Majalah Sunday

Relationship Burnout: Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Penulis: Rahmanita Destiatanti

Relationship burnout mengacu pada seseorang yang melepaskan atau memutuskan hubungan dari pasangannya karena berbagai alasan. Seiring berjalannya waktu, seseorang mungkin secara tidak sadar atau sengaja menjauhkan diri karena perasaan negatif dan apatis terhadap hubungan tersebut. Meskipun hal ini dapat berdampak besar pada pasangan, ada sumber daya yang tersedia untuk membantu seseorang merasa stabil lagi dalam hubungannya atau melanjutkan hidup dan memutuskan hubungan sama sekali.

Apa Itu Relationship Burnout?

Relationship Burnout: Tanda, Penyebab & Cara Mengatasinya
Ilustrasi relationship burnout. Picture by Freepik.

Relationship burnout atau kelelahan dalam hubungan dapat terjadi ketika stres dalam hubungan menjadi kronis, sehingga mengakibatkan kelelahan, mirip dengan bentuk kelelahan lainnya. Meskipun kelelahan sering dikaitkan dengan pekerjaan, kelelahan juga dapat menyusup ke dalam hubungan. Seringkali, ketika seseorang merasa diremehkan atau kurang dukungan dari pasangannya, risiko mengalami kelelahan meningkat pesat.

Seseorang yang mengalami kelelahan hubungan mungkin mulai merasakan:

  • Terpisah dari pasangannya
  • Sinis terhadap pasangan atau hubungannya
  • Perasaan negatif secara keseluruhan tentang hubungan tersebut
  • Kelelahan emosional
  • Energi terkuras

11 Tanda Relationship Burnout

Kelelahan tidak terjadi dalam semalam; sebaliknya, hal ini terjadi sebagai akibat dari periode stres dan ketegangan emosional dalam suatu hubungan. Seseorang mungkin menyadari bahwa mereka mulai takut menghabiskan waktu atau berinteraksi dengan pasangannya. Pada akhirnya, puncak ketidakbahagiaan ini bisa menyebabkan seseorang pingsan dan kehilangan tenaga untuk lebih menjaga hubungannya secara utuh.

Berikut 11 tanda-tanda potensi kelelahan dalam suatu hubungan:

1. Merasa Terpisah dari Pasangan Kamu

Seseorang yang mengalami kelelahan dalam hubungan mungkin mulai merasa terlepas atau terputus dari pasangannya. Aktivitas bersama yang biasa mereka nikmati bersama akan menjadi membosankan, menjengkelkan, atau membuat stres. Seseorang mungkin juga mulai lebih jarang memikirkan pasangannya untuk semakin menjauhkan diri.

2. Sering Bertengkar

Pertengkaran yang terus-menerus menciptakan hubungan yang beracun. Orang-orang hanya dapat mengatasi begitu banyak stres sebelum hal itu mulai berdampak buruk pada mereka baik secara fisik maupun emosional. Pada waktunya, salah satu atau kedua pihak akan mulai menutup diri, yang merupakan tanda jelas akan terjadinya kelelahan.

3. Tidak Tertarik Berhubungan Seks dengan Pasangan

Bagi banyak pasangan, seks adalah bagian penting dalam hubungan mereka. Ketika seseorang kehilangan minat untuk berhubungan intim dengan pasangannya, perilakunya bisa jadi merupakan indikasi adanya masalah yang lebih besar. Tentu saja, frekuensi berhubungan seks dalam suatu hubungan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk perbedaan libido dan jadwal. Namun, ketika seseorang menyadari dirinya menghindari seks atau merasa jijik dengan pasangannya, mereka mungkin berada di ambang kelelahan.

4. Merasa Lebih Negatif atau Sinis Terhadap Pasangan Kamu

Dalam hubungan yang sehat, pasangan biasanya akan saling memberikan keuntungan jika terjadi konflik atau perselisihan. Umumnya, kedua orang akan berasumsi bahwa pihak lain mempunyai niat baik. Namun, ketika kelelahan dalam hubungan mulai terjadi, seseorang mungkin akan mengantisipasi hal terburuk dari pasangannya dan melihatnya dari sudut pandang negatif, yang juga dikenal dengan istilah negative sentiment override.

5. Takut Menghabiskan Waktu Bersama Pasangan

Tidak ada hubungan yang sempurna dan akan selalu ada penyebab perselisihan antar pasangan. Terlepas dari itu, jika seseorang menjadi gelisah memikirkan menghabiskan waktu bersama pasangannya, ini adalah tanda kelelahan dalam hubungan.

