Majalah Sunday

Mengenal Diri, Merawat Mental:
Introvert vs Ekstrovert

Penulis: Delia Putri Amanda – Universitas Negeri Jakarta

Pernah dengar istilah introvert dan ekstrovert? Apa yang terlintas di benak kamu begitu mendengar dua istilah tersebut?

Si Paling Low Profile dan Si Paling Social Butterfly; kira-kira begitulah stereotipe dari dua tipe kepribadian yang saling bertolak belakang itu. Tapi, tahu nggak kalo selama ini kita udah salah kaprah?

Miskonsepsi Introvert dan Ekstrovert

Mari kita berangkat dari asal kedua istilah tersebut dicetuskan. Sekitar tahun 1920, seorang psikiater atau ahli psikoanalisis asal Swiss bernama Carl Gustav Jung mengenalkan konsep kepribadian yang dikenal dengan istilah introvert dan ekstrovert.

carl gustav jung, sosok pencetus konsep introvert dan ekstrovert

Carl Gustav Jung, pict by jungdownunder.com

Introvert menurut Jung adalah orang-orang yang memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas dengan diri sendiri, sehingga biasanya seorang introvert akan kelihatan tertutup, pemalu, dan suka menyendiri. Sedangkan Jung mendefinisikan ekstrovert sebagai orang-orang yang memiliki keterlibatan stimulus dari luar dirinya, sehingga umumnya seorang ekstrovert akan kelihatan easy going atau mudah bergaul.

Stereotipe Si Kalem dan Si Bawel yang melekat pada dua tipe kepribadian ini sebenarnya nggak sepenuhnya salah. Cuma, stereotipe semacam ini jadi sedikit menyalahi konsep introvert dan ekstrovert yang diusung oleh Carl Jung untuk lebih dapat mengenal diri. Pasalnya, Jung sendiri nggak pernah bilang kalo konsep kepribadian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan orang-orang. Justru, ia malah meyakini bahwa tiap orang punya kadar introvert dan ekstrovertnya masing-masing. Jadi, harusnya nggak ada satu orang pun di dunia ini yang pure introvert ataupun pure ekstrovert aja.

Pendapat ini pun diperkuat oleh Hans Eysenck, seorang psikolog asal Jerman yang menyatakan bahwa konsepsi introvert dan ekstrovert lebih berkaitan dengan “recharge” atau bagaimana cara seseorang mengisi “baterai” mentalnya dengan stimulus (internal atau eksternal) saat energi mereka terkuras. Jadi, sederhananya, konsep kepribadian ini lebih merujuk kepada cara kita mengembalikan energi ketika kita lagi capek dan loyo.

Mengenal Diri Sebagai Kunci Merawat Mental

Terus, sebenarnya apa sih tujuan kita melabeli diri sebagai introvert atau ekstrovert? Emang penting banget, ya?

Well, bisa dibilang pelabelan introvert dan ekstrovert ini termasuk salah satu cara agar kita lebih mengenal diri sendiri. Nggak jarang kan kita disibukkan dengan aktivitas “berat” yang berpotensi memicu stres atau bahkan burnout. Kalo udah begitu, hidup pasti rasanya berat banget. Kamu jadi males ngapa-ngapain karena ngerasa energimu udah terkuras habis. Untuk itu kita perlu belajar memahami diri sendiri agar bisa mengambil langkah buat menghindari kemungkinan stres tadi.

Zaman sekarang, tes psikologi gratis untuk mengetahui apakah kamu dominan introvert atau ekstrovert sudah banyak tersebar di internet. Bahkan tes-tes tentang tipe kepribadian semacam ini sepertinya sudah menjadi tren atau budaya populer yang wajib diikuti oleh para remaja, apalagi kalo kamu termasuk remaja yang FOMO.

Selain itu, tidak sulit juga untuk melabeli diri sebagai seorang introvert atau ekstrovert, karena perbedaan mendasar dari dua kepribadian ini terletak pada bagaimana kamu mendapatkan energi di saat kamu sedang “low-battery”.

Sebagai contoh, jika kamu seorang introvert, kamu pasti akan lebih senang untuk me-recharge energimu dengan menghabiskan waktu sendirian. Sebaliknya, jika kamu seorang ekstrovert, kamu justru akan mencari stimulus dari luar dirimu dengan berinteraksi. Dengan begitu, “baterai” mentalmu akan penuh kembali hanya jika kamu mengisi energimu dengan mengobrol atau nongki dengan teman-teman.

Nah, kira-kira, kamu termasuk tipe yang mana?

Yuk kenali apa itu OCD (Obsessive compulsive disorder)

Introvert vs Ekstrovert, pict by canva.com

Mengenal tipe kepribadian sebagai introvert atau ekstrovert adalah bentuk upaya untuk merawat kesehatan mental dengan lebih baik. Kesehatan mental yang terjaga dapat membantu kita terhindar dari potensi stres atau burnout berkepanjangan yang dapat mengganggu aktivitas kita sehari-hari.

Pastinya kita nggak akan pernah mau berada dalam kondisi mental yang gak stabil, kan, Sunners? Jadi, ayo mulai belajar untuk mengenal diri sendiri demi menjaga kesehatan mental kita.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 120
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?