Penulis: Novianti Sabani – Universitas Negeri Jakarta
Editor: Laras Dwiaryanti – SMKN 40 Jakarta
Hai, Sunners! Sudah menjadi rahasia umum kalau beberapa tempat di Jakarta dulunya memiliki berbagai sejarah yang memilukan. Ditambah fakta bahwa beberapa bangunan ternyata didirikan sejak zaman penjajahan Belanda yang sudah puluhan bahkan ratusan tahun berlalu. Nah, kira-kira apa aja sih cerita mistis di balik seramnya tempat-tempat bersejarah ini? Yuk, cek!
Berdasarkan cerita sejarah yang pernah terjadi, Lubang Buaya pernah menjadi tempat pembuangan jenazah Jenderal dan Perwira TNI AD, korban gerakan 30 September atau G30S/PKI. Gerakan ini dipelopori oleh PKI yang membantai petinggi militer Indonesia dan kemudian dibuang secara masal ke sumur Lubang Buaya tersebut. Konon, tempat ini dinamai Lubang Buaya karena adanya lagenda yang mengatakan bahwa di lubang tersebut pernah di huni oleh buaya putih. Hingga kini, menurut kesaksian masyarakat setempat, mereka sering melihat penampakan hantu berseragam militer yang berkeliaran di sekitar Lubang Buaya. Hiih. Seram, ya?
Terletak di wilayah Kota Tua, Museum Fatahillah ini menjadi tempat bersejarah yang sudah ada sejak era kolonial Belanda. Pada awalnya, gedung ini memiliki beberapa fungsi seperti Balai Kota, Kantor Catatan Sipil, dan juga Pengadilan. Bangunan ini juga pernah menjadi saksi bisu kekejaman pemerintahan pada masa itu. Pembunuhan etnis Tionghoa pernah dilakukan secara masal di Museum Fatahillah. Korban tragedi berjumlah 5.000 hingga 10.000 ornang. Selain itu, gedung ini juga pernah menjadi penjara dan tempat eksekusi hukuman mati. Konon, para pengunjung sering melihat penampakan noni Belanda di siang hari, lho!
Nah, itu dia beberapa mitos seputar kejadian mistis yang ada di beberapa tempat bersejarah di Jakarta. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita tersebut, yang jelas, tempat-tempat di atas sudah diberi label ‘angker’ oleh warga setempat. Bagaimana menurutmu?
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.