Majalah Sunday

Lebih Paham Jenis Majas dan Contohnya

Pernah dengar istilah majas? Sebenarnya majas merupakan salah satu dari gaya bahasa loh. Jika kalian sering membaca novel atau buku fiksi lainnya, biasanya banyak majas yang bermunculan. So, kita coba pelajari bareng jenis majas dan contohnya ya!

Di bangku sekolah kita pernah mempelajari tentang majas dan seharusnya sudah tidak asing lagi ya. Majas juga sering muncul pada puisi agar terdengar jauh lebih indah. Yuk kita pelajari bareng berbagai jenis majas di bawah ini.

Baca juga: Puisi Lama: Lengkap Dengan Pengertian, Ciri-ciri, Jenis dan Contohnya

Pengertian Majas

Majas adalah salah satu gaya bahasa yang digunakan untuk memperindah suatu bacaan dalam sebuah kalimat yang berupa kiasan. Majas membuat pembaca merasakan lebih hidup karena kosa kata yang indah dan bisa membawa imajinasi kita lebih luas.

Jenis–Jenis Majas

Dalam Bahasa Indonesia terdapat sangat banyak jenis majas, tapi dalam artikel ini kita akan membahas beberapa majas yang sering muncul pada pelajaran saja ya. Kita akan membahas jenis–jenis majas, di antaranya majas perbandingan, majas penegasan, majas sindiran, dan majas pertentangan.

Majas membuat sebuah tulisan lebih hidup, pict by canva.com

Jenis Majas Perbandingan

Majas perbandingan merupakan jenis majas yang sering banyak muncul loh. Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Berikut macam–macam majas perbandingan:

  1. Personifikasi. Majas yang membandingkan manusia dengan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah benda tersebut memiliki sifat layaknya manusia. Contoh: Dinding rumah sakit menjadi saksi bisu orang-orang yang kehilangan keluarganya
  2. Metafora. Majas yang membandingkan dua objek berbeda tetapi memiliki kemiripan dan menggunakan perumpamaan yang berbentuk analogi. Contoh:  Karna sangat gemar membaca dan sering dijuluki kutu buku
  3. Asosiasi. Majas yang membandingkan dua objek berbeda tetapi dianggap sama secara sifat dan pesan yang disampaikan secara implisit (tidak lugas). Sering juga menggunakan kata sambung “seperti”, “bak”, “bagaikan”, “laksana” dll. Contoh: Telapak tangannya seperti sebuah kapas putih
  4. Hiperbola. Majas yang mengungkapkan sesuatu secara berlebihan dan terdengar tidak masuk akal. Contoh: Ani menangis sangat kencang hingga terdengar ke seluruh penjuru desa
  5. Alegori. Majas yang menggunakan kata kiasan sebagai penggambaran. Digunakan untuk menyampaikan pesan atau filosofi yang lebih dalam. Contoh: Kapal yang terdampar di tepi pantai mewakili kesendirian dan kesedihan
  6. Simile. Sama halnya dengan majas asosiasi yaitu membandingkan dua objek berbeda dengan makna yang sama. Perbedaannya majas simile lebih mudah dipahami karena disampaikan secara eksplisit (lugas), terdapat pula kata sambung “seperti”, “bagaikan”, dan sebagainya. Contoh:  Wajahnya begitu cantik bagaikan bidadari
  7. Antonomasia. Majas yang menggunakan nama atau gelar untuk memberikan pesan secara spesifik dan cenderung implisit. Contoh: “Bapak Proklamator” mengacu pada bung karno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia
  8. Eufemisme. Majas yang digunakan untuk mengganti kata – kata atau frasa yang kasar menjadi lebih halus atau sopan. Contoh: Mari mengenang pahlawan yang telah gugur dalam pertempuran (gugur=mati/meninggal)

 

 

Jenis Majas Penegasan

Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk mengekspresikan suatu hal secara tegas. Bertujuan untuk memperkuat dan mendapatkan persetujuan pembaca maupun pendengar, berikut beberapa majas penegasan:

