Majalah Sunday

SOFT LAUNCHING “GERAKAN ORANG MUDA DI DKI JAKARTA & SEKITARNYA UNTUK PENANGGULANGAN COVID-19”

Kasus pertama COVID-19 ditemukan di Indonesia di bulan Maret 2020. Per 25 Mei, 2021 jumlahnya telah mencapai 1.786.187 kasus, di mana 1.642.074 orang sembuh, dan 49.627 orang meninggal. Dibanding bulan Januari-Februari 2021, telah terjadi penurunan kasus yang signifikan dari 10.000-11.000 kasus baru per hari, menjadi sekitar 5.000 kasus baru di tanggal 25 Mei 2021. Namun, ini bukan berarti Indonesia telah berhasil mengendalikan pandemi COVID-19 walaupun upaya vaksinasi kepada seluruh masyarakat terus digalakan. Banyak faktor dapat membahayakan keadaan yang mulai membaik ini. Ancaman terbesar adalah prediksi lonjakan kasus di akhir Mei – pertengahan Juni 2021 akibat banyaknya orang yang pulang mudik dan berkumpul selama Idul Fitri 1442 H kemarin.

Ancaman lain yang disampaikan melalui peringatan keras WHO adalah kondisi pandemi COVID-19 dunia yang dianggap malah makin memburuk. Hal ini disebabkan karena banyak negara telah melonggarkan kebijakan pembatasan sosialnya sehingga masyarakat mulai mengacuhkan aturan proteksi kesehatan yang berlaku. Selain itu, telah muncul dan merebak setidaknya 3 varian baru dari COVID-19 yang lebih mudah menular dan berpotensi lebih ganas dari yang sebelumnya. WHO memperkirakan ke depan, masih akan ada varian lain yang akan muncul. Kementerian Kesehatan menyatakan ketiga varian baru tersebut yaitu B117, B1351 dan B1617 telah masuk ke Indonesia.

Pandemi COVID-19 memberi dampak berbeda pada setiap kelompok usia, termasuk kelompok orang muda berusia 10-24 tahun. Data menunjukkan orang muda juga rentan terhadap COVID-19, meskipun persentase kematiannya lebih kecil dibanding dengan usia yang lebih senior. Mereka berpeluang jauh lebih besar untuk sembuh karena daya tahan tubuh yang lebih kuat. Bahkan banyak orang muda dengan COVID-19 tidak menunjukkan gejala apapun hingga sembuh sendiri. WHO menyatakan, salah satu penyebab utama kasus COVID-19 meningkat secara eksponensial karena banyak orang muda yang tidak peduli dan yakin jika tertular, mereka akan sembuh. Tanpa mereka sadari, mereka berpeluang menjadi faktor penularan COVID-19 kepada yang berusia lebih senior.

DKI Jakarta sendiri memiliki jumlah kasus COVID-19 terbesar dan selalu berada di dua provinsi dengan jumlah kasus baru harian tertinggi. Hal ini menandakan program penanggulangan COVID-19 di DKI Jakarta masih belum memadai. Sayangnya di Indonesia hingga saat ini, informasi pencegahan COVID-19 masih bersifat umum atau berlaku sama untuk semua kelompok. Di sisi lain pemerintah mengakui bahwa setiap kelompok, termasuk orang muda, memiliki ciri perilaku yang unik dan berbeda. Akibatnya, banyak orang muda di DKI Jakarta dan sekitarnya masih belum mampu atau konsisten mengadopsi protokol kesehatan COVID-19. Realita menunjukkan banyak orang muda tetap senang nongkrong dan berkerumun terutama di malam hari yang didukung dengan banyaknya tempat berkumpul seperti restoran dan café. Selain itu juga banyak café-café tersembunyi yang buka hingga lewat tengah malam terlepas dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berlaku.

Yayasan Aliansi Remaja Independen (ARI), yang bekerja dari dan untuk orang muda usia 10-24 tahun dan berkantor di DKI Jakarta merasa sangat prihatin dengan kondisi ini. ARI menyadari tidak ada lagi alasan untuk mengabaikan dan tidak terlibat aktif dalam upaya penanggulangan COVID-19, meskipun itu bukan bagian dari fokus kerja organisasi. ARI bersama orang muda lainnya yang tergabung dalam jejaring kerja dan pertemanan telah berkomitmen untuk memulai dan memfasilitasi Gerakan Orang Muda untuk Penanggulangan COVID-19 (GOM) di DKI Jakarta dan sekitarnya. Tujuannya untuk memastikan orang muda mampu terhindar dari penularan dan menulari COVID-19 kepada orang lain, juga untuk membuktikan bahwa orang muda mampu bertanggung jawab dan berkontribusi dalam mengatasi pandemi yang serius ini.

