Penulis: Lia Kurnianingsih – Universitas Tama Jagakarsa
Editor: Alfira Damayanti Rahman – Universitas Negeri Jakarta
Hai Sunners, terutama untuk kalian yang baru kelas 10!
Di tahun ajaran baru ini kalian udah enggak ada MOS, tapi diganti menjadi MPLS. Sebenarnya MPLS sudah ada pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 18 Tahun 2016. Namun baru diselenggarakan tahun ini, karena kondisi yang tidak memungkinkan di masa pandemi.
Pict by freepik.com
MOS (Masa Orientasi Siswa) biasanya dilakukan oleh OSIS, untuk memperkenalkan sekolah contohnya seperti ekstrakurikuler, fasilitas sekolah, dan peraturan-peraturan sekolah. Untuk mencairkan suasana agar lebih dekat dengan OSIS atau teman baru,biasanya juga diadakan kompetisi untuk membuat yel-yel bagi setiap kelompok. Namun, MOS sering kali disalahgunakan oleh OSIS dengan melakukan senioritas agar peserta didik baru merasa takut, dan juga timbul kasus bullying. Menggunakan seragam yang serba aneh, mengandung unsur pelecehan, kekerasan, peloncoan, dan kerap kali meminta memberikan sesuatu kepada senior, seperti cokelat, uang, dll.
Untuk perbedaan MPLS itu sendiri, Sunners sudah tahu belum? Hampir sama dengan MOS, namun untuk perbedaanya hanya tidak ada lagi senioritas oleh kakak kelas, karena MPLS dilakukan oleh guru. Di masa pandemi ini MPLS dilakukan secara online bisa melalui Zoom atau Gmeet.
MPLS dilakukan dengan tujuan memutus perpeloncoan, kekerasan, pelecehan. Mengingat masih tingginya angka penularan Covid-19, MPLS dilakukan dengan daring karena belum memungkinkan dilakukan tatap muka di dalam kelas.
Salah satu teman Sunners, Hasya dari SMA Muhammadiyah 12 memberikan tanggapannya nih ketika mengikuti MPLS di sekolahnya!
Itu dia tanggapan dari teman kita, menurut kalian gimana? Sama juga gak nih lebih suka MPLS dari pada MOS?
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.