Psikoterapi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok dengan berbagai metode, seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT) dan Mentalization-Based Therapy (MBT). 
  2. Mengonsumsi obat-obatan dengan resep dokter untuk mengatasi gejala terkait, seperti kecemasan, depresi, atau perilaku agresif. 
  3. Rawat inap di rumah sakit mungkin diperlukan untuk mengendalikan perilaku berbahaya atau penyalahgunaan zat.
  4. Bagi orang-orang di sekitar individu dengan gangguan kepribadian anti sosial, penting untuk menjaga jarak emosional dan fisik. Ini membantu melindungi diri dari manipulasi dan pengaruh negatif.

  5. Menetapkan batasan yang jelas dan tegas. Hal ini mencakup menjelaskan konsekuensi dari pelanggaran batasan tersebut dan menjaga konsistensi dalam penerapannya.
  6. Mendapatkan dukungan dari profesional kesehatan mental sangat dianjurkan bagi individu yang berinteraksi dengan penderita gangguan ini.

*****

Anti sosial atau Gangguan Kepribadian Antisosial (ASPD) adalah kondisi mental serius di mana seseorang cenderung melanggar norma sosial, manipulatif, dan kurang empati terhadap orang lain. Di sisi lain, introvert adalah tipe kepribadian yang lebih suka menyendiri atau berkumpul dengan segelintir teman dekat, tanpa sifat merugikan. Jadi, kalau kamu introvert, bukan berarti kamu anti sosial, ya! Sangat penting untuk memahami perbedaan ini supaya nggak ada salah kaprah dan label yang salah terhadap mereka yang lebih pendiam. Kalau ada tanda-tanda perilaku anti sosial di sekitar kita, lebih baik segera konsultasi ke ahli karena penanganannya butuh bantuan profesional.

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 80
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?