Penulis: Fenina Mutia Ratna – UNJ
Sunners, sudahkah kalian tahu istilah dari ‘Gaslighting’? Istilah ‘gaslighting’ pertama kali muncul pada tahun 1938 pada permainan Patrick Hamilton, yaitu gaslight, yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah film di tahun 1944 dengan judul Gaslight yang dibintangi oleh Charles Boyer. Namun, seiring berjalannya waktu, istilah gaslight berubah menjadi kata kerja yang mempunyai arti ‘dengan sengaja memanipulasi orang lain untuk membuat mereka berpikir bahwa mereka itu gila’. Istilah tersebut akhirnya berkembang dan dikategorikan sebagai bentuk manipulasi psikologis pada seseorang yang tanpa disadari sering terjadi di lingkungan kita, bahkan di lingkup keluarga.
Pada lingkup keluarga, orang tua mempunyai peran penting dalam mendidik seorang anak. Sebagai orang tua, harus mempunyai wawasan yang luas terkait ilmu parenting yang baik untuk tumbuh kembang anaknya, salah satunya dengan mempelajari psikologis perkembangan anak. Dengan mempelajari hal tersebut, orang tua diharapkan mampu memahami anak tanpa memanipulasi ataupun denial terhadap perasaan dan pikiran si anak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menghindari perilaku gaslight dalam berelasi, karena tindakan ini dapat membuat setiap pribadi menjadi tertekan (stress).
Berdasarkan paparan di atas, sebagai anak muda perlu aware terhadap perilaku manipulasi seperti ini, karena jika tidak, tanpa disadari, kita bisa menjadi korban, loh. Maka dari itu, yuk simak pembahasan di bawah ini tentang Gaslighting supaya dapat menambah wawasan kamu!
Ilustrasi Manipulasi, pict by canva.com
Gaslighting adalah suatu bentuk perilaku manipulasi psikologis terhadap seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan memperoleh keuntungan (kebahagiaan), sehingga membuat korban (lawan bicara) menjadi mempertanyakan tentang kebenaran dari ingatan, kewarasan, dan persepsinya sendiri. Perilaku gaslighting dapat direalisasikan dengan bentuk penyangkalan, kebohongan, penyesatan, ataupun perlawanan dari pelaku kepada korban sehingga koban menjadi tertekan dan meragukan dirinya sendiri.
Adapun contoh dari perilaku gaslighting dalam keluarga, yaitu:
Ilustrasi toxic parents, pict by canva.com
Bagaimana, Sunners? Apakah kamu familiar dengan contoh-contoh di atas? Atau malah kamu pernah merasakan kejadian seperti contoh di atas? Jika iya, yuk, ketahui lebih lanjut dampak dari perilaku gaslighting dan bagaimana cara mengatasinya.
Mendapatkan gaslighting secara terus menerus membuat korban merasa tertekan dan menimbulkan stress berat. Menurut Abramson (2014), dampak dari korban gaslighting adalah depresi berat. Umumnya, dalam kasus gaslight pada keluarga dialami oleh anak sebagai korban dan orang tua sebagai pelaku, yang kemudian dampak lainnya adalah munculnya kerenggangan hubungan antara orang tua dan anak. Selain itu, dampak dari tindakan ini juga dapat merambat hingga menyerang kesehatan mental yang berakibat pada percobaan melukai diri sendiri.
Ilustrasi depression, pict by canva.com
Sebagai orang yang menjadi korban gaslighting orang dewasa atau bahkan orang tua sendiri, mungkin kamu bingung bagaimana cara mengatasinya. Berikut ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan, yaitu:
Ilustrasi therapy, pict by canva.com
Nah, itu tadi pembahasan gaslighting pada lingkup keluarga. Semoga bisa dicermati dan dipahami dengan baik ya, Sunners. Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya. See, you!
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.