Majalah Sunday

Catfishing dalam Sekstorsi

Penulis: Melisca Siadari

Terjadi peristiwa yang lumayan viral yang terjadi di bulan juli lalu di tahun 2023, di mana terjadi dua kasus video pelecehan seksual seorang ibu terhadap anaknya yang viral di sosial media Facebook. Dua kasus itu memiliki kesamaan namun terjadi di tempat yang berbeda. Pelaku memerintahkan untuk membuat video asusila dengan dijanjikan sejumlah uang.

Menurut keterangan polisi, pemilik akun Facebook tersebut mengkonfirmasi bahwa akun Facebook tersebut sudah diretas dan juga menjelaskan sebelum akun tersebut diretas, pelaku juga diminta untuk melakukan hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh kedua ibu tersebut dengan menjanjikan adanya sejumlah uang yang diberikan. Lantas mana yang benar?

Adanya bentuk penipuan atau catfishing sudah memiliki banyak jenis, terlebih dengan era digitalisasi di mana modus pun semakin beragam.

Memahami Catfishing dan Beragam Bentuknya

Adanya bentuk penipuan atau catfishing sudah memiliki banyak jenis, dari catfishing dengan kencan daring melalui profil palsu, mengatasnamakan akun seseorang akan diberikan sejumlah uang namun dengan melakukan perintah yang diminta akun tersebut sampai yang sedang viral penipuan pinjaman online.

Namun, dari dua kasus yang terjadi di atas, hal ini merupakan bentuk catfishing dengan adanya kedok atau berdasar dengan adanya pemerasan seksualitas. Sunners, Simak dan ketahui bahaya dari kasus tersebut dan hubungannya dengan seksualitas.

Penipuan atau sering disebut dengan catfishing menurut Prof. Dr. Rachmah Ida suatu bentuk perilaku di mana seseorang menyembunyikan identitas asli mereka di media sosial atau dunia maya secara umum.

Memahami Catfishing dan Beragam Bentuknya

Di sisi lain, sekstorsi atau sering disebut pemerasan seksual yang dilakukan dengan mengancam, menyakiti, mempermalukan, dan merugikan korban jika mereka tidak memenuhi keinginan pelaku. Menurut Nicola Henry dari RMIT University di Melbourne dalam penelitiannya di Jurnal Computers in Human Behavior (2024) mengungkap sekstorsi di kalangan pria dan perempuan dewasa lebih umum terjadi dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Sehingga, melalui penggabungan dua kata catfishing atau penipuan dibalik sekstorsi  menjelaskan suatu bentuk pemerasan online, saat pelaku memaksa atau menipu seseorang agar mengirimkan foto atau video seksual dirinya. Kemudian mengancam untuk membagikan gambar tersebut, kecuali jika tuntutannya berupa uang, layanan seksual, atau gambar yang lebih vulgar dipenuhi.

Bagaimana Hubungan Catfishing di Balik Sekstorsi dengan Seksualitas?

Pelaku catfishing dapat memanfaatkan emosional korban dengan menyembunyikan identitas mereka dengan memanfaatkan foto atau video bernuansa seksual milik korban, yang diperoleh melalui hacking atau diberikan langsung oleh korban atas dasar kepercayaan. Sayangnya, materi tersebut kemudian disalahgunakan untuk memeras korban.

Dampak dan akibat yang terjadi kepada korban catfishing di balik sekstorsi:

  1. Korban catfishing seringkali mengalami kekecewaan, trauma, dan kerugian emosional karena telah memiliki ikatan emosional dalam hubungan yang ternyata palsu.
  2. Pada 2020, Indonesia menjadi negara peringkat teratas dalam kasus sekstorsi di Asia menurut Global Corruption Barometer. Angka ini mencapai 18 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Sri Lanka dan Thailand.
Adanya bentuk penipuan atau catfishing sudah memiliki banyak jenis, terlebih dengan era digitalisasi di mana modus pun semakin beragam.
Makin berwaspada yuk dari jebakan catfishing

*****

Yuk jangan mudah terpancing terhadap jebakan yang ada di ranah digital. Jika kamu menjadi korban aksi catfishing, segera laporkan kepada pihak berwajib ya!

Majalah Sunday, Teman Memahami Tips Belajar, Edukasi Seksual dan Kesehatan Mental

Dapatkan informasi mengenai kesehatan mental, edukasi seksual, tips belajar dan cerita cinta hanya di Majalah Sunday, teman curhat remaja Indonesia.

Ikutan berkarya di
Majalah Sunday

Post Views: 41
Chat Now
Selamat Datang di Majalah Sunday, ada yang bisa kami bantu?