Majalah Sunday

Kampanye boleh dilakukan di sekolah?
Gimana ya baiknya kita bersikap?

Penulis: Floristika Apraluya Flagracia – Universitas Kristen Indonesia

Halo Sunner!

Apa itu kampanye?  Dan bagaimana jika itu dilakukan di sekolah?

Kampanye adalah serangkaian upaya yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi untuk mempromosikan atau memperjuangkan suatu isu tertentu kepada masyarakat umum. Tetapi  apabila penyelenggaraan kampanye di sekolah bisa menimbulkan permasalahan yang lebih rumit mengingat kesiapan para siswa dan sekolah dalam penyelenggaraan kampanye. Pengelolaan sekolah yang menjadi wewenang konkuren dari pemerintah daerah pun turut menjadi salah satu alasannya.

Bagaimana sunner harus bersikap? Yuk kita simak….

Sikap dalam mengahadapi kampanye di sekolah

1. Tetap bersikap netralitas

Di tengah kondisi politik yang dinamis, semua sekolah harus bersikap netral. Apalagi dinamikanya sangat cepat dan menarik jika menyangkut kepentingan pemilu. Sekolah tidak diharapkan  mudah mundur ke  lingkaran politik praktis dengan mengambil sikap netral. PGRI sebaiknya menghubungi  KPU dan Kementerian Dalam Negeri secara informal untuk memastikan netralitas sekolah dan tidak mengizinkan siswa di bawah  17 tahun untuk memilih.

2. Tidak tersulut emosi

saat menerima kampanye sunner jangan sampai tersulut emosinya karena itu akan menyebabkan perpecahan, dan perdebatan serta membuat suasana menjadi tidak kondusif. Sunner harus tetap bersikap tenang dan damai ditengah kampanye berlangsung.

3. Saling menghormati

Sebagai mahkluk sosial yang masih membutuhkan bantuan serta campur tangan dari orang lain, ada kalanya sunner satu pilihan dan ada kalanya juga saat berbeda pilihan. Sunner harus bisa saling menghormati dan menghargai apa pun itu keputusan dari setiap masing-masing individu. Yang sama pun jangan saling membangun kekuatan untuk melawan yang lain.

4. Hindari paksaan dan intimidasi

Faktanya, kampanye ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan  masyarakat. Jadi mari kita ajak semua orang untuk menentukan pilihan berdasarkan hati nuraninya masing-masing. Bukan karena paksaan (intervensi), bukan karena janji uang atau insentif lainnya. Percayalah, masyarakat saat ini paham dan tahu cara menilai pemimpin mana  yang layak  dipilih. 

5. Menjadikan ajang kampanye sebagai ajang positif

Menjadikan ajang kampanye sebagai ajang untuk memerangi penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran, seperti pemberantasan narkoba, illegal logging, korupsi, kolusi, nepotisme dan lain-lain.

kampanye

Teks terkait gambar, pict by canva.com

Kunci dari semua ini sebenarnya adalah etika. Etika juga harus digunakan dalam politik. Sayangnya hari ini  sudah mulai ditinggalkan. Etika politik harus dihadirkan untuk menunjukkan kedewasaan kita dalam berpolitik.

Orang yang berperilaku tidak etis, termasuk dalam dunia politik, biasanya didorong oleh keinginan berlebihan yang tidak dapat dikendalikan. Semakin baik seseorang menjaga etikanya, semakin kuat rahmatnya. Hal ini penting  untuk mendorong kedewasaan kita semua dalam segala bidang kehidupan.

Sebagai masyarakat yang peduli terhadap bangsa dan negaranya, rakyat harus bisa ikut menjaga itu semua. Kepentingan rakyat haruslah dikawal oleh rakyat sendiri. Meskipun sudah ada lembaga-lembaga yang mengatur pemilu, rakyat sendirilah garis terdepan untuk memastikan pemilu ini dapat menjadi sarana demokrasi yang baik dan menghadirkan solusi terhadap berbagai persoalan yang kita hadapi. Caranya tentu saja berbeda-beda tergantung kemampuan. Paling pertama tentu saja mulai dari diri sendiri dan keluarga.

*****

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mentaledukasi seksualtips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 220
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?