Penulis: Sudira – SMK Dharma Paramitha
Perayaan waisak, pict by canva.com
Hari Waisak juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama ini diambil dari bahasa Pali “Wesakha”, yang pada gilirannya juga terkait dengan “Waishakha” dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai “hari Buddha”.
Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu:
Tiga peristiwa ini dinamakan “Trisuci Waisak”. Keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists – WFB) yang pertama di Sri Lanka pada tahun 1950. Perayaan ini dilakukan pada purnama pertama di bulan Mei. Waisak sendiri adalah nama salah satu bulan dalam penanggalan India Kuno.
Perayaan Hari Waisak di Indonesia mengikuti keputusan WFB. Secara tradisional dipusatkan secara nasional di komplek Candi Borobudur, desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. Rangkaian perayaan Waisak nasional secara pokok adalah sebagai berikut:
Selain tiga upacara pokok tadi dilakukan pula pradaksina, pawai, serta acara kesenian.
Sekretaris Ditjen Bimas Budha Kemenag, Nyoman Suriadarama menyatakan anjuran perayaan Hari Besar Waisak bagi umat Budha di Indonesia dirayakan dari rumah saja. Hal ini menyusul pandemi Covid-19 yang belum dipastikan waktu meredanya.
“Ditjen Bimas Budha mengajak seluruh umat Budha dalam rangka merayaakan Waisak ini, rayakan masing-masing dari rumah. Bahkan, detik-detik waisak, untuk sementara yang akan jatuh pukul 17:45, diadakan juga dari rumah.” tutur Nyoman, Jumat (10/4/2020).
Nyoman menjelaskan, anjuran ini semata dukungan bagi bangsa Indonesia dalam perjuangan melawan bahkan memberantas Corona virus atau Covid-19.
Kegiatan ibadah di hari minggu dan sekolah minggu juga dilakukan di rumah masing-masing.
Terakhir dalam kegiatan ibadah sembahyang Puja Bakti, Nyoman juga meminta agar kegiatan mediasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya media sosial.
“Kita guakan live streaming dan macam-macamnya. itulah teknologi yang kita bisa manfaatkan bersama keluarga, Bersama saudara. baik itu yang jauh jauh dari tempat kita, kita tetap bisa melakukan komunikasi dan silaturahmi,” dia menandasi.
*****
Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.