Majalah Sunday

Legenda Sabdo Palon di Nusantara

Editor: Delia Putri Amanda – Universitas Negeri Jakarta

Kisah Sabdo Palon Nagih Janji membuat kehebohan belakangan ini. Banyak yang percaya bahwa Sabdo Palon akan menagih janjinya pada tahun 2020 ini dan mengaitkannya dengan dentuman Gunung Krakatau yang terjadi pada bulan April.

Sosok Sabdo Palon

Sebelumnya, siapa sih Sabdo Palon itu? Jadi, menurut beberapa artikel, beliau adalah seorang abdi yang berani menyuarakan kebenaran kepada raja dan berani menanggung akibatnya. Ada pula yang mengatakan bahwa beliau adalah utusan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai penasihat spiritual Prabu Brawijaya V yang ditemukan dalam Serat Darmagandhul dan ramalan Joyoboyo. 

serat darmagandhul, karya sastra jawa baru tentang kisah sabdo palon

Serat Darmagandhul, pict by canva.com

Serat Darmagandhul adalah karya sastra Jawa Baru berbentuk puisi tembang macapat yang berbahasa jawa ngoko. Serat tersebut berisi tentang ramalan kehancuran Islam setelah 500 tahun kehancuran Majapahit. Nah, Sabdo Palon akan kembali menguasai tanah Jawa setelah 500 tahun mengalah. Konon katanya beliau adalah pembimbing jawa sejati di banyak raga yang berbeda generasi. Beliau senantiasa hadir mengiringi raja-raja Jawa masa Hindu-Buddha. Mengapa Sabdo Palon ingin kembali menguasai tanah Jawa? Inilah kisah yang terjadi pada masa Raja Brawijaya V.

Kisah Sabdo Palon dan Raja Brawijaya V

Raja Brawijaya V pindah keyakinan menjadi pemeluk Islam. Dia berpisah dengan guru spiritualnya yang bernama Sabdo Palon Noyo Genggong. Sabdo Palon marah karena muridnya meninggalkan kepercayaan lama dan berkata bahwa agama Islam tidak dijalankan paripurna oleh pemeluknya, oleh karena itu agama ini akan hancur dan kepercayaan lama pun akan berjaya kembali. 

Meski mendengar perkataan Sabdo Palon seperti itu, sang Raja tetap pindah keyakinan. Dengan berat hati, Sabdo Palon pun melepas murid kesayangannya itu. Sabdo Palon menegaskan bahwa dirinyalah yang bernama Semar. Semar adalah utusan gaib Gusti Kang Murbeng Dumadi (Tuhan Yang Maha Kuasa) untuk menjalankan tugas agar manusia selalu menyembah dan bertakwa kepada Tuhan. 

Dalam Serat Darmagandhul diceritakan perpisahan antara Sabdo Palon dengan Prabu Brawijaya karena perbedaan prinsip yang berisi ungkapan seperti ini:

“Paduka yektos, manawi sampun santun agami Islam, nilar agami Buddha, turun paduka tamtu apes, Jawi kantun jawan, Jawanipun ical, remen nunut bangsa san es. Benjing tamtu dipunprentah dening tiyang Jawi ingkang mangreti.”

Yang artinya, “Paduka perlu paham, jika sudah berganti agama Islam, meninggalkan agama Buddha, keturunan Paduka akan celaka. Jawi (orang Jawa yang memahami kawruh Jawa) tinggal jawan (kehilangan jati diri Jawanya), Jawinya hilang, suka ikut-ikutan bangsa lain. Suatu saat tentu akan dipimpin oleh orang Jawa (Jawi) yang mengerti.”

Banyak orang Jawa yang percaya bahwa hal itu akan terjadi, meskipun waktunya tidak persis 500 tahun. Dalam kisah ini, kita hanya perlu mengambil beberapa sisi positifnya saja yaitu untuk selalu bertakwa kepada Tuhan agar kita semua selalu dalam perlindungan-Nya.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Hati-hati, kisah yang kamu baca mungkin benar, berwaspadalah! Dapatkan cerita misteri lainnya dari Majalah Sunday.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 3,937
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?