Majalah Sunday

10 Tanda Kamu Mungkin Salah Satu Hopeless Romantic

Penulis: Rahmanita Destiatanti

Seorang hopeless romantic adalah seseorang yang memiliki pandangan idealis tentang cinta, percaya bahwa cinta akan mengalahkan segalanya, dan sering kali melihat sisi positif dari perjuangan dalam hubungan. Orang-orang dalam hubungan ini cenderung mengabaikan sakit hati di masa lalu karena keyakinan mereka yang tak ada habisnya pada cinta sejati. Ada tanda-tanda untuk membantu menentukan apakah Sunners seorang hopeless romantic, dan apakah mungkin menjadi seorang romantis tanpa menjadi “putus asa”?

Apa Itu Hopeless Romantic?

Select 10 Tanda Kamu Mungkin Salah Satu Hopeless Romantic 10 Tanda Kamu Mungkin Salah Satu Hopeless Romantic
Ilustrasi hopeless romantic. Picture by Freepik.

Hopeless romantic, sebagian karena film dan media sosial, sering kali dianggap hidup di dunia fantasi dengan ekspektasi yang tidak realistis. Namun, kebanyakan orang yang tidak punya harapan romantis hanya ingin merasa dicintai dan dibutuhkan.

Meskipun kebutuhan mereka adalah apa yang diinginkan banyak orang, cara orang-orang hopeless romantic terkadang tidak sehat. Karena fokus mereka yang intens pada romansa dan jatuh cinta, cinta mereka terkadang kurang keintiman dan koneksi emosional.

10 Tanda Kamu Seorang Hopeless Romantic

Banyak orang yang mampu mengidentifikasi diri mereka karena keinginan mereka untuk menemukan cinta. Namun apa yang membuat hopeless romantic berbeda dari seorang romantis adalah kecenderungan untuk mengejar cinta dengan mengorbankan menemukan cinta yang sehat dan abadi. 

Berikut 10 tanda kamu seorang Hopeless Romantic:

1. Kisah Romantis Kamu Berakhir Secepat Dimulainya

Karena orang romantis yang putus asa sering kali mencari cinta, dan bukan hubungan batin yang sejati, mereka cenderung memiliki hubungan cepat yang tidak bertahan lama. Perasaan jatuh cinta bisa membuat ketagihan karena hormon yang dilepaskan saat tergila-gila. Kemudian, ketika fase bulan madu berakhir, mereka yang mencari sensasi jatuh cinta kemungkinan besar akan berpindah ke pasangan baru.

2. Kamu Terlalu Optimis Tentang Cinta

Ada banyak alasan untuk bersikap optimis tentang cinta. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang optimis mempunyai kemampuan mengatasi stres yang lebih tinggi. Dengan demikian optimisme mereka berdampak positif pada kehidupan mereka.

Namun, keyakinan romantis seperti ini sering kali dianggap berkontribusi terhadap ekspektasi yang tidak realistis tentang hubungan romantis. Oleh karena itu, memiliki pandangan yang terlalu optimis tentang cinta dapat membuat orang romantis yang putus asa memiliki ekspektasi yang tidak berdasarkan kenyataan.

3. Kamu Melamun Tentang Cinta

Tidak ada salahnya melamun tentang cinta. Namun, mereka yang merupakan orang romantis yang putus asa sering kali lebih menyukai gagasan jatuh cinta, dan tidak mencari semua hal yang menyertainya. Memang benar, cinta yang mendalam tidak selalu menyenangkan. Ini bisa membosankan, membuat stres, dan kerja keras. Tapi itu bermanfaat! Namun, orang-orang ini biasanya mencari kesenangan alih-alih kerja keras.

4. Kamu Melamun Tentang Hari Pernikahanmu

Seperti orang yang melamun tentang cinta, melamun tentang hari pernikahan sering kali merupakan tanda bahwa seseorang sedang jatuh cinta pada sebuah ide dan gambaran yang sempurna. Hari pernikahan sama sekali tidak mewakili hubungan yang sebenarnya. Memang sebuah perayaan, namun tidak menentukan kelanggengan suatu hubungan. Melamun tentang hari pernikahan mungkin bisa menjadi pertanda bahwa kamu sedang mencari kisah cinta versi dongeng.

5. Kamu Menikmati Film Romantis

Meskipun tidak semua orang yang menyukai rom-com, tetapi bagi orang hopeless romantic, mereka menyukai akhir yang bahagia dan prediktabilitas dari film-film ini. 

Mereka yang lebih banyak menonton film dan media tentang pasangan romantis lebih cenderung menjadi korban ekspektasi yang tidak realistis. Harapan yang tidak realistis inilah yang membuat banyak orang tidak puas dalam hubungan di kehidupan nyata ketika hubungan tersebut tidak berjalan sesuai rencana.

6. Kamu Terburu-buru Menjalin Hubungan

Banyak orang romantis yang putus asa merasa perlu untuk segera menjalin hubungan atau kemungkinan hubungan. Bagi mereka yang ingin jatuh cinta atau sedang mencari pasangan, adalah hal biasa untuk mencoba terburu-buru melakukan sesuatu, daripada mengambil risiko hal itu hilang begitu saja. Inilah sebabnya mengapa mereka yang menganggap seseorang menarik secara fisik lebih cenderung terikat secara emosional.

