Majalah Sunday

Remaja Membakar Sekolah
Sebuah Dampak Bullying yang Tidak Dikelola

Penulis: Ari Setiawan – Majalah Sunday

Beberapa pekan lalu, tepatnya Selasa, 27 Juni 2023 tersiarkan berita mengenai kasus pelajar SMP di Temanggung, Jawa Tengah yang membakar sekolahnya. Tentu menjadi sorotan besar, bagaimana mungkin seorang remaja bisa melakukan kriminal seperti itu? Ternyata hal ini berkaitan dengan dampak bullying yang ia rasakan dalam lingkungan pergaulannya.

Bullying merupakan masalah serius yang terjadi di berbagai kalangan, terutama di kalangan remaja. Dampak dari tindakan ini dapat berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental, emosional, dan fisik remaja. Dalam artikel ini, kita akan memahami dampak bullying kepada remaja dan bagaimana tindakan tersebut dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari diri kita.

Perilaku Bullying yang Jarang Disadari

Apakah kamu pernah menjadi korban bullying atau justru menjadi pelakunya? Pict by canva.com

Mengapa Dampak Bullying pada Remaja Harus Diperhatikan?

Bullying adalah sebuah masalah sosial yang mempengaruhi banyak orang. Langkah awal yang penting dalam menangani masalah ini adalah menyadari dampak yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut terhadap remaja. Dengan memahami dampaknya, kita dapat memberikan dukungan dan perlindungan yang lebih baik kepada remaja yang menjadi korban bullying serta mencegah terjadinya kasus bullying.

Sebagai contoh, kasus remaja yang membakar sekolahnya di atas merupakan hasil dari bullying yang mungkin tidak tertangani dengan baik. Kasus pembakaran sekolah di Temanggung ini disebabkan perasaan siswa tersebut yang mengaku sakit hati sering dibully teman-temannya termasuk gurunya sendiri.  Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, menyayangkan pihak sekolah tidak terlalu memahami kondisi psikologi siswanya serta kurangnya fasilitas pengaduan umum bagi murid yang memiliki masalah dan kebutuhan tertentu, seperti kondisi bullying.

Dampak Bullying terhadap Emosional Remaja

Bullying adalah tindakan yang merugikan dan merendahkan seseorang secara fisik, verbal, atau psikologis. Dalam konteks remaja, dampak emosional bullying dapat sangat signifikan. Remaja yang menjadi korban bullying sering mengalami stres, cemas, dan depresi. Korban bullying merasa terisolasi dan tidak berdaya, dengan rasa rendah diri yang mendalam. 

Dampak emosional ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja, mengganggu perkembangan emosional korban, dan bahkan berpotensi menyebabkan gangguan mental jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai remaja untuk menyadari dampak emosional bullying dan memberikan dukungan kepada korban serta mempromosikan lingkungan yang aman dan inklusif di sekolah dan komunitas.

Dampak Bullying terhadap Fisik Remaja

Bullying tidak hanya berdampak pada kesehatan mental remaja, tetapi juga dapat memiliki dampak fisik yang serius. Tindakan fisik yang dilakukan dalam bullying seperti pukulan, tendangan, atau penyerangan fisik lainnya dapat menyebabkan luka dan cedera pada korban. Remaja yang menjadi korban bullying sering mengalami memar, lebam, luka sayatan, atau bahkan patah tulang. 

Selain dampak fisik langsung, bullying juga dapat memicu peningkatan risiko masalah kesehatan fisik jangka panjang seperti gangguan tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita sebagai remaja untuk menghentikan tindakan fisik bullying, melaporkannya kepada orang dewasa yang dapat memberikan bantuan, dan memastikan keamanan dan kesejahteraan fisik remaja dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.

Dampak Bullying terhadap Kemampuan Bersosial Remaja

Bullying juga memiliki dampak sosial yang signifikan pada remaja. Tindakan bullying yang melibatkan penghinaan, pengucilan, atau penolakan oleh teman sebaya dapat menyebabkan isolasi sosial dan kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat. Remaja yang menjadi korban bullying sering kali merasa terasing, tidak diterima, dan kesulitan mempercayai orang lain. Hal ini dapat berdampak pada kehidupan sosial korban, termasuk penurunan partisipasi dalam aktivitas sosial, kehilangan teman, dan merasa sendiri. 

Dampak sosial bullying juga dapat berlanjut hingga masa dewasa, mempengaruhi kemampuan remaja untuk membentuk hubungan yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, kita sebagai remaja perlu memahami dampak sosial bullying dan bersikap mendukung serta mempromosikan kehidupan sosial yang inklusif dan menghormati di antara sesama.

Dampak Bullying Terhadap Pendidikan Remaja

Bullying di sekolah adalah salah satu bentuk yang paling umum dari perilaku tersebut. Dampak bullying terhadap remaja dalam konteks pendidikan sangat signifikan. Dalam beberapa kasus, korban bullying mungkin mengalami kesulitan belajar, menunjukkan penurunan dalam kinerja akademik, atau bahkan meninggalkan sekolah karena merasa tidak aman.

Korban bullying mungkin kehilangan rasa percaya diri dan keyakinan pada kemampuannya, yang pada gilirannya dapat menghambat perkembangan akademik korban. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai remaja dan juga lingkungan pendidikan untuk mengatasi bullying dengan serius dan menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan bebas dari tindakan bullying, sehingga remaja dapat mengembangkan potensi akademik dengan optimal.

Perilaku Bulllying

Yuk ikut kurangi potensi kasus bullying di lingkungan kita, pict by canva.com

Apakah di lingkunganmu terjadi tindakan bullying? Atau kamu pernah melakukan bullying secara tidak sengaja? Karena kita sudah memahami bahwa bullying berdampak buruk bagi remaja, maka mari kita turut cegah terjadinya tindakan bullying. Jadilah remaja yang dapat saling memberikan support positif satu sama lain ya, Sunners!

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 299
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?