Penulis: Oscar Wau – Universitas Kristen Indonesia
Seorang siswi bangku SMA di Jakarta, bernama Lila. Gadis cantik ini dengan penampilan yang unik dan sifat ceria sering kali menjadi perhatian orang-orang. Layaknya remaja yang bermain sosmed, ia membuat konten, entah video selfie atau mengikuti tren, ia kaget dengan komentar “Dih masih bocil udah jadi wanita murahan.” Awalnya, Lila merasa bingung dan sedih. Dia hanya ingin bersenang-senang dan hanya untuk menghibur diri sendiri, tapi masih ada beberapa orang yang lebih memilih menghakimi daripada memahami.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar wanita murahan di lingkungan kita dan mungkin di platform media sosial juga. Wanita murahan, yang biasanya ditujukan pada perempuan yang dianggap berpenampilan, berbicara, atau bertingkah laku yang berlebihan di mata sebagian orang. Istilah ini punya kesan negatif dan kerap kali dipakai sebagai bentuk penilaian sepihak yang tidak adil.
Padahal, pandangan-pandangan seperti ini seringkali hanya berdasarkan pada asumsi atau stereotip yang ada di masyarakat. Tapi, pernah nggak sih kita berpikir lebih dalam. Yukkk Sunners, mari kita bahas lebih lanjut.
Menjatuhkan cap “wanita murahan” ke seseorang biasanya berasal dari stereotip dan bias sosial yang sudah mendarah daging. Berikut beberapa alasan kenapa ini bisa terjadi:
Norma Budaya: Banyak masyarakat punya harapan ketat tentang bagaimana seharusnya perempuan bersikap. Perempuan yang tidak sesuai dengan norma ini sering kali dihakimi dengan keras.
Ketidaksetaraan Gender: Ketidaksetaraan gender yang masih ada bisa bikin perempuan sering kali mendapat kritik yang tidak adil, hanya berdasarkan perilaku atau penampilan mereka.
Misogini: Sikap misoginis yang mendalam bisa bikin perempuan merasa direndahkan dan tidak dihargai.
Kurangnya Pemahaman: Sering kali, orang-orang menghakimi tanpa memahami situasi atau pilihan yang diambil oleh orang lain, sehingga mengarah pada cap yang tidak adil.
Pengaruh Media: Media sering kali memperkuat stereotip dan gambaran negatif tentang perempuan, yang memengaruhi cara pandang masyarakat.
Penting untuk menantang stereotip yang merugikan ini dan mempromosikan pandangan yang lebih menghormati dan memahami semua individu. Menurut kalian, bagaimana dengan isu ini?
Soal cap “wanita murahan” ini ternyata punya banyak dampak negatif yang berasa banget di kehidupan sehari-hari. Misalnya, cewek yang sering dicap kayak gitu bisa jadi makin nggak pede atau bahkan ngerasa harus ngurangin ekspresi diri mereka cuma biar nggak kena komentar atau pandangan negatif dari orang sekitar. Ini nggak cuma bikin mereka terbatas secara personal, tapi juga bisa ngefek ke kesehatan mental.
Selain itu, cap “murahan” juga bisa bikin cewek ngerasa terasing atau malah jadi tertekan di lingkungan mereka sendiri. Jadinya, mereka harus hati-hati banget pas berinteraksi atau milih pakaian, biar nggak salah di mata orang lain. Efeknya, hal ini bisa ngehalangin cewek buat nunjukin diri mereka yang sebenarnya atau berpotensi secara maksimal. Padahal, semua orang punya hak buat jadi diri mereka sendiri tanpa perlu takut sama omongan orang.
Tekanan ini juga jadi bikin ketidakadilan gender makin terasa. Banyak cewek yang ngerasa kebebasan mereka ketahan cuma karena harus ikut standar atau ekspektasi yang nggak realistis. Padahal, kebebasan berekspresi seharusnya bisa dirasain sama semua orang, tanpa perlu terhalang sama stereotip atau pandangan sempit.
Menghindari cap yang tidak adil itu memang susah, tapi ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengurangi pandangan negatif ini:
Percaya Diri: Coba bangun rasa percaya diri dan hargai dirimu sendiri. Ketika kamu yakin sama diri sendiri, orang lain juga biasanya akan melihatmu dengan cara yang lebih positif.
Tentukan Batasan: Jelasakan batasan pribadimu dan jaga dengan tegas. Tetap teguh pada nilai dan prinsip yang kamu pegang.
Kelilingi Diri dengan Orang Positif: Cari teman, keluarga, atau rekan kerja yang menghargai dan mendukungmu. Lingkungan yang positif bisa bikin kamu lebih percaya diri.
Edukasi dan Kesadaran: Pelajari tentang bias gender dan stereotip. Meningkatkan kesadaran adalah langkah awal untuk perubahan.
Bersuara: Jangan ragu untuk melawan perlakuan tidak adil atau cap yang salah. Suaramu bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Bersikap Profesional: Jaga sikap profesional di semua situasi. Tunjukkan kemampuan dan integritasmu.
Cari Panutan: Temukan sosok yang menjadi panutan, yang menunjukkan kekuatan dan martabat. Belajarlah dari pengalaman dan strategi mereka.
Intinya, kita semua perlu sadar kalau cap “wanita murahan” itu bukan cuma merugikan, tapi juga bikin orang nggak bebas buat jadi diri mereka sendiri. Buat cewek yang sering dapet cap ini, jangan biarkan pandangan negatif ngerusak kepercayaan diri kalian. Kita punya hak buat berekspresi dan memilih gimana kita tampil tanpa harus takut sama omongan orang. Buat yang masih suka kasih cap kayak gini, coba deh, kita lihat lebih dalam dan sadar kalau standar ganda dan stereotip justru bikin ketidakadilan makin besar. Kalau kita bisa saling dukung dan nggak buru-buru ngecap orang, kita bakal hidup di lingkungan yang lebih positif, di mana semua orang bisa bebas jadi diri sendiri.