Majalah Sunday

Mengenal 5 Band Lokal
yang Namanya Melokal Pula

Penulis: Andi Audia Faiza Nazli Irfan – Universitas Hasanuddin

Sedikit kujelaskan tentangku dan kamu

Agar seisi dunia tahu

Yap betul, Nadin, agar seisi dunia tahu kalau nama band lokal yang bahasa Indonesia itu tidak kalah kerennya jika menggunakan nama bahasa Inggris. Di sini sedikit menuju banyak kita akan membahas singkat band lokal tersebut.

Efek Rumah Kaca

"Sebelah Mata" (Efek Rumah Kaca)

“Sebelah Mata” (Efek Rumah Kaca)

Efek Rumah Kaca adalah band indie rock Jakarta yang dibentuk pada 2001. Grup ini beranggotakan Cholil Mahmud (vokalis utama, gitar), Airil “Poppie” Nur Abadiansyah (vokalis latar, bass), Akbar Bagus Sudibyo (drum, vokal latar), dan Reza Ryan (gitar).

Lirik-lirik lagunya menggugah pikiran tentang sosial atau kehidupan sehari-hari. Salah satunya “Sebelah Mata” (2007) yang memuat perasaan diremehkan, diabaikan, atau tidak dianggap penting oleh orang lain.

“Sebelah Mata” juga bisa dilihat sebagai kritik sosial terhadap kecenderungan masyarakat yang sering mengabaikan orang atau kelompok tertentu. Lagu ini mengingatkan bahwa semua orang pantas mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama.

Mereka telah merilis empat album, Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008), Sinestesia (2015). Pada 27 Januari 2023 mereka telah merilis Rimpang.

Morfem

"Rayakan Pemenang" (Morfem)

“Rayakan Pemenang” (Morfem)

Morfem adalah band indie rock asal Jakarta. Grup musik ini dikenal dengan gaya musiknya yang mengombinasikan rock alternatif dengan punk rock, power pop, dan nuansa gitar yang bising.

Grup musik ini dibentuk 2009 oleh Jimi Multhazam (vokal), Pandu Fatoni (gitar), Freddie A Warnerin (drum), dan Yusak Anugrah (bass).

Mereka telah merilis album Indonesia (2011), Hey, Makan Tuh Gitar! (2012), dan Dramatugi Underground (2018).

Salah satu lagunya adalah “Rayakan Pemenang”. Lagu yang berhubungan dengan perayaan pencapaian (kemenangan), baik secara individual maupun kolektif. Dengan gaya musik yang energik dan lirik yang semangat, lagu ini membawa pesan tentang keberanian untuk berjuang. Juga, merayakan kemenangan setelah melalui berbagai dan beragam tantangan.

rumahsakit

"Kuning" (rumahsakit)

“Kuning” (rumahsakit)

rumahsakit dibentuk di Jakarta pada 1994. Setelah hengkangnya vokalis Andri Ashari pada 2015, grup ini kini digawangi oleh vokalis Arief Bakrie.

Album mereka antara lain Rumahsakit (1997), Nol Derajat (2000), 1+2 (2012), dan +imeless (2015).

Salah satu lagunya adalah “Kuning”. “Kuning” bisa dilihat sebagai warna keberanian atau pengungkapan kebenaran, terutama ketika berada di tengah situasi yang tidak pasti. Lagu ini mungkin juga bisa ditafsirkan sebagai ajakan untuk berani menghadapi kenyataan, meski kenyataan itu tidak sesuai dengan hal yang diharapkan.

Lomba Sihir

"Nirrrlaba" (Lomba Sihir)

“Nirrrlaba” (Lomba Sihir)

Lomba Sihir merupakan grup musik asal Indonesia yang dibentuk pada tahun 2019 ini terdiri dari Baskara Putra, Natasha Udu, Tristan Juliano, Rayhan Noor, Enrico Octaviano dan Wisnu Ikhsantama.

Salah satu lagunya, “Nirrrlaba” dari album Selamat Datang di Ujung Dunia (2021) memuat fenomena hanya mencari untung di segala sisi kehidupan. “Nirrrlaba” seperti menyinggung cara pandang masyarakat yang cenderung berfokus pada hal-hal materialistik dan mengejar keuntungan (laba) dalam segala aspek kehidupan. 

Melalui liriknya, lagu ini mengajak pendengar untuk melihat bahwa tidak semua hal dalam hidup harus dilihat dari segi untung atau rugi. Ada nilai-nilai lain yang tidak bisa diukur dengan uang seperti kebahagiaan, persahabatan, pengalaman, dsb.

Barasuara

"Mengunci Ingatan" (Barasuara)

Barasuara adalah sebuah grup musik asal Jakarta yang terbentuk pada 2012. Personilnya antara lain Iga Massardi (vokal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), Asteriska (vokal), Puti Chitara (vokal).

Mereka telah merilis album sebagai berikut Taifun (2015), Pikiran dan Perjalanan (2019), PQ-Race dan Perjalanan (2019), dan Jalaran Sadrah (2024).

Lagu “Mengunci Ingatan” dari Barasuara membahas tema nostalgia, memori, dan ketidakmampuan untuk sepenuhnya melupakan masa lalu yang berarti. Liriknya menggambarkan kenangan (manis dan pahit) tetap tinggal dan sulit dilepaskan meskipun waktu terus berjalan. 

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 55
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?