Penulis: Anggita Nur Fadlilah Sari – Politeknik Negeri Media Kreatif
Editor: Fidya Damayanti – Universitas Negeri Jakarta
Hallo Sunners! Pasti kalian sudah tau nih kalau setiap wanita akan mengalami masa menstruasi setiap bulannya. Kira-kira persiapan kalian selama masuk menstruasi apa aja nih? Kebanyakan wanita masih menggunakan pembalut dibandingkan menstrual cup karena mitosnya akan merusak selaput dara wanita sehingga tidak perawan lagi (bagi yang belum melakukan hubungan intim) loh! Mitos atau fakta ya? Yuk kita bedah bersama!
Menstrual cup adalah alat yang digunakan untuk menampung darah menstruasi melalui vagina dan bisa digunakan berulang-ulang kali. Alat ini cukup praktis dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pembalut biasa ataupun pembalut kain. Tak cuman itu, alat berbentuk cup tersebut juga mengurangi risiko kebocoran yang biasanya dialami ketika menggunakan pembalut, mengurangi risiko infeksi saluran kencing, dan reproduksi.
Bagi wanita yang terbiasa menggunakan pembalut akan sedikit “ngeri” ketika memakai benda berbentuk cup seperti itu karena banyak yang percaya atau beranggapan bahwa alat tersebut dapat merusak selaput dara wanita. Ets! Pada kenyataanya, mitos itu tidaklah benar.
Menstrual cup terbuat dari silikon, karet, lateks atau elastomer yang bersertifikasi medis, sehingga bersifat lentur dan memiliki ukuran yang berbeda. Penggunaan menstrual cup haruslah tepat dan dianjurkan untuk wanita yang di bawah 30 tahun. Wanita yang belum menikah menggunakan menstrual cup berukuran kecil, sedangkan untuk wanita diatas 30 tahun dan sudah pernah melahirkan normal menggunakan ukuran yang lebih besar dikarenakan saat proses menstruasi akan mengeluarkan darah yang banyak.
Penggunaan Alat Cup Saat Menstruasi, pict by canva.com
Selain itu, perlu dipahami bahwa selaput dara memiliki beberapa variasi dan kelenturan yang berbeda. Ada beberapa kasus selaput dara bisa robek bukan karena melakukan hubungan intim melainkan saat jatuh, melakukan yoga, dan berolahraga berat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa intak tidaknya selaput dara sebenarnya tidak menunjukkan status keperawanan seorang wanita, kembali lagi kepada variasi dan elastisitas setiap wanita.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.