Majalah Sunday

Pikiran Bunuh Diri Pasif:
Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!

Penulis: Arya Prasetya S.- UPN Veteran Jakarta

Ilustrasi Pikiran Bunuh Diri akibat Depresi (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sunners, apakah kalian pernah mendengar tentang Pikiran Bunuh Diri Pasif? Kita semua tahu bahwa kehidupan bisa menjadi roller coaster emosi. Ada hari-hari yang penuh tawa dan kebahagiaan, dan ada juga hari-hari yang penuh dengan tantangan dan kesedihan. Namun, apa yang terjadi jika perasaan sedih dan putus asa ini berubah menjadi sesuatu yang lebih serius?

Melansir dari databoks, berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Angka itu sudah melampaui kasus bunuh diri sepanjang tahun 2022 yang jumlahnya 900 kasus. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah kurangnya pengetahuan tentang gejala bunuh diri pasif.

Apa Itu Pikiran Bunuh Diri Pasif?

Pikiran bunuh diri atau ‘suicidal thought’, adalah kondisi di mana seseorang memiliki pikiran, ide, atau fantasi tentang mengakhiri hidup mereka sendiri. Pemikiran ini beresiko muncul pada orang yang memiliki masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, orang yang mengalami trauma atau pelecehan, orang yang sedang mengalami stres berat, dan sebagainya.

Pemikiran bunuh diri dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pasif dan aktif. Pikiran bunuh diri aktif melibatkan rencana konkret untuk mengakhiri hidup seseorang. Ini bisa berupa pemikiran tentang metode, waktu, dan tempat untuk melakukan bunuh diri.

Di sisi lain, pikiran bunuh diri pasif adalah kondisi di mana seseorang memiliki keinginan untuk mati, tetapi tidak memiliki rencana konkret untuk melakukan bunuh diri. Pemikiran ini bisa berupa  “Aku tidak peduli apakah aku hidup atau mati”, “Aku berharap aku tidak pernah lahir”, atau “Aku berharap aku bisa tertidur dan tidak pernah bangun lagi” 

Orang yang memiliki pikiran bunuh diri pasif mungkin tidak melakukan tindakan yang membahayakan diri mereka sendiri, tetapi mereka juga tidak melakukan upaya untuk menjaga kesehatan atau keselamatan mereka. Misalnya, mereka mungkin mengabaikan perawatan medis, mengemudi dengan sembrono, atau mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan.

Gejala Awal Pikiran Bunuh Diri Pasif

Ilustrasi Pikiran Bunuh Diri Pasif
Ilustrasi Depresi (Pexels.com/Gerd Altmann)

Pemikiran bunuh diri secara pasif bisa muncul dalam berbagai bentuk dan gejala. Berikut adalah beberapa tanda umum yang mungkin menunjukkan bahwa seseorang mungkin mengalami pemikiran bunuh diri pasif:

  • Perubahan mood yang drastis.
  • Penurunan minat pada aktivitas sehari-hari.
  • Perubahan pola tidur atau makan.
  • Perasaan putus asa dan tanpa harapan.
  • Kerap berbicara tentang merasa kesepian atau tak berguna.
  • Mengaku tak punya alasan untuk terus bertahan hidup.
  • Tidur terlalu sedikit atau terlalu banyak.
  • Makan tidak teratur hingga berat badan turun drastis.
  • Sering menangis dan kelelahan dengan pikiran negatif.

Cara Mengatasinya

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala pemikiran bunuh diri pasif, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Mengenali dan Mengakui Pikiran Bunuh Diri

Ilustrasi Mengenali dan Mengakui Pikiran Bunuh Diri
Ilustrasi Mengaku (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Langkah pertama dalam mengatasi pemikiran bunuh diri pasif adalah mengenali dan mengakui bahwa pikiran tersebut ada. Banyak orang merasa malu atau takut untuk mengakui bahwa mereka memiliki pikiran seperti ini, tetapi mengakui adalah langkah penting pertama untuk mendapatkan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan.

2. Mencari Bantuan Profesional

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki pemikiran bunuh diri, sangat penting untuk mencari bantuan profesional. Psikolog, psikiater, dan konselor berlisensi dapat memberikan alat dan sumber daya yang diperlukan untuk mengatasi pikiran ini.

3. Membuat Rencana Keselamatan

Rencana keselamatan adalah dokumen yang dirancang untuk membantu orang yang berjuang dengan pemikiran bunuh diri. Rencana ini biasanya mencakup daftar orang untuk dihubungi dalam krisis, strategi penanganan stres, dan cara-cara untuk mengalihkan pikiran dari bunuh diri. 

4.Menghindari Alkohol dan Obat-obatan

Pemikiran bunuh diri secara pasif dapat diperparah oleh konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Zat-zat ini dapat memperburuk perasaan depresi dan putus asa, membuat Anda lebih sulit untuk berpikir jernih dan membuat keputusan yang rasional dan sebagainya.

5. Membina Hubungan yang Sehat

Membina hubungan yang sehat dengan teman, keluarga, dan orang-orang yang peduli dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan. Dukungan ini bisa dalam bentuk percakapan, menghabiskan waktu bersama, atau hanya ada di sana ketika dibutuhkan.

Ingatlah sunners, jika kamu atau orang disekitarmu mengalami gejala diatas, jangan ragu untuk mencari bantuan. Kamu tidak sendirian dalam perjuangan ini. Ada banyak sumber daya dan dukungan yang tersedia, baik dari teman dan keluarga, maupun profesional kesehatan mental. Jangan biarkan rasa putus asa mengalahkanmu. Kamu berharga, kamu penting, dan dunia ini lebih baik dengan kehadiranmu.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 113
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?