  1. Majas pleonasme. Majas dengan penggunaan kata – kata yang terkesan tidak efektif atau penambahan frasa yang tidak diperlukan. Hal itu memang sengaja dilakukan agar mendapatkan penegasan yang diinginkan. Contoh: Kita harus berkumpul bersama-sama (berkumpul sudah pasti bersama-sama / ramai)
  2. Repetisi. Menggunakan pengulangan satu kata, frasa, atau kalimat tujuannya untuk mempertegas apa yang dimaksud. Contoh: Ia akan terus banting tulang, ia bekerja dan bekerja, hingga malam ia memeras keringat guna menghidupi keluarganya
  3. Retorika. Majas yang menggunakan kalimat tanya tetapi tidak memerlukan jawaban. Contoh: Apakah kita akan terus diam jika melihat keadilan diinjak – injak
  4. Aliterasi. Majas yang menggunakan pengulangan pada huruf konsonan pada awal kata. Contoh: Bunga berguguran di bumi yang basah
  5. Metonimia. Majas yang menggunakan frasa untuk mewakili suatu objek dan biasanya disampaikan secara implisit. Contoh: Mata uang (bukan sebuah mata fisik melainkan perumpamaan dari bentuk suatu negara)
  6. Simbolik. Majas yang menggunakan suatu lambang atau simbol untuk mengekspresikan suatu ide, perasaan maupun konsep. Contoh: Mawar merah simbol dari cinta yang romantis.
  7. Paralelisme. Majas penegasan yang berfokus pada pengulangan kata. Dalam puisi biasanya pengulangan dilakukan pada baris yang sama dalam satu bait dan definisi kata tersebut tidak sama antara satu dan lainnya. Contoh: Kau berkertas putih, kau bertinta hitam

Jenis Majas Sindiran

Majas sindiran adalah gaya bahasa yang bermaksud untuk menyindir sesuatu baik perilaku maupun kondisi tertentu. Dalam kondisi tertentu gaya bahasa ini dibutuhkan untuk menyampaikan pesan yang terkesan implisit. Berikut contoh beberapa majas sindiran

  1. Ironi. Majas yang menyatakan fakta yang tidak sebenarnya atau menyindir secara halus. Contoh: Sopan sekali perilakunya memanggil orang dengan teriak teriak
  2. Sinisme. Majas yang bermaksud menyindir secara langsung dan bersifat tidak suka. Contoh: Kau kan sudah pintar, kenapa masih bertanya padaku
  3. Sarkasme. Majas yang disampaikan secara langsung dan terkesan mengejek, bahasa yang digunakan cupuk sensitif. Contoh: Putih benar wajahmu sampai bisa ku sendoki bedaknya 

Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah majas yang digunakan untuk mengekspresikan suatu hal dengan maksud sebaliknya. Berikut beberapa majas pertentangan

  1. Sinekdoke. Digunakan untuk menyamarkan maksud sebenarnya dengan menggunakan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sesungguhnya. Contoh:  Polisi itu berbincang tentang korupsi (padahal ia sendiri terlibat skandal korupsi)
  2. Litotes. Majas yang menggunakan gaya bahasa seolah merendahkan atau mengecilkan suatu hal untuk merendahkan diri. Contoh: Silahkan datang ke gubukku yang kumuh
  3. Antitesis. Majas  yang menggunakan dua kata berlawanan atau antonim untuk menunjukkan pertentangan. Contoh: Dia adalah cahaya dalam kegelapan, dia juga adalah bayangan dalam cahaya
  4. Paradoks. Gaya bahasa yang mengungkapkan pertentangan antara kenyataan dengan fakta, tapi pada kenyataannya mengandung kebenaran. Contoh: Nayla merasa kesepian ditengah keramaian pesta 

oleh: Fani Fadilah, SMKN 01 Jakarta Pusat

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 289
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?