Majalah Sunday

Mengenal Sindrom Anak Pertama, dan Bagaimana Harus Mengatasinya?​

Penulis: Floristika Apraluya Flagracia – Universitas Kristen Indonesia 

Hallo Sunner! Apakah kamu pernah mendengar sindrom anak pertama? bagi kamu si sulung, mungkin kamu teringat momen lahirnya kamu sebagai anak pertama yang terasa istimewa bagi keluarga. Menjadi satu-satunya, orang tua pun mencurahkan sebagian besar waktunya untuk anak pertama. Pengalaman pertama ini pun menjadikan anak sebagai bintang keluarga, setidaknya selama beberapa saat hingga sang adik lahir. 

Konon, jika sudah mempunyai adik, anak pertama biasanya memikul beban yang lebih besar dibandingkan adiknya dan tidak bisa sebebas adik-adiknya. Hal ini benar terjadi dalam banyak keluarga. Mereka harus menjadi contoh yang baik untuk adiknya, menjadi tangan kanan orang tua serta dituntut menjadi sempurna.

sindrom anak pertama

Teks terkait gambar, pict by canva.com

Apa itu Sindrom Anak Pertama?

Sindrom anak pertama merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kondisi psikologis anak pertama. Dari merawat adik, membantu pekerjaan sehari-hari, merawat orang tua yang sakit hingga menyortir sebagian besar kebutuhan rumah.

Secara sosiologi anak pertama akan menjadi pribadi yang baik dan bertanggungjawab maka anak pertama akan menjadi tumpuan orang tua dalam menyelesaikan masalah keluarga. Anak tertua juga harus menghadapi masalah financial hingga percintaan yang dibalut dengan tuntutan-tuntutan dari keluarga. Mereka akhirnya merasa tertekan, depresi, dan mudah cemas. Ini dikenal sebagai sindrom anak pertama.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan sindrom anak pertama. Untuk memahami lebih lanjut, mari simak faktor utama dan cara mengatasi di balik kondisi ini!

Faktor–Faktor Penyebab Sindrom Anak Pertama

1. Dipaksa untuk dewasa lebih dulu

Gambarannya adalah:

Ketika seorang anak dipaksa untuk bersikap seperti remaja di usia nya yang masih belum bisa dibilang remaja, dia akan kehilangan masa kecil yang seharusnya menjadi haknya. Berbagai hal direnggut oleh orang tua karena ini, seperti kebahagiaan anak di masa kecil. Anak pertama tidak diberi kesempatan untuk bertingkah sebagaimana anak kecil seharusnya bertingkah.

2. Parentification

Parentification terjadi ketika seorang anak diharapkan untuk berperan seperti orang tua bagi anggota keluarga. Dalam hal ini, seorang anak dituntut untuk memberi dukungan emosional, mengasuh, mengatur, dan bertanggung jawab atas kelangsungan adik-adiknya ataupun orang tuanya. Tanggung jawab yang seharusnya dipegang oleh orang tua akhirnya dilimpahkan ke anak pertama.

3. Menjadi tikus percobaan orang tua

Seseorang yang terlahir sebagai anak tertua menjadi trial and error atau tikus percobaan parenting. Ketika adik nya lahir, kemampuan parenting orang tua sudah lebih matang. Ini juga salah satu penyebab mengapa anak yang paling kecil menjadi anak yang paling disayang dalam kebanyakan kasus.

Cara Mengelola Sindrom Anak Pertama

  1. Luangkan waktu menyenangkan diri sendiri, dengan jalan-jalan, belanja atau lakukan sesuai dengan hobi Sunners.
  2. Belajar untuk mempunyai hat yang Lebih Lapang dalam memberi maaf
  3. Belajar untuk melihat segala sesuatu dari sisi positifnya
  4. Menjalani keseharian dengan rasa percaya diri tinggi
  5. Rutin melakukan meditasi ringan
  6. Belajar untuk tidak terlalu menyalahkan diri sendiri

Teks terkait gambar, pict by canva.com

Kadang memang ada beban emosional yang harus sunner tahan dan pendam sendiri. Tapi tak ada salahnya juga untuk berbagi perasaan dan berbagi cerita pada orang yang sunner percaya untuk membuat hati terasa lebih ringan. Semoga apa pun perjuangan dan kesulitan yang sedang sunner hadapi sebagai anak sulung, sunner bisa tetap menemukan kebahagiaanmu sendiri. Kalau lelah, tak apa untuk mengambil jeda dan beristirahat sejenak. Dirimu pun berhak bahagia.

Nah, itu tadi faktor sindrom anak pertama  dan cara untuk mengatasinya. Semua itu tergantung bagaimana sunner menerima, menyikapi, serta mengelola kepribadian yang kamu miliki.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 145
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?