Mengawali pelaksanaan GOM, ARI bekerjasama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta guna hasil yang optimal sambil terus berupaya mendapatkan dukungan dari pihak lainnya. Gerakan sosial dipilih sebagai strategi menggalang kepedulian dan komitmen orang muda karena beberapa penelitian internasional membuktikan jika terorganisir dengan baik, Gerakan sosial dapat berdampak yang masif. Mereka yang terlibat di dalam gerakan sosial secara sadar atau tidak akan terkondisikan untuk selalu mematuhi nilai dan perilaku yang sesuai dengan tujuan dari upaya yang dilakukan.

Secara singkat, rencana GOM setahun ke depan adalah menggalang sebanyak mungkin orang muda di DKI Jakarta dan sekitarnya untuk ikut bergabung. Mereka secara sukarela akan menggencarkan edukasi pencegahan COVID-19 kepada sesama dengan memperhatikan karakteristik orang muda pada umumnya. Seperti kebutuhan untuk berinteraksi sosial dengan teman sebaya, berolah-raga, berpacaran atau kegiatan lain yang khas mereka. Melalui media sosial online (email, Whatsapp, Twitter, Instagram, Youtube dan Tiktok) mereka akan saling mengedukasi dan menjaga bagaimana orang muda tetap dapat berkegiatan sesuai kebutuhan mereka namun tetap aman dari penularan COVID-19. Guna memastikan semangat dan komitmen anggota GOM, mereka juga akan mengadakan kegiatan-kegiatan bergaya anak muda secara online yang menyenangkan. Misalnya akan ada website khusus GOM yang dapat diakses masyarakat umum, ruang diskusi informal serta café online yang buka secara teratur. Café online akan menjadi wadah insentif penting karena mungkinkan para anggota GOM untuk bersosialisasi, berbagi, bermain atau menunjukkan keahlian mereka. Tentu saja dalam setiap kegiatan café online, mereka juga akan terus saling menguatkan kapasitas dan komitmen untuk menanggulangi COVID-19.

Diharapkan dalam 1 tahun ke depan, GOM akan memiliki minimal 600.000 anggota yang mampu selalu menerapkan protokol kesehatan dan aktif menyebarkan informasi COVID-19 yang spesifik untuk orang muda. Selain itu anggota GOM juga akan aktif melakukan advokasi dan dialog dengan pemerintah guna memastikan lingkungan yang kondusif terutama bagi orang muda agar mampu memiliki mentalitas yagn sehat, aman dari penularan COVID-19, mengakses vaksinasi, test antigen/PCR atau mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan sesuai jika sampai ada yang terinfeksi.

Pada saat ini kerjasama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih berproses untuk menjadi formal. Namun ARI menyadari, sebagai sebuah kondisi emergency, GOM sudah harus segera dimulai. Oleh karena itu ARI akan menyelenggarakan “Soft Launching Gerakan Orang Muda untuk Penanggulangan COVID-19 di DKI Jakarta dan Sekitarnya” yang akan dilaksanakan pada,

Hari dan tanggal : Jum’at, 28 Mei 2021 Waktu : 09.00 – 11.00

Link Zoom : bit.ly/SOFTLAUNCHINGGOM ID (951 4921 5272)

Password : 724022

Agenda :

  1. COVID-19 dan Anak Muda – Reynald Tjipto
  2.  Sambutan Dinas Kesehatan DKI Jakarta – dr. Sri Widyastuti, MKM
  3.  Sambutan Ketua Harian ARI – Arsy Safarina
  4.  Sambutan & Peresmian oleh Pembina ARI – Kindy Marina, MPH
  5.  Laporan Koordinator GOM – Khairuna Maniar
  6.  Tanya-Jawab

Besar harapan kami, Anda selaku wartawan media massa dapat menghadiri acara soft launching tersebut di atas. Bantu kami untuk memastikan GOM dapat berhasil mencapai tujuannya dengan menginformasikan kegiatan GOM kepada masyarakat umum terutama orang muda yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya. Sebagai informasi, launching formal GOM akan ARI adakan di pertengahan bulan Agustus 2021 sekaligus merayakan Hari Remaja Internasional.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut tentang Gerakan Orang Muda untuk Penanggulangan COVID-19 di DKI Jakarta dan Sekitarnya, maka silahkan menghubungi:

  1. Khairuna Maniar – 0857-1781-0223 atau email khairunamaniar@ari.or.id
  2. Reynald Tjipto – 0812-1151-0842 atau email reynald@ari.or.id

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?