Penulis: Alfina Rizkyana Zakiyah – Universitas Muhammadiyah Surakarta
Editor: Afindi Ranika Dewi – UNJ
Bentuk warnamu agar dapat dikenali orang lain, pict by canva.com
Banyak orang menyanggah bahwa personal branding itu seperti munafik, padahal hal tersebut salah. Personal branding perlu dilakukan untuk mem-branding diri kita siapa diri kita itu yang dilihat orang lain dan yang membentuk diri kita. Kita membuat diri kita dapat menarik jika dipandang orang. Entah bagaimana caranya, setiap orang pasti memiliki cara sendiri-sendiri untuk melakukannya.
Sejauh ini mungkin belum banyak yang paham apa itu personal branding. Menurut Erwin dan Tumewu dalam buku Personal Brand-Inc, personal brand adalah suatu kesan yang berkaitan dengan keahlian, perilaku maupun prestasi yang dibangun oleh seseorang baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan tujuan untuk menampilkan citra dirinya. Tentunya personal branding bertujuan menampakkan hal-hal yang baik dari dalam diri kita. Sedangkan munafik itu seseorang yang gemar mengatakan sesuatu yang berbeda dari seharusnya dengan tujuan tertentu. Jelas beda kan, guys? Bagaimana dengan cari muka, apakah sama? Ya bisa dibilang sama, tapi personal branding lebih elit bahasanya dan tentu lebih bermanfaat untuk kita.
Ada beberapa cara nih, teman-teman. Simak yuk!
Seperti dilansir dari Northeastern, memilih area tertentu yang ingin difokuskan dalam personal branding adalah salah satu strategi terbaik. Bagaimana cara yang tepat untuk mengenali diri sendiri? Kamu harus mengajukan beberapa pertanyaan kepada dirimu sendiri:
Jika kebingungan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu bisa bertanya kepada orang lain mengenai dirimu. Setelah mengetahui salah satu area yang ingin difokuskan, kamu akan semakin mudah untuk memperkenalkan diri sendiri di tempat kerja.
Kamu bisa mulai dengan mengenali dirimu sendiri, pict by canva.com
Jaringan atau networking sangat penting dalam membantumu untuk mengembangkan proses personal branding-mu. Sebagai contoh, kamu bisa datang ke acara-acara internal maupun eksternal kantor supaya dapat berkenalan dengan orang-orang di sekitar. Setiap orang yang kamu jumpai, bisa jadi akan menjadi orang penting dalam hidupmu di masa yang akan datang.
Dengan melakukan hal tersebut, setidaknya orang-orang akan mengenali siapa dirimu daripada hanya diam dan tidak memberikan respons saat rapat atau pertemuan. Akan tetapi, menurut Forbes, jangan ajukan pertanyaan yang biasa-biasa saja. Beri pertanyaan yang out of the box atau yang berbau kritis supaya orang-orang juga mendapatkan pengetahuan baru darimu. Selain itu, dengan mengajukan pertanyaan, kamu memperlihatkan bahwa kamu memperhatikan topik pembicaraan dengan serius.
Menjadi pembicara juga bisa menjadi jalur pengembanganmu, pict by canva.com
Hal yang satu ini mungkin tidak mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan kamu akan diundang untuk menjadi seorang pembicara di salah satu seminar. Cara ini bisa saja terwujud jika kamu melakukan eksplorasi yang lebih dalam lagi terkait skill utama dan dirimu sendiri. Saat ahli di satu bidang tertentu, tidak menutup kemungkinan kamu akan diundang untuk menjadi pembicara di seminar-seminar kampus atau bahkan seminar nasional. Ketika waktu itu datang, maksimalkan sebaik mungkin untuk membangun personal branding secara baik.
Tidak hanya secara offline, personal branding juga bisa dibangun dengan efektif secara online. Media sosial menjadi sarana yang bagus untuk digunakan dalam mengembangkan personal branding secara online. Tidak jarang, ada rekan kerjamu yang melihat-lihat isi media sosialmu, mulai dari LinkedIn, Instagram, Twitter, Facebook, dan sebagainya. Oleh karena itu, perhatikan dengan baik penggunaan media sosialmu. Jangan sampai ada hal negatif yang ada di dalamnya. Gunakan media sosial dengan bijak, salah satunya bisa dengan membagikan hasil karyamu. Misalnya, tulisan-tulisanmu di blog, hasil fotografi dan videomu, dan lain-lain. Dengan begitu, rekan kerja yang melihatnya akan terpesona dengan apa yang telah kamu buat selama ini.
Jangan lupa untuk tetap jadi diri sendiri, pict by canva.com
Pada akhirnya, menurut Psychology Today, salah satu hal penting dalam membangun personal branding adalah menjadi diri sendiri. Semakin tinggi orisinalitasnya, semakin besar kemungkinan kamu disukai oleh rekan kerja tim. Jangan menjadi orang lain agar terlihat bagus. Sebab, hal tersebut justru tidak akan membuatmu nyaman dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Setiap orang wajib membentuk warnanya masing-masing. Bagaimana ia membentuk dengan begitu ia dipandang oleh orang lain. Membentuk personal branding tidak perlu mengubah personal diri terlalu banyak. Karena hal itu akan sulit untuk kita konsisten dengan image yang sudah kita bentuk. Jadi, yuk bentuk personal branding kita dengan sebaik-baiknya.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.