Penulis: Andi Audia Faiza Nazli Irfan – Universitas Hasanuddin
Edgar Allan Poe adalah sastrawan Massachussets, Amerika yang dikenal dengan karyanya yang bertema gothic-mystery. Dalam cerpennya, ia menghadirkan suasana seram, kengerian fisik, tema supernatural, ketegangan dan ketidakpastian, kecemasan, cekaman, penyakit mental, dan sejenisnya.
“The Black Cat” karya Edgar Allan Poe adalah cerita pendek yang menggambarkan narator anonim sekaligus pecinta kucing yang kemudian menjadi pembunuh. Pada awal cerita, narator hidup tenang dengan istri dan hewan peliharaannya seekor kucing hitam.
Namun, seiring waktu, narator menjadi kasar karena pengaruh alkohol. Pada malam ia mabuk, dia menganiaya kucing hitam itu dan menggantung kucing itu di pohon. Setelah itu, rumahnya terbakar dan meninggalkan tanda aneh di dinding yang menyerupai kucing.
Setelah kejadian tersebut, tokoh menemukan kucing hitam lain yang mirip dengan kucing hitam yang ia bunuh. Kucing baru ini membuat narator gelisah dan paranoid. Pada puncaknya, narator mencoba membunuh kucing itu dan malah salah sasaran.
Cerita ini memuat kekerasan dan rasa bersalah. Poe membuat rasa bersalah dan dosa bisa menghantui seseorang hingga kejahatannya terungkap.
ilustrasi “The Black Cat” karya Edgar Allan Poe (Sumber: freepik)
“The Tell-Tale Heart” karya Edgar Allan Poe adalah cerita pendek yang menceritakan tentang seorang narator yang awalnya biasa saja, tetapi perlahan terobsesi dengan nyawa seseorang. Cerita ini memuat tema rasa bersalah dan paranoia.
Narator anonim terobsesi dengan mata tua seorang pria yang tinggal bersamanya. Mata pria itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
Narator kemudian merencanakan pembunuhan. Setiap malam, ia mengintip kamar pria tua itu untuk memastikan pria tersebut sedang tidur. Akhirnya, pada malam yang ditentukan, ia membunuhnya.
Setelah pembunuhan, polisi datang untuk menyelidiki berdasarkan laporan warga. Bunyi detak jantung pria tua yang dia bunuh menggema di telinganya.
Cerita ini menegangkan yang memuat rasa bersalah. Mata pria yang dibunuh narator seketika terbayang jelas di imaji pembaca.
ilustrasi “The Tell Tale Heart” karya Edgar Allan Poe (Sumber: freepik)
“The Fall of the House of Usher” karya Edgar Allan Poe adalah cerpen yang gelap dan misterius. Menceritakan tentang keluarga Usher dan rumah besar mereka yang hancur secara fisik dan psikis.
Cerita ini dimulai dengan narator yang diundang oleh salah satu keluarga Usher. Saat narator tiba, dia terkejut dengan kondisi rumah yang suram, gelap, dan hampir runtuh yang sekaligus menggambarkan suasana murung penghuni rumah.
Rumah tersebut dihuni oleh Roderick Usher dan Madeline Usher. Roderick digambarkan sebagai pria yang menderita gangguan saraf-mental dan kecemasan yang berlebihan. Sementara itu, Madeline Usher menderita penyakit misterius dan sering mengalami keadaan seperti kematian (katalepsi).
Tak lama setelah narator tiba, Madeline tampak meninggal dan kondisi mental Roderick semakin memburuk. Dalam kejatuhan emosional, Roderick mengikuti Madeline untuk mati dalam pelukan satu sama lain.
Cerita ini meliputi gangguan psikologis, keterkaitan antara manusia dan lingkungan mereka, dan kehancuran tak terelakkan. Poe menggunakan suasana kelam dan simbolisme (tanda) rumah untuk mencerminkan kehancuran fisik dan mental dari karakter-karakternya.
ilustrasi “The Fall of the House of Usher” karya Edgar Allan Poe (sumber: freepik)
Cerpen tema horror-thriller tidak kalah serunya dengan cerpen fantasi, romantis, dan slice of life. Cerpen ini menghasilkan efek ketegangan dan kengerian kepada pembaca.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.