Majalah Sunday

Social Bullying:
Si Fatal yang Jarang Dikenali

Penulis: Afindi Ranika Dewi – UNJ

Isu bullying atau perundungan sedang jadi pembicaraan utama belakangan ini, beriringan dengan semakin banyaknya kasus perundungan yang mencuat, diramaikan di media sosial bahkan bersama foto dan video kejadiannya. Kekerasan fisik, umpatan, dan makian yang dilayangkan pelaku kepada korban terekam sempurna dan jelas merupakan bukti kuat dari masih banyaknya perilaku perundungan di negara ini. Tapi, apakah Sunners berpikir yang termasuk perundungan hanya secara verbal dan fisik? Kalau begitu, kamu harus kenalan dengan social bullying.

Apa itu social bullying?

Social Bullying: Si Fatal yang Jarang Dikenali

Social bullying, merusak hubungan sosial orang lain, pict by canva.com

Social bullying merupakan usaha pelaku untuk merusak reputasi atau hubungan korban dengan orang-orang di sekelilingnya. Perundungan jenis ini menjadi fatal untuk kesehatan mental karena mengganggu sifat alami manusia sebagai makhluk sosial.

Sayangnya, social bullying sering kali lebih sulit untuk dideteksi karena bentuknya bisa secara langsung dan tidak langsung. Korbannya pun bisa jadi tidak cepat menyadari bahwa dirinya sedang terlibat di situasi perundungan, atau parahnya, malah berpikir kalau apa yang dilakukan oleh pelaku adalah dampak dari kesalahannya sendiri. Itulah mengapa perundungan jenis ini bisa berakibat fatal, karena korban dapat berlarut-larut menyalahkan dirinya sendiri tanpa mengetahui bahwa dia sebenarnya sedang dirundung.

Apa saja bentuknya?

Seperti yang telah disebutkan, perundungan jenis ini terbagi menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Social bullying secara langsung meliputi:

  1. Menjauhi seseorang dan mendorong orang lain untuk ikut melakukannya.
  2. Memanggil seseorang dengan julukan yang memalukan dan tidak berhenti bahkan setelah diminta.
  3. Berkata bahwa seseorang tidak diterima di suatu lingkup pertemanan secara terang-terangan.

Sementara itu, bentuk social bullying tidak langsung termasuk:

  1. Secara konsisten tidak memedulikan seseorang saat dia sedang berbicara.
  2. Mengecualikan seseorang dari lingkup pertemanan secara tidak langsung, misalnya dengan tidak mengajaknya ikut diskusi, hang out, atau terlibat dalam candaan kelompok.
  3. Menyebarkan rumor mengenai seseorang.

Bentuk tidak langsung inilah yang paling sulit untuk dikenali, apalagi tidak ada bukti yang kuat untuk menyebut perilaku-perilaku tersebut sebagai tindak perundungan. Karena tidak adanya bukti, pelaku juga bisa dengan mudah berkelit dari tuduhan dan berkata bahwa situasinya tidak seserius itu.

Bagaimana dampaknya terhadap korban?

Saat terus menerus mengalami perundungan ini, korban secara pelan-pelan akan menarik dan mengisolasi diri dari pergaulan, karena merasa dia tidak akan bisa diterima. Akhirnya, kegiatan sosial dan bergaulnya menjadi terhambat, kepercayaan dirinya juga terkikis sampai habis. Situasi ini jika tidak ditanggapi dengan cepat dan serius, bisa mengarahkan korban ke level yang lebih serius, seperti depresi, anxiety, bahkan aggresive behavior karena frustrasi.

Social Bullying: Si Fatal yang Jarang Dikenali

Bisa menyebabkan depresi juga, lho, pict by canva.com

Nah, setelah mengintip sedikit mengenai social bullying, yuk jadi lebih peka dengan lingkungan sekitar! Jika perilaku perundungan ini ada di lingkungan kelas dan pertemananmu, jangan ragu untuk menghentikannya. Tidak sulit kan memperlakukan orang lain dengan baik, selama dia tidak merugikan kamu? Always be kind ya, Sunners!

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 216
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?