Penulis: Risa Swastika Jati – Universitas Indonesia
Sunners! Kamu sudah tahu belum kalau alat kontrasepsi tidak hanya dipakai untuk menghindari kehamilan saja? Kira-kira dipakai untuk apa saja, ya? Tapi, sayangnya ada efek sampingnya, lho. Yuk cermati agar kamu tidak terdampak akibatnya!
Alat kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk mencegah atau menunda kehamilan dengan menghambat pertemuan sel sperma dan sel telur. Saat ini, sudah ada berbagai jenis kontrasepsi yang memiliki kelebihan, kekurangan, cara kerja, cara penggunaan, dan tingkat efektivitas masing-masing. Jenis-jenisnya pun beragam, seperti kondom pria, kondom wanita, pil KB, suntik KB, KB implan, KB permanen, Intra Uterine Device (IUD), diafragma, spersimida, tubektomi atau vasektomi (steril). Nah, tapi kali ini kita tidak bahas lebih lanjut tentang jenis-jenisnya nih, melainkan tentang efek samping penggunaannya.
Alat kontrasepsi sering dipakai untuk mengatasi masalah kesehatan dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan. Dilansir dari National Library of Medicine (NLM) bahwa penggunaan pil KB di kalangan remaja bisa meningkatkan kemungkinan terkena Penyakit Menular Seksual (PMS), penyakit radang panggul, serta debut seksual lebih awal dan lebih banyak. Debut seksual adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh remaja untuk pertama kalinya. Lalu penggunaan kondom, faktanya hanya memberikan perlindungan terbatas dari penyakit yang bisa menular, seperti Human Papilloma Virus (HPV), Herpes Simplex Virus (HSV), sifilis, dan chancroid. NLM juga berpendapat bahwa remaja yang menggunakan kontrasepsi untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan meyakini bahwa tindakan tersebut menjamin keselamatan seksual, pada kenyataannya hal itu mengarah ke aktivitas seksual yang tidak sehat.
Remaja yang pernah menggunakan kontrasepsi cenderung memiliki lebih banyak pasangan seksual dibandingkan dengan remaja yang tidak pernah menggunakannya. Dampak yang cukup serius dari penggunaannya secara terus-menerus di kalangan remaja dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Jadi, penggunaan kontrasepsi bagi remaja dianggap berisiko terhadap kesehatan. Jika kontrasepsi digunakan untuk tujuan selain mencegah kehamilan (non-kontrasepsi) maka dapat mengurangi dimulainya hubungan seksual lebih awal dan berganti-ganti pasangan seksual.
• Mengatur siklus menstruasi;
• Menyembuhkan Beberapa Kondisi Medis, seperti kista;
• Mencegah Kanker;
• Mengendalikan Jerawat;
• Melindungi dari Penyakit Menular Seksual (PMS);
• Mengatur Berat Badan, dan lain-lain.
Nah, sekarang sudah paham, kan risiko-risiko pemakaian alat kontrasepsi karena hubungan seksual sebelum waktunya. Yuk, jaga diri sendiri dengan sayangi tubuhmu agar terhindar dari dampak-dampak negatif! Lebaik baik mencegah daripada mengobati!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.