7. Kamu Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama

Umum bagi orang romantis yang putus asa untuk melaporkan bahwa mereka jatuh cinta pada pandangan pertama. Meskipun banyak peneliti melaporkan bahwa hal ini disebabkan oleh unsur ketertarikan fisik yang membuat orang tersebut merasa telah jatuh cinta, tetapi mereka yang mengalaminya akan merasa bahwa hal tersebut nyata. Hal ini tidak berarti bahwa perasaan jatuh cinta pada pandangan pertama akan terjadi berarti tidak pernah mengarah pada hubungan yang langgeng. Namun, mereka yang merupakan orang-orang dalam hubungan ini lebih cenderung melaporkan jatuh cinta secara instan dibandingkan rekan-rekan mereka yang mungkin mengambil pendekatan yang lebih lambat untuk jatuh cinta.

8. Kamu Mengesampingkan Kebutuhan Diri Sendiri

Bagi mereka yang sangat ingin menemukan cinta, sering kali hal ini berarti mengesampingkan kebutuhannya sendiri. Jika seseorang khawatir bahwa mengkomunikasikan kebutuhan atau batasan dalam suatu hubungan akan membuat orang lain takut, kecil kemungkinannya untuk menegaskan kebutuhan tersebut dengan harapan hal ini akan membuat orang tersebut semakin mencintainya.

9. Kamu Mengidealkan Pasanganmu

Orang romantis yang putus asa memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku ini lebih cenderung mengidealkan pasangannya. Ketika seseorang sedang mencari cinta, kemungkinan besar mereka akan mengidealkan orang lain dan mengabaikan potensi red flags.

Karena tidak ada di antara kita yang sempurna, hal ini dapat memberikan ekspektasi yang tidak realistis kepada seseorang terhadap hubungannya. Jika seseorang menganggap pasangannya sempurna, kemungkinan besar dia akan menganggap dirinya tidak pantas. Hal ini dapat membuat mereka rentan terhadap penganiayaan atau cenderung mengabaikan tanda-tanda peringatan.

10. Kamu Sering Mengabaikan Red Flags

Jika Kamu sering melihat ke belakang dan menyadari bahwa kamu mengabaikan, atau memaafkan, red flags dalam suatu hubungan, hal itu mungkin disebabkan oleh sikap hopeless romantic. Mereka yang sedang mencari cinta akan sering fokus pada hasil akhirnya: jatuh cinta, dan berusaha mencapainya dengan cepat. Kebanyakan orang menunjukkan perilaku terbaiknya di awal suatu hubungan. Oleh karena itu, jika Kamu melihat red flags di awal suatu hubungan, penting untuk menyadari hal ini.

10 Tanda Kamu Mungkin Salah Satu Hopeless Romantic
Ilustrasi hopeless romantic. Picture by Freepik.

Apakah Menjadi Seorang Hopeless Romantic Itu Buruk?

Beberapa orang romantis yang putus asa mencari pasangan dapat membuat diri mereka lebih cenderung mengabaikan red flags dalam pencarian mereka untuk pasangan, karena mereka sangat ingin menemukan romansa dan mencari hubungan seperti dongeng.

Oleh karena itu, beberapa orang dalam hubungan ini sering terluka dalam suatu hubungan, atau mereka mungkin lebih sering berada dalam hubungan yang beracun. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan mereka untuk mengabaikan tanda-tanda peringatan bahwa orang tersebut mungkin salah bagi mereka.

Bisakah Kamu Menjadi Seorang Romantis Tanpa Menjadi “Putus Asa”?

Seseorang bisa saja menjadi pribadi yang romantis tanpa memiliki pola menjadi seorang yang putus asa. Tidak ada salahnya menjadi romantis. Dengan kemajuan media sosial, banyak pasangan muda yang bergerak lebih cepat dan cenderung tidak menyadari perlunya percintaan. Namun hal ini tidak menghilangkan pentingnya hal ini bagi mereka yang menganggap romansa itu istimewa. Jika kamu senang bersikap romantis, tidak ada salahnya melakukan hal ini, asalkan ekspektasimu realistis dan tindakan kamu sesuai.

Kapan Seorang Hopeless Romantic Harus Mencari Dukungan Profesional?

Dalam kebanyakan kasus, menjadi seorang romantis yang putus asa bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Tetap jujur pada diri sendiri! Namun, bagi mereka yang merasa pencarian pasangannya menyebabkan stres dalam hidup, mereka mungkin memerlukan orang yang mendukung atau terapis untuk diajak bicara.

Terapi dapat membantu seseorang yang memiliki lebih banyak fantasi tentang cinta daripada realisme untuk membuat keputusan yang realistis, serta mengembangkan kesadaran diri. Berbicara dengan terapis dapat membantu seseorang menemukan hubungan yang lebih sehat. Pertimbangkan pilihan terapi untuk menemukan seseorang untuk diajak bicara.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 170
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?