Majalah Sunday

Punya Sifat Perfeksionis, Aman atau Bahaya bagi Kesehatan Mental?

Penulis: Lilis Anggraeni – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Istilah perfeksionis berasal dari kata serapan bahasa Inggris, yaitu perfection yang berarti kesempurnaan. Dari arti kata tersebut bisa kita ketahui bahwa sifat perfeksionis menggambarkan sosok individu yang selalu menginginkan kesempurnaan dalam hal apapun.

Lebih jelas artikel ini akan membahas mengenai, apakah punya sifat ini aman atau bahaya bagi kesehatan mental? Simak ulasannya berikut.

Apa itu sifat perfeksionis?

Ilustrasi seorang wanita mengamati penampilannya di depan cermin, pict by canva.com

Kenali Yuk, Apa Itu Sifat Perfeksionis

Seseorang yang memiliki sifat ini cenderung selalu berusaha untuk menampilkan kesempurnaan dalam hal apapun. Selain itu, seseorang yang perfeksionus juga seringkali menetapkan standar yang sangat tinggi, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Itulah mengapa mereka cenderung mengkritik diri sendiri dan orang lain jika menurutnya tidak sesuai standar yang diinginkan.

Adapun dua jenis sifat perfeksionis seperti berikut:

1. Perfeksionis Adaptif

Individu dengan tipe perfeksionis ini termasuk dalam kategori perfeksionis yang sehat dan terorganisir. Meskipun mereka memiliki standar yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain, tetapi mereka tidak menunjukkan reaksi berlebihan saat hasil atau keinginan tidak mencapai standar yang diharapkan.

Justru mereka cenderung lebih fokus pada hal positif dengan memotivasi seseorang untuk melalukan sesuatu dengan baik. Maka dari itu, cara mereka mengkritik bersifat membangun bukan menjatuhkan sesama. Dalam perspektif psikologis, sifat perfeksionis jenis ini biasanya menunjukkan perilaku positif, seperti berprestasi, kinerja aktif dan baik, dan sebagainya.

2. Perfeksionis Maladaptif

Jenis perfeksionis ini tergolong ekstrem dan tidak sehat. Dikatakan tidak sehat karena cenderung menuntut diri sendiri atau orang lain untuk memahami standar tinggi yang ia harapkan. Akibatnya, sifat perfeksionis jenis ini dapat menyebabkan stress bahkan berujung depresi.

Oleh karena itu, jenis perfeksionis ini membuat seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, seperti merasa tidak bahagia, overthinking, merasa rendah diri, gangguan makan, hingga insomnia.

Sisi Positif dari Sifat Perfeksionis

Tidak dipungkiri, meski sifat perfeksionis sering dikaitkan dengan tantangan dan dampak negatif. Namun, ada beberapa sisi positif yang akan kita dapatkan terlebih jika sifat tersebut tergolong positif dan terorganisir, seperti berikut:

1. Memiliki motivasi yang tinggi

Seseorang dengan sifat perfeksionis seringkali terdorong untuk mencapai standar yang tinggi. Untuk mencapai standar tersebut, mereka didorong untuk berusaha ekstra dan berkomitmen terhadap hasil yang baik.

2. Disiplin dan konsisiten

Selain memiliki motivasi tinggi, mereka juga sangat disiplin saat mengerjakan suatu hal dan konsisten demi mencapai hasil yang diinginkan.

3. Teliti dan rasional

Orang bersifat perfeksionis seperti ini umumnya cenderung sangat teliti dan akurat saat melakukan pekerjaan mereka. Maka dari itu, mereka selalu berfokus pada detail dan memastikan keakuratan untuk mecapai asil yang diharapkan.

4. Ambisi yang kuat dan terencana

Sifat tersebut selalu menginginkan kesempurnaan membuat mereka berambisi yang tinggi dan perencanaan yang cermat. Maka tak heran bila mereka memiliki tujuan yang jelas dan mampu berusaha keras untuk mencapainya.

5. Kemampuan problem solving

Kecenderungan mereka yang sering memperhatikan detail membuat mereka menjadi sosok yang cermat dalam mencari solusi dalam berbagai kondisi.

6. Organisir yang handal

Individu yang perfeksionis memiliki keterampilan organisir yang baik karena mereka cenderung merencanakan dan mengatur pekerjaan dengan hati-hati.