6. Mudah Terganggu Saat Interaksi dengan Pasangan

Salah satu tanda-tanda kelelahan adalah mudahnya teralihkan. Seseorang mungkin memperhatikan bahwa mereka tidak lagi tertarik dengan apa yang dikatakan pasangannya atau mereka tidak fokus sama sekali selama percakapan. Hal ini dapat membahayakan hubungan karena sejumlah alasan, termasuk fakta bahwa komunikasi yang sehat tidak lagi digunakan untuk menyelesaikan masalah atau mengungkapkan perasaan.

7. Hubungan Lebih Banyak Menciptakan Stres Daripada Dukungan

Ketika hubungan mulai terasa lebih menegangkan daripada mendukung, ini bisa menjadi tanda bahwa hubungan sedang dalam masalah. Hubungan yang sehat pada akhirnya mempunyai landasan rasa suka dan saling mendukung.

8. Melamun Tentang Kepergian

Ketika pasangan mulai melamun tentang mengakhiri hubungan mereka atau mencari jalan keluar yang mudah, jelas ada kekhawatiran. Seseorang mungkin menyadari bahwa mereka tidak lagi memiliki energi untuk memperbaiki hubungannya dan memperbaiki keadaan dengan pasangannya. Mereka mungkin merasa lega ketika memikirkan untuk pergi.

9. Humor Telah Meninggalkan Hubungan

Tawa, humor, dan kesenangan sangat penting dalam hubungan; mereka berkontribusi pada kesehatan mental individu dan mendorong hubungan yang lebih dekat. Pasangan yang tidak lagi menikmati humor satu sama lain mungkin berisiko mengalami kelelahan, karena mereka lebih sering bertengkar daripada terikat.

10. Kelelahan Emosional

Pada saat seseorang mencapai kelelahan, mereka sudah melampaui batas kelelahan. Mereka sudah menghabiskan waktu untuk berdebat, mengkhawatirkan, dan menginvestasikan energi untuk memperbaiki kemitraan. Mengerahkan upaya sebesar ini ke dalam hubungan apa pun bisa jadi sulit, terutama dalam hubungan yang sangat bergantung pada keterikatan emosional antara dua individu. Kelelahan secara emosional pada dasarnya dapat menghilangkan harapan perbaikan dalam suatu hubungan.

11. Ketertarikan pada Orang Lain

Pandangan yang mengembara bisa menjadi tantangan terakhir dalam suatu hubungan. Ketika seseorang mulai merasa tertarik pada orang lain dan membiarkannya mengganggu hubungan mereka, ini mungkin merupakan gejala kelelahan.

Alasan Relationship Burnout

Ilustrasi relationship burnout. Picture by Freepik.

Kelelahan dalam hubungan dapat terjadi karena sejumlah faktor dan alasan. Hal ini bisa disebabkan oleh perbedaan kepribadian, perdebatan yang tiada henti, atau rasa frustrasi satu sama lain. Selain itu, salah satu pasangan mungkin merasa bahwa mereka berusaha lebih keras dibandingkan pasangannya, sehingga menimbulkan rasa ketidakseimbangan. Terlepas dari itu, masalah-masalah ini dapat menyebabkan putusnya hubungan dalam pasangan.

Beberapa alasan seseorang mungkin mengalami kelelahan dalam hubungannya meliputi:

  • Mereka tidak merasa dihargai oleh pasangannya
  • Mereka terus-menerus mengalami stres kronis
  • Mereka tumbuh terpisah dari pasangannya
  • Mereka merasa kehilangan kemandirian
  • Kurangnya komunikasi dalam hubungan
  • Tanggung jawab lain lebih penting
  • Kepribadian yang tidak cocok
  • Penyebab stres eksternal, seperti tekanan finansial

7 Tips Mengatasi Relationship Burnout

Mengalami kelelahan dalam suatu hubungan tidak berarti bahwa suatu hubungan harus berakhir. Ketika dua orang berkomitmen satu sama lain, ada sejumlah metode yang dapat mereka gunakan untuk membantu menghidupkan kembali hubungan mereka, seperti melakukan percakapan terbuka dan jujur, menghabiskan waktu berkualitas bersama, dan mempraktikkan perawatan diri.

