Penulis: Risa Swastika Jati – Universitas Indonesia
Sunners, perlu kamu ketahui kalau kekerasan seksual bisa memberikan dampak yang sangat buruk, terutama bagi kesehatan mental, khususnya perempuan karena sebagian besar pelakunya berjenis kelamin laki-laki.
Kekerasan seksual mencakup tindakan kriminal ketika pelaku mengancam dan memanipulasi korban, serta memaksa korban melakukan hal yang tidak diinginkan. Hal ini bisa melibatkan pemaksaan atau ancaman untuk melihat atau meraba, dan tidak terbatas pada pemerkosaan.
Kekerasan seksual juga bisa menimpa pada anak-anak dan remaja, terutama yang fisiknya lemah. Tanda-tanda yang mungkin muncul sulit tidur, mimpi buruk, ketakutan terhadap laki-laki tertentu, menjauhi keluarga, dan keluhan di area intim.
Walaupun kasus kekerasan seksual sering terjadi, masyarakat dan pihak berwenang masih belum banyak menanggapinya secara serius karena sulit untuk diidentifikasi secara langsung. Berdasarkan data dari Komnas Perempuan Indonesia tahun 2022, tercatat kasus kekerasan seksual sebanyak 2.228 laporan. Angka ini bukan angka yang sebenarnya karena banyak kasus yang tidak dilaporkan.
Dampak psikologis yang mungkin muncul, meliputi rasa kesepian, hilangnya rasa percaya diri, gangguan mental, depresi, kecemasan berlebihan, mimpi buruk, sulit tidur, perilaku agresif, atau keinginan untuk membalas dendam.
Di sekolah, banyak korban kekerasan seksual takut melapor karena merasa malu dan khawatir akan diperlakukan negatif. Kekerasan seksual bisa terjadi di berbagai tempat, termasuk institusi pendidikan yang seharusnya memiliki standar etika tinggi. Masalah ini sering kali tidak dilaporkan atau dibiarkan karena tekanan dari pelaku atau pihak sekolah.
Ketidakseimbangan kekuasaan antara guru dan siswa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kekerasan seksual. Guru yang menyalahgunakan kekuasaan dapat memanfaatkan posisinya untuk melakukan tindakan yang tidak pantas dan memberikan janji-janji untuk menutupi niat mereka. Biasanya, sesama guru akan melindungi pelaku dan ada kemungkinan manipulasi data oleh tim investigasi. Jika pelaku dijatuhi hukuman, biasanya hanya berupa sanksi administratif atau pemecatan, sementara korban harus menghadapi trauma psikologis yang berat.
Pertama-tama, penting banget untuk menetapkan batasan pribadi yang jelas. Jangan takut untuk mengatakan “tidak” jika ada sesuatu yang membuat kamu merasa tidak nyaman. Misalnya, kalau ada teman yang selalu minta bantuan tapi tidak pernah membalas kebaikanmu, beranikan diri untuk berkata tidak. Ingat, kamu punya hak untuk menjaga dirimu sendiri.
Gunakan bahasa yang tegas tapi tetap sopan. Misalnya, kalau ada seseorang yang mencoba memanipulasi kamu untuk melakukan sesuatu, kamu bisa bilang, “Maaf, aku tidak nyaman melakukan itu.” atau “Aku lebih suka melakukannya dengan caraku sendiri.” Dengan bahasa yang tegas, kamu menunjukkan bahwa kamu tidak mudah dipengaruhi.
Cobalah untuk menghindari situasi yang bisa membuat kamu rentan terhadap manipulasi. Misalnya, jangan terlalu sering berdua saja dengan orang yang kamu tahu punya niat buruk. Kalau bisa, ajak teman lain untuk ikut serta atau pilih tempat umum yang ramai untuk bertemu.
Orang manipulatif sering kali membuat janji-janji besar untuk menarik perhatianmu. Jangan mudah terpancing! Selalu skeptis dengan janji-janji yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Misalnya, kalau ada yang menjanjikan sesuatu yang terlalu muluk, lebih baik kamu pikir dua kali sebelum mempercayainya.
Jika kamu merasa ada yang tidak beres, catatlah perilaku orang tersebut. Simpan pesan teks, email, atau buat catatan tentang interaksi yang terjadi. Dokumentasi ini bisa sangat berguna jika kamu perlu bukti untuk melaporkan perilaku tersebut di kemudian hari.
Jika situasinya sudah parah dan kamu merasa terancam, jangan ragu untuk mencari bantuan hukum. Bicaralah dengan orang dewasa yang kamu percayai atau hubungi pihak berwajib. Mereka bisa memberikan nasihat dan bantuan yang tepat untuk melindungi dirimu.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.