Editor: Delia Putri Amanda – Universitas Negeri Jakarta
Halo, Sunners.
Kalian pernah nggak ikutan kampanye untuk kegiatan sosial tertentu? Kalau iya, tentu kalian juga nggak asing sama yang donasi ini, donasi itu, kasih ini, kasih itu secara langsung. Nah, itu kampanye yang dilakukan dulu banget, sebelum internet berkembang pesat. Sekarang, karena apa-apa sudah pakai internet, kampanye juga dilakuin secara daring (online). Nggak main-main, lho, ada beberapa kampanye yang tersebar di media sosial yang viral dan terkenal seperti kampanye di bawah ini.
Aksi ini digagas karena adanya fakta mengejutkan dari World Health Organization (WHO) bahwa setiap 40 detiknya ada satu orang yang bunuh diri. Dicetus pada tanggl 10 Oktober 2019, 40 Seconds of Action mengharapkan agar setiap orang bisa lebih peka terhadap kondisi orang-orang di sekitarnya. Ada hal-hal yang bisa dilakukan dalam kampanye dengan tagar #40SecondsodAaction ini, di antaranya adalah meningkatkan kesadaran terhadap isu bunuh diri, mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk mencegah seseorang bunuh diri, mengurangi stigma negatif terhadap bunuh diri, dan mengenali orang-orang di sekitar.
Memberi pelukan adalah salah satu hal yang disuarakan dalam kampanye 40 Seconds of Action, pict by canva.com
Desember 2018, kampanye Bhay Plastik dengan tagar #BhayPlastik ini mulai ramai di media sosial. Dicetus oleh Telkomsel, kampanye ini mengajak orang untuk lebih peduli lingkungan. Tentunya, dengan cara mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengurangi, digiatkan juga kegiatan daur ulang plastik, pemisahan jenis sampah, dan penggunaan kantong belanja kain. Kampanye ini melibatkan 11 kota di Indonesia.
Sampah plastik yang menumpuk menjadi alasan aksi kampanye Bhay Plastik dicetuskan, pict by canva.com
Raut muka yang lucu ketika makan lemon juga menjadi kampanye viral lainnya. Bertajuk #LemonFaceChallenge, kampanye ini ditujukan bagi penderita Diffuse Intrinsic Pontine Gliomas (DIPG). DIPG sendiri adalah kanker di batang otak yang umumnya menyerang anak-anak usia 5-9 tahun. Kampanye yang dilakukan dengan cara merekam wajah seseorang ketika memakan lemon ini pertama kali muncul di tahun 2018 oleh seorang penderita DIPG, Aubreigh Nicolas.
Lemon Face Challenge, bukan sekadar kampanye lucu-lucuan, pict by dailypost.id
Kampanye ini pertama kali muncul di media sosial Twitter dengan tagar #TumpukdiTengah di tahun 2017. Lewat tagar ini, orang-orang diajak untuk merapihkan sendiri peralatan makannya setelah selesai dan meletakkannya di tengah meja. Peralatan makan tersebut adalah piring, mangkok, gelas, sendok, dan garpu. Tujuan dari kampanye ini nggak lain adalah untuk membantu pekerjaan pramusaji. Apalagi, ketika restoran lagi penuh pengunjung, #TumpukdiTengah bisa benar-benar meringakan pekerjaan mereka. Gerakan ini pun mendapatkan respons yang positif dan ditiru banyak orang.
Kampanye Tumpuk di Tengah sebagai aksi memudahkan pekerjaan pramusaji, pict by canva.com
Masalah plastik emang udah urgent banget, ya? Buktinya ada lagi kampanye yang berhubungan sama plastik. Kayak kampanye Mulai Tanpa Sedotan yang satu ini. Dengan tagar #MulaiTanpaSedotan, orang-orang diajak untuk beralih menggunakan sedotan besi (stainless straw) atau sedotan bambu. Kampanye ini pertama kali dicetuskan oleh McDonald’s Indonesia pada 2017 lalu di satu gerai aja, nih. Per Mei 2018, #MulaiTanpaSedotan udah jadi kampanye nasional.
Bisa, yuk, Mulai Tanpa Sedotan! pict by canva.com
Sempat jadi kontroversi, kampanye Celup ternyata cukup viral di media sosial. Lewat akun Instagram @cekrek.lapor.upload ini, orang diajak untuk melaporkan tindak asusila yang dilakukan orang yang berpacaran di ruang publik. Uniknya, buat siapapun yang berhasil melaporkan, akan dapat poin yang bisa ditukarkan oleh beragam barang mulai dari pulsa, gantungan kunci, hingga kaos. Di akhir tahun 2017, akun tadi resmi ditutup karena diduga membuka aib orang lain.
Kampanye Celup yang menuai kontroversi, pict by canva.com
Salah satu tujuan dari kampanye online adalah mengumpulkan dana untuk kegiatan sosial tertentu. Seperti kampanye yang satu ini. Bertagarkan #IceBucketChallenge, orang-orang diajak untuk menyiram air es dari atas kepala mereka. Dari awal viral di tahun 2014 hingga 2016, kampanye ini berhasil mengumpulkan dana 1,6 triliun rupiah. Tentunya, menyiramkan tubuh dengan air es ini ada alasannya, yaitu sebagai bentuk kampanye atas penyakit Amytrophic Lateral Sclerosis (ALS). Penyakit yang diderita oleh pencipta Spongebob Squarepants, Stephen Hillenburg, ini menyerang syaraf dan sampai sekarang belum bisa disembuhkan.
Ice Bucket Challenge sebagai bentuk kampanye atas penyakit ALS, pict by BBC.com
Kalian udah ikut kampanye yang mana aja, nih? Atau niatnya mau bikin kampanye online yang lain?
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.