Berikut 7 tips untuk membantumu mengatasi relationship burnout:

1. Jujurlah Tentang Kebutuhan Kamu

Mengekspresikan kebutuhan emosional dan fisik kamu dalam suatu hubungan sangatlah penting. Jujur tentang perasaan dan harapan kamu akan memungkinkan kamu membangun kepercayaan satu sama lain dan mendorong komunikasi terbuka. Meskipun lebih mudah untuk mengabaikan emosi yang tidak diinginkan, menceritakannya kepada pasangan kamu mungkin membantu memastikan bahwa tidak ada “pertengkaran buruk” di antara kamu yang pada akhirnya dapat memengaruhi hubunganmu. Kata-kata yang menyakitkan tidak mungkin ditarik kembali, jadi bersikap terbuka dengan pasangan adalah suatu keharusan.

2. Luangkan Waktu untuk Menghabiskan Waktu Bersama

Seseorang dapat dengan mudah terputus dari pasangannya jika dia tidak menjadikan hubungannya sebagai prioritas. Sebelum menyerah pada hubungan kamu, cobalah membuat komitmen untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama pasangan. Cobalah bergiliran merencanakan kencan malam, berbelanja bersama, atau mendedikasikan 10 menit sehari untuk sekadar berhubungan kembali.

3. Pelajari Bahasa Cinta Satu Sama Lain

Pasangan yang memiliki bahasa cinta yang berbeda mungkin kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif. Misalnya, seseorang yang bahasa cintanya adalah “acts of service” mungkin merasa tidak dihargai oleh pasangannya, karena usahanya tidak dibalas. Memahami bahasa cinta satu sama lain dapat membantu memulihkan hubungan antar pasangan.

4. Istirahatlah

Terkadang, istirahat satu sama lain bisa bermanfaat. Menghabiskan terlalu banyak waktu dengan pasangan bisa membuat seseorang merasa sesak dalam suatu hubungan. Bagi sebagian orang, kemandirian adalah bagian penting dari identitas diri mereka dan dapat dengan mudah hilang dalam hubungan romantis yang erat. Mengizinkan diri sendiri atau pasangan meluangkan waktu pribadi untuk refleksi diri dan relaksasi dapat membantu kamu memulihkan energi emosional yang hilang.

5. Tunjukkan Rasa Syukur

Berkonsentrasi pada aspek negatif suatu hubungan tidaklah sehat. Ketika seseorang terbiasa melakukan hal tersebut, mereka bisa menjadi terlalu fokus pada masalah-masalah sepele dan sepele. Mengalihkan perspektif diri sendiri ke sudut pandang yang merayakan hal-hal positif dapat menjadi hal yang konstruktif. Mengungkapkan rasa terima kasih atas hal-hal kecil yang dilakukan pasangan kamu dapat membantu diri sendiri menyadari bahwa hubungan kalian bermanfaat.

6. Saling Memberi Manfaat dari Keraguan

Cobalah memberi pasangan kamu manfaat dari keraguan tersebut. Selalu berasumsi bahwa tindakan dan perkataan mereka dimaksudkan untuk menyakiti kamu hanya akan menambah tekanan. Ingatkan diri sendiri tentang hal-hal baik yang telah mereka lakukan untuk kamu atau hubungan kalian. Kapan terakhir kali mereka dengan sengaja bertindak karena dendam sehingga menyebabkan kemalangan bagi kamu? Jika tidak ada kejadian yang terlintas dalam pikiran kamu, kamu tidak boleh secara otomatis berasumsi bahwa mereka ingin menangkapmu.

7. Praktikkan Perawatan Diri

Kelelahan berdampak pada setiap aspek kehidupan kamu, bukan hanya hubungan kamu. Stres kronis dapat membuat diri sendiri merasa lelah dan kalah. Oleh karena itu, mempraktikkan perawatan diri sangatlah penting. Prioritaskan menjaga pola tidur yang sehat, olahraga, dan pola makan yang teratur untuk membatasi pemicu stres yang berlebihan. Perawatan diri tidak egois. Pada kenyataannya, hal ini memungkinkan diri sendiri untuk menjadi yang terbaik dan, sebagai imbalannya, menjadi pasangan yang lebih baik.

Kapan Harus Putus?

Sayangnya, beberapa hubungan tidak dimaksudkan untuk bertahan dalam ujian waktu, tapi tidak apa-apa! Ketika pasangan menyadari bahwa mereka terjebak dalam perdebatan dan kelelahan yang tak ada habisnya, mungkin inilah saatnya untuk berpisah secara damai. Perbedaan tertentu tidak selalu bisa diabaikan, dan jika hubungan tersebut menyebabkan kamu lebih menderita daripada manfaatnya, kamu harus mempertimbangkan untuk memutuskan hubungan. Hubungan yang beracun sering kali menyebabkan gejolak emosi lebih lanjut, jadi terkadang move on adalah satu-satunya pilihan yang sehat.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 103
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?