Sisi Negatif dari Sifat Perfeksionis

Di balik sisi positif dari sifat perfeksionis, penting untuk menyadari bahwa ada sisi negatif dari sifat ini, seperti stres berlebihan, kecemasan, atau kesulitan menerima ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, mengelola sifat ini secara sehat sangat diperlukan untuk kesejahteraan mental dan emosional. Terlalu menginginkan kesempurnaan dapat menyebabkan berbagai masalah, baik secara fisik maupun mental. 

Beberapa bahaya dari sifat perfeksionis antara lain:

1. Stres berlebihan

Individu yang memiliki sifat ini cenderung menetapkan standar yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri dan merasa cemas atau tidak puas ketika tidak dapat memenuhi standar tersebut. Akibatnya, individu mengalami tekanan yang memicu stress berlebihan bahkan kecemasan.

2. Skeptis dengan kinerja orang lain

Sifat perfeksionis cenderung memiliki standar yang sangat tinggi, baik untuk diri sendiri  maupun orang lain. Oleh sebab itu, mereka sering kali skeptis atau ragu-ragu terhadap kemampuan orang lain dalam mencapai standar yang mereka tetapkan. Mereka mungkin merasa bahwa hanya mereka yang dapat melakukan pekerjaan dengan benar atau sesuai dengan ekpektasi.

3. Produktivitas menurun

Terlalu fokus pada kesempurnaan sehingga merasa bimbang sekali untuk memulai atau menyelesaikan tugas karena takut tidak mampu mencapai standar yang diharapkan. Akibatnya, mereka sering menunda-nunda pekerjaan atau tugas karena merasa tidak siap atau tidak yakin bahwa hasil akhir akan memenuhi ekspektasi.

4. Memicu gangguan kesehatan

Individu dengan kepribadian perfeksionis bisa mengalami gangguan kesehatan, seperti gangguan makan, merasa tidak bahagia dan tidak puas (disforia), merasa rendah diri, kesepian, frustasi, obsesif kompulsif, insomnia, depresi yang berujung keinginan untuk bunuh diri.

Gangguan tersebut timbul karena kecenderungan sifat perfeksionis yang selalu menginginkan kesempurnaan tanpa melihat keterbatasan.

5. Kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain

Individu dengan kepribadian perfeksionis akan menilai orang lain sama seperti menilai diri sendiri. Hal itulah yang memicu individu menaruh harapan terlalu tinggi pada teman, keluarga, pasangan, atau rekan kerja. Akibatnya individu tersebut memiliki masalah dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

6. Terlalu banyak beban pikiran

Sifat perfeksionis cenderung terlalu fokus pada kesalahan sebelumnya, takut akan kesalahan baru, memikirkan harapan orang lain, membandingkan diri, takut ditolak, dan meragukan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, penderita sifat perfeksionis tidak bisa menikmati hidup dengan tenang dan damai pikiran.

Apakah Sifat Perfeksionis itu Bahaya atau Aman?

Sifat perfeksionis tidak dapat secara langsung dikatakan “bahaya” atau “aman”, karena hal itu tergantung pada bagaimana sifat tersebut dimanifestasikan dan dikelola oleh individu. Orang-orang yang memiliki sifat ini cenderung memiliki standar tinggi dapat memberikan motivasi untuk mencapai kesempurnaan dalam hal pekerjaan atau kehidupan.

Sebaliknya, jika sifat tersebut dibiarkan tidak terkendali dapat menyebabkan stres berlebihan, kecemasan, dan kesulitan dalam menerima ketidaksempurnaan. Dengan demikian, penting bagi individu yang memiliki sifat perfeksionis untuk mengelola ekspektasi tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain.

Sebagaimana yang ditinjau oleh Dr. Sienny Agustin dari Alodokter menyarankan beberapa langkah untuk mengelola sifat perfeksionis, di antaranya:

  • Mulailah berhenti menaruh ekspektasi tinggi dengan menerima orang lain apa adanya. Kemudian menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat membuat kesalahan.
  • Tidak menekan diri atau memaksa diri untuk selalu melakukan segala hal dengan sempurna. Individu dengan sifat perfeksionis cenderung merasa cemas, gelisah, marah, frustasi, bahkan depresi saat dalam kondisi tersebut.
  • Berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan memandang rendah diri sendiri.
  • Menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang terdekat.
  • Kurangi menetapkan tujuan yang idealis, melainkan lebih realistis dan dapat dicapai, serta fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 37
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?