Majalah Sunday

Trauma Sejak Hari Itu

Penulis: Zahwa Nurhaliza

Terlahir sebagai yang pertama,  

Perempuan tangguh, harus terlihat sempurna.  

Anugerah Tuhan sejak hari itu,  

Harapanku, selamanya begitu.  

 

Hidup berkecukupan, itu yang kuingat,  

Terima kasih pada mereka yang tak pernah lelah,  

Membuatku tersenyum di setiap hariku,  

Seolah dunia ini baik-baik saja,  

Layaknya anak perempuan seusiaku.  

 

Namun, sering kali aku terjaga,  

Menghadapi kenyataan pahit yang ada,  

Aku tak termasuk dalam yang diharapkan,  

Segudang mimpi, hanya penantian yang tersimpan.

 
Berikut adalah puisi dari Zahwa Nurhaliza salah satu kontributor lepas dari Majalah Sunday dengan karya berjudul Trauma Sejak Hari Itu

Menjadi perempuan, harapan banyak orang,  

Keluarga, atau mungkin dirinya sendiri.  

Di samping cinta pertama, merasa aman,  

Dilindungi, seolah keinginan selalu dinanti.

 

Angkuh dan sombong,  

Adalah hal biasa di mata mereka,  

Tapi barang-barang mahal yang kugunakan,  

Adalah caraku untuk menunjukkan,  

Bahwa aku yang tak diinginkan,  

Tetap memiliki standar yang tinggi,  

Tak ada yang boleh merendahkanku.

 

Seperti cinta pertama yang tak pernah benar-benar menginginkanku,  

Tergambar dari sikap dan hubungan yang tak pernah menyatu.

 

Aku tahu, adikku akan merasakan hal yang sama,  

Trauma yang kusimpan, ketakutan yang kuterima.  

Aku takut generasi setelahku akan merasakannya,  

Kehadiran yang tak diinginkan,  

Ketidaksiapan yang terus dibiarkan.  

 
Berikut adalah puisi dari Zahwa Nurhaliza salah satu kontributor lepas dari Majalah Sunday dengan karya berjudul Trauma Sejak Hari Itu

Aku akan bangun dinding tinggi,  

Agar ketakutan ini tak mengalir lagi.

 

“Sabarlah, begitulah takdir Tuhan,”  

Kata yang sering kali kudengar.  

Semakin yakin, cinta pertama tak pernah jadi milikku,  

Melihat saudara bahagia dalam cintanya,  

Kuharap mereka panjang umur dan terus saling mengasihi.  

 

Kini aku sadar, dicintai bukanlah satu-satunya hak,  

Ambisi dan waktu yang terus berjalan,  

Adalah jalan yang Tuhan berikan.  

 

Tumbuh di bawah rasa malu dan ketidakpastian,  

Siapa aku sebenarnya,  

Adalah luka yang menyakitkan,  

Tapi tak lebih dari masa lalu yang kulihat dengan getir.  

 

Aku tak berharap orang lain mengerti,  

Aku hanya berdoa agar tak dihakimi,  

Apa yang mereka lihat mungkin tak seindah nyata,  

Tawa yang kulantunkan hanyalah usaha,  

Untuk mengubah gemuruh menjadi senyum,  

Berharap semua tetap sama,  

Atau setidaknya, tak semakin kelam.

 

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 36
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?