Majalah Sunday

Cut Off Teman, Kok Ngerasa Bersalah, Ya?

Penulis: Afindi Ranika Dewi – UNJ

Sudah cut off teman yang merugikanmu? Langkah bagus! Tapi, kalau inget dia dulu pernah bantu waktu kesulitan, duh, kok ngerasa bersalah ya?

Hayo, siapa di antara Sunners yang pernah ngerasain itu? Kalau kita dirugikan oleh teman sendiri, pasti rasanya ingin menjauh saat itu juga. Bingung caranya? Sudah banyak artikel yang membahas bagaimana cara cut off teman, dari yang ramah sampai brutal terang-terangan. Tapi, sedikit yang bilang kalau setelah berhasil menjauhi teman yang kurang baik tersebut, kadang ada rasa bersalah yang muncul. Apalagi bagi para—uhuk—si people pleaser yang super nggak enakan, mendadak mengingat-ingat kebaikan si teman, jadinya ngerasa bersalah sendiri karena sudah menjauh.

Lalu, bagaimana ya? Kalau sudah begitu, apakah tepat untuk terus memaafkan dan kembali berteman, padahal sudah jelas-jelas dirugikan?

Wajar kok!

Bukan terus-terusan memaafkannya yang wajar, tapi ngerasa bersalahnya. Apalagi kalian pernah dekat, pernah (dan mungkin sering) ngelakuin suatu hal sama-sama, dia pun pasti pernah bersikap baik. Tapi, itu sama sekali bukan alasan untuk membiarkan dia terus merugikan kamu. Kamu berhak merasa kesal, marah, bahkan murka, terlepas dari hal baik apa pun yang dulu pernah dia lakukan. Pikiran seperti itu yang harus terlebih dahulu kamu tanamkan.

Hitung-hitung dan berefleksi.

Kalau kekuatan pikiran tadi belum cukup untuk menghilangkan rasa bersalah, coba deh, kamu hitung-hitung sedikit. Seberapa banyak kerugian yang kamu alami? Apakah setelah itu dia langsung meminta maaf dan nggak melakukannya lagi, atau malah nggak pernah sadar dan terus mengulanginya?

Refleksi perlu dilakukan untuk melihat lagi sebesar apa tindakannya memberi dampak padamu. Hal ini sering dilupakan karena sudah keburu dirundungi rasa bersalah. Kalau setelah dilakukan refleksi, ternyata tindakan dia memang sangat berdampak dan parahnya nggak ada tanda-tanda perbaikan, keputusanmu untuk menjauh memang sudah yang paling tepat.

Merefleksikan alasan cut off teman

Coba ingat lagi alasanmu cut off dia, pict by freepik.com

Ingat bahwa kamu sama pentingnya dengan orang lain.

Jadi, kamu nggak perlu terus-terusan mengesampingkan perasaanmu untuk memaafkan dia. Sekali dua kali boleh, tapi kalau sudah berkelanjutan, memang lebih baik menjauh saja agar kamu juga dapat melindungi diri sendiri. Perlu diingat bahwa pertemanan sama seperti seleksi alam, nggak selamanya kita akan merasa cocok dengan orang tersebut. Ketika perasaan itu tiba dan sudah nggak bisa ditoleransi lagi, itu berarti sudah saatnya untuk angkat kaki, karena perasaan kamu juga butuh dihargai.

Sudah dilakukan semua, tapi rasa bersalahnya masih ada. Apa karena keputusanku salah, ya?

Sama sekali nggak! Terima dirimu beserta emosi yang kamu rasakan. Nggak perlu terburu-buru menyimpulkan bahwa rasa bersalah ini timbul karena keputusan yang kamu ambil bukan langkah tepat. Cobalah cari kegiatan atau kesibukan baru untuk mengalihkan pikiranmu supaya nggak berlarut-larut. Kalau kata pepatah sih, nanti juga sembuh seiring waktu berjalan. Hal yang paling penting adalah kamu tetap konsisten dengan keputusanmu dan nggak membiarkan perasaan negatif itu mengambil kendali. Dengan begitu, perlahan-lahan rasa bersalahnya akan hilang dan diganti dengan damai.

Habis cut off teman buruk, kamu bebas deh!

Setelah rasa bersalahnya hilang, kamu bebas! pict by freepik.com

Nah, jadi nggak perlu overthinking lagi karena merasa bersalah setelah cut off teman. Walaupun rasanya nggak enak banget, tapi dirimu di masa depan pasti akan berterima kasih karena sudah menjauh dari orang yang merugikan sekarang-sekarang ini. Tetap utamakan kedamaian dirimu sendiri ya, Sunners!

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 316
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?