Editor: Delia Putri Amanda – Universitas Negeri Jakarta
Halo, Sunners. Masa-masa sekolah adalah masa yang nggak bisa dilupain. Betul nggak, nih? Bukan cuma karena hal-hal indahnya, tapi juga hal-hal yang kurang enaknya. Hal yang nggak enak ini, dari dulu sampai sekarang, nggak beda jauh, loh. Keduanya dibedain dari perkembangan teknologinya aja. Ah, bikin nostalgia banget, ya. Nah, kalian pasti penasaran, dong, apa aja sih perbedaan derita pelajar zaman dulu dan sekarang?
Menulis di Papan Tulis, pict by canva.com
Bagi kalian yang mengalami masa-masa papan tulis dan kapur, pasti sering, nih, ditanyain guru tentang kapurnya ada di mana atau ukuran kapur yang udah superkecil. Ujung-ujungnya kalian harus minta lagi ke bagian tata usaha. Kalau zaman sekarang, sih, sebagian besar sekolah udah nggak ada yang pakai kapur. Masalah kapur pun diganti sama masalah Windows-nya updates. Nggak kebayang kalau mau presentasi atau sidang skripsi. Bikin panik.
Nggak enaknya sekolah di jaman dulu adalah kalau nulis materi itu di kertas—dan biasanya sampai berlembar-lembar. Selain bikin tangan pegal, buku dan pulpen jadi cepat habis, ya. Ditambah lagi, terkadang gurunya mendikte materinya terlalu cepat. Hasilnya? Tulisan cakar ayam. Eits, tapi nggak beda jauh sama keadaan sekarang ini. Bukan masalah kertas dan pulpen, tapi masalah Microsoft Word yang nggak bisa dibaca. Boro-boro dibaca, dibuka aja nggak bisa.
Buku yang bolong-bolong karena ulah rayap kayaknya udah biasa buat kalian yang zaman sekolahnya belum ada buku elektronik (e-book). Selain jenis buku yang kertasnya bolong-bolong, masalah sampul yang robek dan lem yang kering juga udah jadi pemandangan biasa. Di zaman sekarang, bukan buku bolong ditemuin, tapi virus di mana-mana. E-book yang biasanya disebarin lewat grup online atau malah unduh sendiri, bisa jadi ada virus di dalamnya, loh. Wah, harus siap sedia antivirus, ya, di komputer dan ponsel kalian.
Biasanya, berapa lama, sih, deadline untuk ngerjain tugas? Satu hari? Satu minggu? Kalau ngelewatin deadline, siap-siap tugas tambahan menanti kalian, nih. Hm, kayaknya bikin PR banget, ya. Tapi, nih, di jaman sekarang kalau kalian ngumpulin tugasnya lewat e-mail dan masih lewat deadline, pasti alasannya cuma satu. Yup, nggak ada sinyal. Meskipun, nih, udah pasti nilai kalian berkurang.
Semua hal ada di Google, pict by canva.com
Mau bertanya sesat di jalan. Kayanya, peribahasa di atas cocok banget deh buat kalian pelajar jaman dulu sekaligus sekarang. Kalau di jaman dulu, pas bingung tinggal unjuk tangan terus tanya ke guru. Beliau pasti akan jelasin dengan baik dan betul. Tapi, kalau jaman sekarang, kalau bingung ya tinggal klik Google aja. Semua hal ada di Google, tapi nggak semua betul. Harus tetap tanya ke guru, nih.
Zaman dulu, kalau ada tugas kelompok, pasti dikerjainnya di rumah salah satu temen atau di perpustakaan. Bisa silaturahmi sekaligus ngemil-ngemil, dong. Nah, kalau sekarang, sih, kebanyakannya ngerjain tugas kelompok lewat grup chat. Meskipun sama-sama tugas kelompok, sensasi proses ngerjainnya beda, ya. Kalian lebih suka yang mana?
Buat pelajar, setiap zamannya emang punya kesenangan sekaligus deritanya masing-masing. Ada atau belum adanya teknologi, pasti ada deritanya tersendiri. Nah, kalau kalian lebih mending yang mana? Pas belum ada teknologi atau pas udah ada teknologi?
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.